004

521 77 4
                                    

Dari pertemuan kita yang tak disengaja itu, menimbulkan perasaan yang tak disengaja juga.

~

Seminggu berlalu. Sanzu masih memikirkan tentang Senji. Seorang wanita cantik yang merupakan adik kandung dari Kakucho. Seringkali Sanzu meminta nomor telepon milik Senji kepada Kakucho, namun laki-laki itu tak pernah mau memberikannya kepada Sanzu. Setiap hari Sanzu selalu meneror Kakucho agar ia bisa dengan segera mendapatkan nomor telepon Senji. Entahlah, Sanzu tidak tahu mengapa dirinya sangat bersemangat sekali jika itu hal yang menyangkut tentang Senji.

"Kau menyukainya?"

Di seberang sofa sana, Kakucho duduk sambil menatap Sanzu yang berada di hadapannya itu dengan tatapan menyelidik. Sanzu yang dipandang begitu hanya cengar-cengir tidak karuan. Di dalam benaknya, Kakucho ingin sekali menendang muka songong Sanzu itu, ditambah lagi dengan cengirannya yang menyebalkan. Semakin membuat dirinya terlihat seperti orang tidak waras.

"Hey, aku bertanya padamu. Harusnya kau menjawabnya, bukan hanya cengar-cengir seperti itu." Kakucho mengomel.

Masih dengan cengirannya, Sanzu pun mulai menjawab pertanyaan Kakucho.

"Mungkin?" jawabnya labil.

Kakucho berdecih, "Kau seperti anak remaja saja, labil." katanya.

"Umurku memang bukan seperti remaja lagi, tapi wajahku masih terlihat seperti remaja, bukan?" Sanzu berucap sembari memasang gaya imut. Kedua jari telunjuknya ia letakan di pipinya, membentuk menyilang. Tak lupa juga pria itu mengedipkan kedua matanya dengan genit.

Bukannya terlihat imut dan menggemaskan di mata Kakucho, justru Sanzu terlihat seperti om-om pedofil yang sedang melancarkan aksinya untuk menculik para loli.

Rasanya, Kakucho ingin muntah saja melihatnya.

"Memang benar sudah tidak waras." gumam Kakucho menatap Sanzu dengan ngeri.

Sanzu yang melihat ekspresi Kakucho itu tertawa terbahak-bahak, membuat Kakucho semakin menatap Sanzu dengan ngeri.

"Kebanyakan nyabu." gumam Kakucho lagi.

Saking ngakaknya Sanzu menertawakan kebodohan dirinya dan juga ekspresi Kakucho hingga membuat laki-laki itu menitikan air matanya dan perutnya terasa keram akibat tertawa yang berlebihan.

Tangan kanan Sanzu memegang perutnya, pria itu meredamkan tawanya. "Hah ...." Sanzu menghela napasnya dengan tangan kirinya yang menyeka sedikit bulir bening di sudut kedua matanya.

"Kau ini kenapa, sih?!" keluh Kakucho kesal.

Sanzu menggeleng, "Aku baik-baik saja. Kenapa kau begitu mengkhawatirkanku? Apa jangan-jangan kau jatuh cinta denganku, ya?" Sanzu menunjuk lurus ke arah wajah Kakucho sambil memicingkan matanya diiringi seringainya yang menyebalkan.

Kakucho mengernyitkan keningnya. Menatap heran pada pria di depannya itu yang semakin lama, sikapnya semakin ngawur.

"Kau ini kerasukan apa?" Kakucho bertanya sebal.

"Kerasukan cintamu." Sanzu menjawabnya dengan asal, lalu laki-laki itu kembali tertawa.

"Sinting." gumam Kakucho lagi.

You Mean the World to Me || Sanzu Haruchiyo x femaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang