010

349 45 2
                                    

Kau memang tak pantas bersamaku. Harusnya, malaikat sepertimu tidak bersama iblis sepertiku.

~

Sanzu, Ran, dan Rindou tiba di halaman markas Bonten. Mereka bertiga berlari memasuki markas dengan tergesa-gesa. Mereka menduga kalau ada pengkhianat Bonten yang membocorkan info serta keamanan di Bonten sehingga ketua Yakuza itu dapat masuk dengan mudahnya dan membawa para antek-anteknya untuk menyerang Bonten secara tiba-tiba.

Ketiganya sudah berada di dalam lift, menunggu lift berhenti di lantai 3 tepat di mana Takeomi katakan bahwa sedang ada keributan di sana dengan beberapa anak buah Yakuza yang masih tersisa. Lift terbuka saat sudah berada di lantai 3, ketiganya langsung keluar begitu saja dengan arah yang berbeda. Sanzu ke kanan untuk menuju kamarnya, sedangkan Haitani bersaudara ke kiri untuk membantu Takeomi dan yang lainnya di sana. Biarlah Sanzu menyusul nanti.

Sanzu berlari, masih dengan perasaan yang berkecamuk dengan pikirannya yang kacau. Kedua matanya memerah menahan tangis, degup jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya. Tangan besarnya mulai membuka kenop pintu saat dirinya sudah berada di tempat tujuan. Ia langsung menerobos masuk dan melihat ke sekelilingnya, memastikan perkataan Takeomi benar adanya atau hanya candaan semata.

Sanzu harap Takeomi hanya bercanda. Namun, pemandangan yang pertama kali laki-laki itu lihat adalah kondisi kamarnya yang berantakan dan kosong tak berpenghuni. Kedua kakinya seketika lemas seakan tak mampu menopang bobot badannya yang besar. Namun dirinya tetap memaksakan kaki panjangnya untuk berlari kembali. Menyusul rekannya yang lain dan menjemput kembali sang kekasih.

Sanzu menghampiri yang lain, di mana terdapat Haitani bersaudara, Takeomi, dan Mikey sedang berkelahi melawan para anak buah yang sisanya bisa dihitung menggunakan jari. Sebagian dari mereka telah terkapar tak bernyawa dengan darah segar yang mengalir deras dari tubuh mereka. Sanzu mulai mengayunkan katana kesayangannya dengan lihai, menebas leher jenjang para bajingan itu secara bersamaan. Suara tembakan, suara sabitan, dan suara pukulan mendominasi ruangan yang sepi ini. Saat semua lawannya sudah tewas, mereka berlima lantas segera menyusul Kokonoi dan Mochi yang sudah duluan mengejar ketua Yakuza yang membawa Senji. Lokasi mereka bisa dilacak dengan mudah oleh Takeomi, sebab sebelum mereka berdua pergi menyelamatkan Senji, Takeomi memberikan mereka sebuah benda kecil pelacak lokasi agar Takeomi dengan yang lainnya bisa dengan mudah mengetahui keberadaan Kokonoi dan Mochi. Sedangkan Kakucho, belum tahu keadaan Bonten saat ini dan ia juga belum tahu bahwa adik tercintanya sedang dalam bahaya. Memang sengaja tak ada yang memberi tahu Kakucho terlebih dahulu, biarlah Kakucho selesaikan misinya terlebih dahulu. Takut jika diberi tahu, pemuda itu akan marah dan tak fokus dengan pekerjaannya.

Mereka mulai memasuki mobilnya. Haitani bersaudara membawa mobil Sanzu, mereka satu mobil. Sedangkan Sanzu membawa mobil Mikey berada satu mobil dengan si pemilik dan Takeomi.

Mikey melirik ke arah Sanzu yang tengah menyetir mobilnya bagai orang kesetanan. Laki-laki itu membuka suaranya dalam memecah keheningan yang ada.

"Maaf, Sanzu. Aku tak tahu kalau akan jadi seperti ini."

Sanzu hanya diam.

Takeomi yang melihat itu hanya bisa menghela nafasnya pelan. Tak ingin ikut campur urusan kedua orang yang ada di depannya.

Tak ada lagi suara yang terdengar di dalam mobil Mikey. Semuanya menutup mulutnya rapat sampai di mana mereka tiba di sebuah gedung tinggi terbengkalai yang konon katanya biasa dijadikan tempat penculikan.

You Mean the World to Me || Sanzu Haruchiyo x femaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang