16 • DIA PEDULI ?

114K 11.1K 1.7K
                                    

Vote
Comment

KALIAN KETEMU CERITA HARDES DARI MANA ?

APA EMOT KALIAN PAS LIAT NOTIF ?

Bantu share cerita ini ya cantiknya Chico ❤❤❤

RAMAIKAN KOMENTARNYA YUK BIAR AKU SENENG 🥰🥰🥰

16. DIA PEDULI ?

"Pintu hatiku masih tertutup untuk orang lain karena masih kamu pemilik kuncinya"

~Hardes~

°°°°°

Akhirnya jam ekskul basket pun telah berakhir. Sedari tadi Hazel tidak berbuat apa-apa dan hanya memperhatikan para murid yang sedang latihan. Sebetulnya Hazel ingin sekali ikut tetapi ia dilarang untuk tidak melakukan aktivitas berat, niatnya untuk masuk ekskul basket tak lain karena ingin dekat dengan Ardes.

Pesan dari Ardes beberapa jam yang lalu membuat Hazel bingung. Perempuan itu tetap berada di lapangan menunggunya sesuai perintah Ardes. Lapangan yang tadinya ramai kini sudah sepi, menyisakan dirinya bersama Ardes saja. Tatapannya tertuju pada Ardes yang tengah berjalan menghampirinya.

"Kalau kamu suruh aku ke sini cuma buat ngomelin aku, mending aku pergi." ujar Hazel dengan wajah datar.

Ardes menaikkan sebelah alisnya. "Kata siapa?"

"Kan kamu sering gitu. Tapi buat hari ini aku belum siap denger kata-kata sakit dari kamu. Aku lagi gak kuat dengernya,"

"Gue mau ajari lo." kata Ardes membuat kepala Hazel terangkat menatapnya.

"Bukannya hari ini kamu mau ngumpul bareng Keivazro?" tanya Hazel.

"Iya, nanti aja." jawab Ardes. "Pegang bolanya." Ardes menyodorkan bola berwarna orange itu kepadanya. Kemudian cowok itu berjalan terlebih dahulu ke tengah lapangan. Entah Hazel harus senang atau apa tetapi dirinya takut Ardes akan kembali menyakitinya nanti sesudah bersikap manis.

"Lo bisa drible bola?" tanya Ardes.

Hazel dengan polos menggelengkan kepalanya membuat Ardes berdengus.

"Drible bola aja gak bisa pake sok mau tanding sama Jenifer. Main basket itu teknik wajibnya drible bola. Selama ini lo kemana aja udah dijelasin sama Pak Jaka?"

"Liatin kamu."

Kali ini Ardes harus extra sabar. Cowok itu mengambil bola yang Hazel pegang kemudian menjelaskan teknik-teknik cara bermain basket sambil memperagakannya.

Kalimatnya tegas dan jelas sehingga mudah untuk dimengerti, tetapi justru Hazel menjadi salah fokus karena melihat tingkat ketampanan Ardes bertambah berkali-kali lipat. Apalagi kini rambut cowok itu sudah basah karena keringat serta raut wajahnya yang terlihat serius menerangkan membuat jantung Hazel berdegup kencang.

"Ngerti?" tanya Ardes.

Hazel meneguk ludahnya. "Eng..enggak."

"Coba lo lempar bolanya ke ring. Gue mau tau sejauh mana yang lo bisa." ujar Ardes berusaha memaklumi meminiman otak Hazel.

"Gak bisa, pasti gak masuk. Lagian tiangnya kenapa tinggi banget sih!"

HARDES (SUDAH TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang