Tips Modusin Gebetan 1: Chat aja Dulu

373 56 6
                                    






Bunyi klakson kendaraan saling bersahutan, memperjelas ketidaksabaran pengendarannya. Jalanan juga padat akibat lampu merah di persimpangan depan sana.

"Jam pulang kerja, Neng. Pada capek pengen cepet sampe rumah tapi malah lomba mencet klakson."

Una tertawa kecil, "Amang nggak ikut sekalian ketok piringnya?"

Si penjual ketoprak hanya balas tertawa dan tetap fokus menyiapkan pesanan Una.


Una udah terbiasa banget sama suara klakson gini. Karena emang rumahnya ada tepat di samping jalan besar yang juga dekat sama lampu merah pula.

Belum lagi di seberang jalan besar udah Rumah Sakit Umum.

Tapi enaknya, kalo laper atau mau jajan dia cuma perlu keluar pagar. Gojek siapa? Hahahaha





Una tuh anak tengah. Manusia paling tersiksa di lima galaksi.

Dia harus rela ngalah sama Adiknya dan harus siap dibandingkan sama Si Kakak.

Kayak sekarang. Pas semua lagi pengen ketropak, yang harus beli ya Una. Karena Adiknya nggak mau dan Kakaknya sibuk telponan sama temen buat bahas tugas.












Una menyalakan hapenya yang bergetar. Tersenyum kecil ketika menerima undangan untuk masuk ke grub chat. Tanpa menunggu lama, Una langsung menyetujuinya.

Masuk ke roomchat dengan nama 'From Darsa High' lalu memeriksa anggota grub.

Jarinya menggulir, mencari nama Sena.

Senyumnya merekah dan langsung memencet ikon bundar. Kemudian layarnya menampilkan foto Sena sedang berdiri di atas lantai berlapis es, rambutnya tertarik ke belakang. Sepertinya foto ini diambil ketika Sena sedang berseluncur.










"Zeuna?"



Una mendongak, jadi terlonjak dan berdiri menegak. Kaget mendapati cowok di foto tadi keluar dari hapenya. Bahkan baju yang digunakan sama persis dengan yang cowok ini pakai sekarang.

Atau memang foto itu diambil hari ini?






"Kak Sena kok di sini?"

"Abis latihan," Sena mengamati penampilan Una sekilas, "rumah lo deket sini?"

Una mengulum bibir. Gadis cantik itu hanya memakai piyama berwarna biru muda yang sudah setengah kumal. Belum lagi muka khas bangun tidurnya dan rambut yang dicempol asal.

Malu banget, malah ketemu kakel ganteng.




Tapi akhirnya dia mengangguk lalu menunjuk rumah di samping gang masuk. "Itu rumah gue, Kak."

"Tetangganya Pak Yama dong?" Tanya Sena, "gue biasanya latihan di rumah Pak Yama."

Una melongo, baru ingat bahwa tetangganya yang asli Jepang itu memang punya gelanggang es di rumahnya yang ada tepat di belakang rumah Una. Semua anaknya juga atlet, apa lagi anak bungsunya yang sudah direkrut Tim Jepang.

"Gue pikir, latihannya di ice rink yang ada di mall gitu." Cicit Una.

Sena tertawa, "enggak lah. Untungnya Nyokap gue kenalannya istri Pak Yama, jadi dari kecil gue latihannya ya di tempat Pak Yama."

Una mengangguk.






"Lo nggak pernah main di tempat skatingnya Pak Yama?" Kata Sena membuka percakapan lagi.

Ice Crush Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang