12 • MALAPETAKA

124K 12.2K 2.3K
                                    

Gais kalian baca sambil vote atuh 😫

Btw aku mau koreksi penyebutan nama gais... Karena banyak yang salah sebut

1. ARDES bukan Adres / Hardes. HARDES itu singkatan Hazel dan Ardes bestie..
2. KEIVAZRO bukan Keivarzo.
3. CHICO bukan Chiko.

Oke Ayang ? Jangan salah lagi ya Beb

SIAP RAMAIKAN KOMENTAR ?!

12. MALAPETAKA

"Orang yang paling besar bencinya adalah orang pendiam.
Orang yang paling besar cintanya juga orang pendiam."

°°°°°

°°°°°

"Ngapain lo ke sini?!" semprot Ardes ketika melihat seorang laki-laki dengan hoodie hitam serta topi bertulis Vergeus itu datang ke rumah sakit tempat ibunya di rawat.

Tristan menyungging senyum seolah-olah ingin bersikap ramah dengan adiknya. Tetapi justru Ardes semakin tersulut emosi.

"Kenapa? Salah gue jenguk Nyokap gue?" ucap Tristan masih tenang. "Takut kasih sayangnya direbut?"

Sindiran itu membuat Ardes menarik kerah baju Kakaknya sampai leher Tristan tercekik kuat. Ardes menatap Tristan penuh amarah yang selama ini dia pendam. Ada kobaran api di matanya sehingga Tristan memilih untuk tidak melawan. Ia sangat tahu adiknya ini memang sangat diam. Tetapi jauh dari lubuk hatinya, Ardes murka. Orang pendiam itu yang paling menakutkan karena bisa menyerang kapan saja.

"Mending lo pergi jauh-jauh dan gak usah kembali!" desis Ardes di depan wajah Tristan.

"Gue mau liat Mama gue! Bukannya selama ini dia mau ketemu sama gue? Des, anak Mama itu ada 3 dan bukan lo sama Arjuna doang!" sahut Tristan.

"Lo baru akuin lo punya ibu? Kemana aja pas Mama sakit? Lo dengan gak punya otaknya minta-minta duit buat ke club? Jangan jadi manusia murahan!"

"Selama ini gue udah bersikap baik sama lo, Tristan. Tapi sayangnya lo yang membuat gue jadi benci sama lo." ucap Ardes penuh emosi.

"Gue ini masih Kakak lo. Just chill out, bro," ucap Tristan berusaha menenangkannya.

"Who do you think you are?!" balas Ardes dengan tajam. "Sadar diri, lo itu sampah!"

Tristan tertawa sumbang. Lalu Tristan segera melayangkan pukulannya ke arah wajah Ardes membuat cengkraman di kerahnya terlepas. Ardes yang belum siap menerima serangan kilat itu ingin membalasnya tetapi ada dua orang yang menahan bahu dan lengannya agar tidak melakukan keributan di rumah sakit.

"Des! Udahh!" ucap Zeus yang baru saja datang bersama Chico untuk menjenguk ibu dari Ardes. Mereka sempat terkejut melihat pertengkaran yang terjadi antara Ardes dan Tristan.

"Ini rumah sakit, kasian orang-orang yang mau istirahat." ucap Chico masih menahan bahu Ardes.

Tristan menatap sebentar ketiga pemuda itu sebelum akhirnya ia masuk ke dalam ruang rawat inap ibunya. Ardes menepis tangan teman-temannya dengan menggerakan bahunya. Kemudian karena masih tersulut, Ardes memilih untuk pergi keluar dari rumah sakit meninggalkan kedua temannya di sana.

HARDES (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang