14 • MENCINTAI RASA SAKIT

134K 11.8K 3.1K
                                    

Vote comment

Di setarain yaa ❤

WAJIB FOLOW

@coretan.vira
@keivazro

@ardes.delvian
@hazelpriyanka

14. MENCINTAI RASA SAKIT

"Kelemahan perempuan itu adalah memilih untuk merasakan sakit meskipun ada pilihan untuk pergi meninggalkan"

~HAZEL PRIYANKA~

°°°°

"Bang Ardes?" Arjuna langsung meninggalkan mainan-mainannya begitu melihat sang Kakak datang ke rumah dengan membawa paperbag berisi kue kering kesukaan Arjuna.

Sehabis pulang dari rumah Hazel, Ardes memutuskan untuk mampir ke rumah Ayahnya karena ingin bertemu adiknya.

Kata pengasuhnya Arjuna tadi siang, anak itu sedang demam akibat telat makan. Sejak Ardes tidak lagi tinggal di sana Arjuna lebih pasif dan suka menangis sendiri. Faktor rindu dengan ibu dan kakaknya juga. Ardes segera menggendong tubuh kecil itu sambil mengusap kecil kepala Arjuna.

"Udah makan?" tanya Ardes pada Arjuna.

"Belum. Juna gak mau makan soalnya pasti nanti minum obat," jawabnya polos.

"Makan dulu. Abang suapin." Ardes menaruh Arjuna di atas sofa. Lalu Ardes menyiapkan makanan untuk Arjuna yang sudah tersedia di meja makan.

"Den Ardes kok baru kemari? Bibi baru aja balik ke sini abis dari kampung," Bi Yani adalah asisten rumah tangga yang sudah bekerja lama di keluarga Dihantara sejak Ardes masih kecil.

"Den, Bibi boleh tanya? Maaf sebelumnya menyinggung," ucap Bi Yani membuat Ardes menoleh menatapnya.

"Kenapa, Bi?"

"Semenjak ke sini, Bibi ngeliat Tuan sering bawa perempuan masuk ke sini katanya sekretarisnya. Tapi Den Arjuna selalu bilang itu cewek jahat, memangnya ada apa ya, Den? Bibi bingung tenanginnya kalau Den Arjuna nangis," jelas Bi Yani.

Raut wajah Ardes seketika berubah. Pikiran tentang Ayahnya yang berselingkuh itu menguasai otaknya. Cowok itu memegang mangkuk di tangannya erat-erat seperti menyalurkan rasa amarah yang bisa meledak kapan saja. Tetapi Ardes tetap tenang.

"Bukan apa-apa, Bi. Mungkin Arjuna lagi sakit makanya rewel." jawab Ardes seadanya.

"Arjuna, makan dulu." Ardes beralih pada adik laki-lakinya. Arjuna membuka mulut tatkala Ardes menyuapinya sesendok nasi, anak itu selalu nurut jika Ardes sudah memberi perintah.

"Juna gak mau sayurnya," ujar Arjuna sedikit merengek.

"Harus makan." Dua kata itu meluncur tegas membuat bibir Arjuna mengerucut.

"Bang, boleh gak Juna masuk ke Keivazro?" tanya Arjuna dengan mata berbinar.

"Ngapain?"

"Juna mau masuk! Biar ikut-ikutan geng cogan gitu, Bang. Tenang aja nanti Juna les sama Bang Ezra buat tinju-tinju kok," ujar Arjuna.

"Gak buka pendaftaran."

"YA BUKA DONG GIMANA SIH! JUNA KAN MAU MASUK BANG! MAU JADI KETUA NANTI KALAU UDAH GEDE!"

HARDES (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang