07 • SEMBUNYIKAN LUKA

145K 14K 3.2K
                                        

Vote
Comment

AYUK VOTENYA JUGA BANYAKIN KAYAK KOMEN !! ✨✨✨

Gengs aku minta tolong yaa buat share cerita ini buat bantu aku promosi biar lebih banyak yg baca, boleh kan? ☺

Ada yang tanya Hazel itu nyata? Iyaa dia nyata dan emang keluarganya kayak gitu, dia lebih deket sama kakeknya. Ayuk kita belajar dari cerita Hazel ini. 🥰🥰

FOLLOW WAJIB :

@coretan.vira
@keivazro

@ardes.delvian
@hazelpriyanka
@dirgentazeus
@heraasterla
@ni_ezraa
@chic_osebastian
@bejoanakbunda
@bintangmichella_
@panjisayangkamu

SIAP RAMAIKAN KOMENTAR ??

7. SEMBUNYIKAN LUKA

"Hanya karena kamu tidak menangis bukan berarti kamu tidak bersedih, sama seperti saat kamu tersenyum bukan berarti kamu bahagia"

~HARDES~

°°°°°°°

Rintikan air hujan itu terasa semakin kencang membuat suhu ruangan di dalam mobil menjadi semakin dingin. Ardes membawa mobil itu di atas kecepatan rata-rata. Hatinya yang membawanya untuk pergi menuju sekolah. Ia harap Hazel bukan di culik. Ardes memarkirkan mobilnya di depan pintu gerbang sekolahnya. Lalu Ardes turun membuat tubuhnya langsung di sambut oleh derasnya hujan. Ia tidak peduli badannya basah kuyub.

Ardes dengan cepat memutar otaknya. Tidak ada pilihan lain selain memanjat pintu gerbang belakang. Dengan nekat Ardes memanjat pintu tinggi itu lewat pohon sebagai topangan kakinya agar bisa naik. Setelah itu, Ardes langsung memeriksa ke seluruh pelosok sekolah mulai dari lantai bawah sampai lantai ke tujuh. Laki-laki itu memeriksa dari kelas ke kelas lain. Namun nihil karena tidak ada Hazel di sana.

Tiba-tiba ia teringat ada satu area lagi yang belum ia periksa, yaitu area gudang belakang. Ardes segera berlari ke sana dengan harapan bahwa Hazel masih berada di sekolah. Tubuhnya terpaku ketika melihat seorang gadis yang terkapar di lantai dengan darah yang sudah mengering di pelipisnya.

"Hazel?" panggil Ardes sambil berjongkok di depan gadis itu.

"Hei, bangun," Ardes menepuk-nepuk pipi Hazel pelan. Tetapi mata Hazel masih terpejam.

Hujannya masih deras. Tidak mungkin Ardes membawa Hazel dan membiarkan perempuan itu terguyur hujan. Namun luka Hazel harus segera di obati.

Ardes membuka jaket Keivazronya. Untung saja jaket itu anti air sehingga bagian dalamnya tidak basah. Segera ia menutupi tubuh kecil Hazel dengan jaket itu karena hawanya sangat dingin.

Kemudian Ardes kembali berlari keluar sekolah untuk mampir ke warung dekat sana. Tubuh Ardes benar-benar basah bahkan rambutnya juga basah.

Dengan tubuh yang menggigil, Ardes mendekati ibu penjual warung itu. "Permisi Bu, ada jual obat merah sama kapas?"

"Eh? Kenapa gak pake payung, Nak? Ada-ada sebentar ya," Ibu dengan kerudung biru itu mengambilkan barang apa yang Ardes sebutkan. Lalu mengikatnya di dalam kantong plastik dan memberikannya pada Ardes. "Totalnya sepuluh ribu aja,"

HARDES (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang