2❄

1.4K 230 74
                                    

❄❄❄

Jisoo terkejut mendengar ucapan Seulgi. Ia pun meraba pipinya menggunakan punggung tangan. Ia terkejut untuk kedua kalinya saat merasakan pipinya basah. Jujur saja dia bahkan tidak sadar kapan menitikkan air mata.

"Yeongro-yaa... Kau adalah bunga mekar dalam jiwaku yang dingin."

Suara itu.

Jisoo langsung mengedarkan pandangannya ke sekeliling, mencari sumber suara yang sempat ia dengar sebelumnya.

"Hey, apa yang kau cari?" Seulgi bertanya bingung atas tingkah Jisoo yang seperti orang kebingungan.

"Unnie, kau dengar tidak ada orang bicara di sebelahku saat Sajangnim lewat tadi?"

Seulgi memasang ekspresi blank, tak lama dia menggeleng. "Ani, tidak ada orang lewat lagi sejak tadi."

Jisoo menyugar rambutnya frustasi. Lalu siapa itu? Tidak mungkin dia salah dengar. Karna suaranya terasa sangat jelas dan sangat mirip dengan suara Sajangnim yang membalas sapaan Seulgi. Selain itu, siapa Yeongro? Dan kenapa juga dia bisa merasa sedih sampai menangis seperti tadi.

Terlalu banyak pertanyaan dalam kepala Jisoo.

"Astaga!"

Jisoo berjengkit kaget atas seruan tiba-tiba Seulgi. Dia refleks bertanya kencang. "Wae?!"

"Kenapa kita masih disini?! Ini sudah masuk jam kerja, ayo cepat ke ruangan!" Seulgi menarik tangan Jisoo dan mengajaknya berlari ke arah lift. Wanita bermata kucing itu mengumpat kesal saat melihat tanda panah ke atas pada lift yang artinya lift tersebut sedang digunakan. Tanpa pikir panjang lagi ia menarik Jisoo menuju tangga darurat.

"Unnie kenapa kita naik tangga sih?! Kenapa tidak tunggu lift tadi saja?" Tanya Jisoo tapi kakinya tetap menaiki tangga dengan cepat mengikuti Seulgi yang berada dua tangga di atasnya.

"Ini krodit Jisoo, lima menit lagi big boss akan berkeliling divisi untuk mengecek setiap anggotanya. Kalau sampai kita tidak ada disana, bisa habis divisi kita dan kau terancam dipecat." Ujar Seulgi cepat. Hebat sekali pernapasannya yang masih bisa bicara lancar dan cepat dalam kondisi naik tangga teburu-buru seperti sekarang. Mungkin Seulgi sudah terbiasa begini.

Mata Jisoo melotot mendengar ucapan Seulgi. "Apa?! Kalau begitu kita harus lebih cepat unnie. Aku tidak mau kehilangan pekerjaan lagi." ujar Jisoo sambil menyalip Seulgi dan menaiki tangga lebih cepat lagi sampai meninggalkannya.

"Yak Jisoo-yaa! Tunggu aku!"

Jisoo dan Seulgi sampai dengan selamat di lantai dimana ruangan divisi mereka berada. Mereka masih menetralkan napas di depan pintu tangga darurat. Rasanya kaki mereka mau copot karna sudah menaiki berpuluh-puluh tangga.

"Astaga, make up ku pasti hancur!" Jisoo cepat-cepat mengeluarkan kaca kecil dari dalam tasnya lalu mengecek make upnya.

"Tuh kan benar!" Seru Jisoo lagi saat mendapati make up nya luntur.

Seulgi menatapnya tak habis pikir. Sempat-sempatnya Jisoo masih memikirkan make up saat napas mereka sudah kembang-kempis begini.

"Terimakasih, Sajangnim!"

Suara serentak yang terdengar dari ruangan di ujung lorong membuat Seulgi memelototkan matanya. Terlebih munculnya dua orang berpakaian rapi yang kini jalan ke arah mereka.

Exile ||Haesoo||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang