"Shinhye-yaa, aku pulang!" Seru Jisoo lemah seraya meletakkan sepatunya di rak.
"Yaa! Ada apa lagi dengan matamu itu?" Shinhye yang sedang makan mie cup menegur saat Jisoo melewatinya di ruang tengah dengan mata sembab lagi.
Fyi, sebenarnya Shinhye dan Jisoo bekerja di cafe yang sama tapi hari ini gadis itu mendapat jatah libur karena sudah menggantikan shift temannya kemarin sampai lembur.
Mendengar seruan Shinhye tadi, Jisoo yang awalnya hendak masuk ke kamarnya jadi balik lagi dan berhambur memeluk sahabatnya. Menumpahkan kembali air matanya di bahu gadis itu.
"Hiks... Shinhye-yaa, aku tidak bisa. Hiks... Aku tidak bisa menjauhinya hiks... hiks..."
"Gwenchana, tidak usah dipaksakan. Ikuti saja kata hatimu." ujar Shinhye menenangkan sembari mengusap-usap punggung Jisoo.
Jisoo menguraikan pelukan mereka lalu mengelap air matanya dengan punggung tangannya. Cepat-cepat Shinhye memberikan Jisoo tisu sebelum gadis itu meraih bajunya untuk membuang ingus.
"Hiks... Tadi aku bertemu dengannya di cafe." Jisoo mulai menceritakan semua yang dia alami seharian ini pada Shinhye. Bagaimana kegundahan hatinya yang berakhir luluh dengan Haein.
"Kau tidak salah, Jisoo-yaa." Ujar Shinhye setelah Jisoo menyelesaikan ceritanya.
"Wajar kalau kau kembali luluh dan tidak bisa menjauhinya, karena kau masih cinta dengannya. Lagipula siapa yang tidak luluh kalau diperlakukan begitu oleh pria yang masih dicintai?"
"Hiks... Tapi dia sudah punya tunangan."
Shinhye menghela napas pelan, mengontrol dirinya agar tidak melontarkan kalimat yang bisa menyakiti Jisoo. Sebenarnya tidak dibenarkan Jisoo berdekatan dengan pria yang berstatus tunangan wanita lain apalagi tanpa sebuah hubungan. Namun mengingat latar belakang kisah cinta Jisoo di masa lalu membuatnya mantap untuk mendukung Jisoo memperbaiki kisah tersebut menjadi indah. Bagi Shinhye, dipertemukan oleh cinta di kehidupan sebelumnya adalah mukjizat dan ia tidak ingin Jisoo menyinyiakan kesempatan ini.
"Besok saat dia menjemputmu, kau tanya apa alasan dia seperhatian itu denganmu dan apa arti dirimu baginya yang notabennya sudah memiliki tunangan." ujar Shinhye seraya memegang kedua pundak Jisoo dan menatapnya serius.
"Kalau dia hanya menganggapmu sebagai mantan karyawatinya maka kau benar-benar harus menjauhinya mulai besok. Tapi kalau ternyata dia juga memiliki perasaan yang sama denganmu---" Shinhye merangkul bahu Jisoo dan melanjutkan lagi ucapannya. "Itu artinya usahamu untuk medekatinya selama ini berhasil. Bukankah tujuan awalmu adalah membuat Jung Haein jatuh cinta pada Kim Jisoo meskipun dia tidak mengingatmu sebagai Yeongro?"
Jisoo tertegun, kenapa ia bisa lupa tujuannya sedari awal?
Akhirnya senyuman centil di bibirnya yang sempat hilang beberapa hari ini karena terlalu menggalau kembali lagi.
"Kau benar, Hye-yaa. Tujuanku adalah membuatnya jatuh cinta padaku untuk mengembalikan Sooho ke pelukan Yeongro." gumam Jisoo semangat seraya mengepalkan sebelah tangannya. Binar cerah kembali muncul di kedua netranya.
Melihat semangat perjuangan Jisoo yang sudah kembali membuat Shinhye merasa lega sekaligus bersyukur. Akhirnya Jisoo yang lama kembali lagi. "Nah ini baru Kim Jisoo yang aku kenal." pujinya membuat senyuman Jisoo tertarik lebih lebar.
"Ingat, mereka baru bertunangan, harapan berpisahnya lebih besar. Kalau memang Jung Haein mencintai tunangannya, dia tidak akan bersikap seperti itu padamu." Ujar Shinhye meyakinkan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Exile ||Haesoo||
FanfictionAku rasa, aku pernah melihatnya. Tapi dimana? I think I've seen this film before and I didn't like the ending. #SnowdropSequel