003

645 80 0
                                    

Apa aku mulai jatuh hati padamu? Sepertinya, iya.

~

Kakucho meninggalkan Senji dan Sanzu dalam ruangan itu. Senji memintanya untuk meninggalkan mereka sejenak, memberi mereka waktu untuk berbicara sejenak. Kakucho awalnya ragu, namun Senji meyakinkan Kakucho bahwa semuanya akan baik-baik saja. Kakucho meninggalkan mereka dalam satu ruangan dengan perasaan yang berat. Pria itu menuruti permintaan adiknya dan menunggunya di luar ruangan.

Suasana yang awalnya hening dan canggung dirusak oleh Senji. Wanita itu mulai membuka suara, menanyakan tentang apa tujuan Sanzu menculiknya, dan bagaimana dengan semua kronologinya dari awal sampai akhir, sampai Kakucho datang dan menghajarnya habis-habisan.

Sanzu mulai menjelaskan semuanya, dan Senji paham dengan segala yang diucapkan Sanzu. Meski mereka baru mengenal dan baru bertemu beberapa jam yang lalu, namun Sanzu merasa seperti sedang berbicara dengan orang yang sudah lama ia kenal. Rasanya nyaman berbicara dan berdekatan dengan Senji. Wanita itu juga banyak tersenyum. Sifat Senji dan Kakucho sangatlah bertolak belakang meski mereka adalah saudara kandung. Kakucho selalu bersikap dingin kepada orang lain, kata-katanya juga sangat irit dan pria itu tidak mudah tersenyum, tidak seperti adiknya. Namun, Kakucho akan berubah menjadi hangat dan perhatian bila pria itu bersama adiknya atau teman kecilnya yaitu Izana Kurokawa. Kakucho akan mudah tersenyum jika bersama kedua orang itu atau salah satu di antaranya.

Senji keasyikan mengobrol dengan Sanzu, padahal niatnya ia hanya ingin meminta penjelasan dari Sanzu. Namun ketika semuanya sudah terjawab dengan jelas oleh Sanzu, wanita itu justru membahas banyak hal. Hal-hal lucu yang baru Sanzu dengar pertama kalinya. Mereka sesekali tertawa sampai mereka lupa bahwa ada seseorang yang menunggu di luar ruangan. Padahal mereka hanya diberikan waktu 30 menit bukan satu jam.

"Mengobrol denganmu ternyata tidak buruk ya, Sanzu-san." ucap Senji diiringi senyuman manisnya.

Sanzu ikut tersenyum, "Ah, tidak. Justru mengobrol denganmu, membuatku banyak tertawa dan banyak berbicara." kata Sanzu.

"Eh? Memangnya sebelumnya tidak seperti ini?" Senji merasa sedikit terkejut.

Sanzu menggeleng. "Tidak. Aku jarang berbicara banyak pada orang lain terutama pada wanita. Aku juga tidak pernah tertawa lepas seperti ini tanpa bantuan dari obat terlarang itu."

"Kau sering mengkonsumsinya, ya?" tanya Senji sambil memicingkan matanya.

"Ya. Dengan itu, aku bisa merasakan kebebasan. Aku merasa diriku tanpa beban sedikit pun, meski itu hanya sementara."

"Boleh aku minta satu hal padamu? Eh, tapi! Apa mungkin kau akan menurutinya?"

Sanzu menatap Senji dengan heran dan penuh tanya.

"Memangnya apa yang ingin kau minta?" tanya Sanzu.

"Hanya satu. Tolong, berhentilah mengkonsumsi narkoba jenis apa pun itu. Jika kau terus-menerus mengkonsumsinya dalam jangka waktu yang panjang, kau akan merasakan dampak buruknya. Tidak sekarang tapi nanti pasti kau akan merasakannya." kata Senji.

Sanzu yang merasa dikhawatirkan itu, pipinya perlahan sedikit merona. Sanzu memalingkan wajahnya ke samping, berharap Senji tak menyadari bahwa dirinya sekarang sedang salah tingkah.

"Apa bisa?"

Sanzu kembali menatap Senji.

"Entahlah. Itu sulit."

You Mean the World to Me || Sanzu Haruchiyo x femaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang