"Tumben Kak Sena bawa motor?"
Sekarang Una mengikuti Nayu yang menepel pada jendela yang menghadap lurus ke rumah seberang.
Rumah Kakak kelas mereka, Lea.
Di depan rumah itu ada Sena yang sedang duduk di atas motornya dan berbicara dengan Lea.
"Udah, ah, kenapa jadi ngintip gini?" Una menegak siap membuka pintu utama Rumah Nayu yang ada di sampingnya. "Gue pulang, Na."
Tangan Una dicekal Nayu, "jangan dulu elah. Nunggu dichat aja, nanti kalo lo keluar sekarang malah kesannya nungguin banget!"
"Gitu ya?" Una kembali merapat ke jendela, kembali mengamati Sena.
Lea sudah tidak ada di sana, tapi Sena masih tak mengirim pesan ke Una. Sena seperti sedang menunggu sesuatu.
"Kak Sena nggak lagi pdkt sama Kak Lea, kan?"
"Sinting ya lo?" Maki Nayu tanpa menolehkan kepala, "Mana doyan Kak Sena sama speaker hajatan kayak Lea. Lagian ya, Lea tuh kayaknya lagi deket sama Kak Nata akhir-akhir ini."
Una tak menjawab, memicing ketika Lea keluar dari arah garasi membawa helm hitam dan langsung menyerahkannya ke Sena.
Sena terlihat mengatakan sesuatu, lalu tangannya bergerak melambai seakan menyuruh Lea pergi.
Setelah Lea masuk ke dalam rumah, Sena tampak menunduk dengan hape di tangannya.
Sena: rumah temen lo dmn?
"Dia chat, Yu."
Nayu mencondongkan tubuh ke samping lalu membaca isi pesan itu, "lah kenapa kaga nanya Lea aja sih?"
"Coba nanya dia udah dimana, biar kayak lo nggak nunggu dia banget gitu."
Una: depan rumah kak lea, kak
Una: kak sena udah otw?
Una mendongak dan mendapati Sena lagi celingukan ke arah rumah Nayu.
"Denger ya, Na." Nayu meraih kedua bahu Una dan memberikan tatapan serius, "nanti pas lo pake helm, pura-pura bego. Minta tolong dipasangin pengait helmnya."
Una mendelik lantas menggerakkan bahunya agar tangan Nayu lepas, "nggak nggak. Gue nggak senorak itu."
Nayu mencibir, "hal ini emang klise sih, tapi coba aja. Buat pengalaman kan, kapan lagi bisa dipasangin helm sama Sena Bagaswara."
"Udah ah, gue udah disuruh keluar." Una tersenyum lebar, "babai, Nayu."
Una membuka pintu, sedangkan Nayu masih menempelkan wajahnya pada kaca untuk mengamati temannya itu.
Ketika melewati halaman rumah Nayu, Una menyempatkan diri menoleh ke arah jendela. Tu anak masih di situ.
"Kak Sena dari tadi?"
Sena mendongak, menampilkan wajah tersenyumnya yang tidak pernah gagal terlihat tampan. "Baru aja." Dia menyodorkan helm pada Una, "nih."
Una menerimanya dalam diam dan langsung memakainya begitu saja. Gadis cantik itu sedang berpikir, tangannya menggenggam dua pengait yang terjuntai bebas.
Dia mengetukkan kedua pengait satu sama lain tanpa berusaha mengaitkannya sampai menimbulkan bunyi ketukan.
Una bergumam panjang, lalu berkata dengan suara pelan. "Kak Sena, spionnya boleh diputar dikit nggak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Crush
Fiksi RemajaZeuna Ashua, Una, anak kelas sepuluh yang kalo foto selalu kelihatan mungil tapi pas ketemu ternyata anaknya jangkung banget. Una tuh adik kelas incaran para kakak kelas dan idaman teman seangkatan. Baru-baru ini SMA Darsa punya project bareng ant...