Part 12

73 22 6
                                    

Dua minggu berlalu dan waktu singkat itu membuktikan bahwa asumsi Jisoo yang berpikir kalau Jinyoung akan menceraikan istrinya ternyata salah. Pria itu hanya sibuk di kantor dengan pekerjaan yang tiada habisnya.

Kalau tahu seperti itu, Jisoo takkan membatalkan liburan mereka dan melancarkan aksinya untuk merajuk saja. Sudah dipastikan mereka sudah bersenang-senang di Paris, bahkan mungkin sekarang mereka telah kembali dari sana dengan perasaan bahagia tentu saja.

"Kak?"

Jisoo menoleh melihat Seeun yang duduk menghampirinya. Kelas masak baru saja selesai. Jisoo sudah lumayan mengetahui beberapa resep masakan dari tempat itu.

Sebagai gantinya, Jisoo ingin berhenti karena sudah malas bertemu Nayeon setiap hari. Seeun juga sekarang jarang mampir ke apartemen dan selalu bersama Nayeon. Hal itu membuat Jisoo merasa diasingkan.

"Aku dan lainnya akan pergi ke rumah Kak Nayeon, Kakak mau ikut?" Seeun bertanya pada Jisoo.

Jisoo sontak mengalihkan pandangan pada Nayeon dan dua perempuan lainnya yang juga tengah memandang ke arahnya seperti menunggu jawaban dari Jisoo.

Jisoo kembali melihat ke arah Seeun dan menggeleng. "Tidak," jawabnya.

"Tapi Kak Nayeon mengajakmu juga. Ayolah, Kak. Ikut dengan kami," pinta Seeun lagi

"Tidak Seeun, terima kasih untuk ajakannya," Ia menyampirkan tas di bahu kanan dan bersiap untuk pulang.

Untuk apa juga dia ikut dengan mereka? Tidak ada untung baginya.

Pintu keluar berada di belakang Nayeon, begitu Jisoo akan melewatinya, wanita rambut sebahu itu menghalangi.

"Ikutlah dengan kami untuk minum teh, Nona Jisoo. Anggap saja ini perayaan kecil-kecilan karena kau dan lainnya sudah mau masuk ke kelas ini," kata Nayeon.

"Terima kasih ajakannya, Nyonya Nayeon ..., tapi aku tidak ikut," tolak Jisoo lagi.

Begitu ia akan kembali berjalan, Nayeon meraih lengannya.

"Sekali saja. Ini juga pertama kalinya aku mengajakmu dan lainnya ke rumahku."

Jisoo diam menatap lama wanita itu. Ia tak paham apa jalan pikiran Nayeon yang begitu bersikap sebaik ini padanya. Apa Nayeon ingin mereka berteman agar dia bisa melepas Jinyoung? Oh, apa jangan-jangan Nayeon sudah tahu tentang hubungannya dengan Jinyoung? Tapi sepertinya tidak mungkin.

Dilihat dari wajahnya, sangat tidak mungkin bahwa wanita di hadapannya itu sudah mengetahui perlakuan suaminya. Kalau Nayeon memang sudah tahu, bukankah dia akan memaki Jisoo atau mungkin bisa mempermalukan wanita itu di depan yang lainnya? Kenapa ia malah ingin berteman?

Jisoo berusaha meyakinkan diri bahwa Nayeon belum tahu akan hal itu. Namun, siapa tahu dibalik wajah polos Nayeon itu ternyata sedang menyimpan dendam pada Jisoo? Bisa saja, 'kan dia sengaja bersikap baik sekarang, kemudian menjatuhkannya di depan banyak orang?

"Kalau dia tak mau ikut, biarkan saja. Tanpanya pun, pesta kita akan tetap berjalan, 'kan?"

Lamunan Jisoo buyar saat mendengar sahutan seorang perempuan yang berada di belakang Nayeon. Mendengar hal itu membuat Nayeon berbalik dan memberi isyarat pada perempuan tersebut untuk diam dan tak mengatakan hal seperti itu yang bisa saja menyakiti hati Jisoo.

Di sisi lain, Jisoo membenarkan hal itu. Tanpa dirinya juga pesta minum teh mereka akan berjalan lancar. Namun, Jisoo berubah pikiran. Tiba-tiba ia ingin bergabung dengan Nayeon. Bukan karena ingin berteman ataupun meramaikan pesta mereka, tetapi Jisoo ingin melihat seperti apa rumah yang ditempati Jinyoung dan istrinya itu.

Third PersonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang