HUJAN

261 59 122
                                    

___________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___________________________________

Disebuah desa kecil di Sumatera barat, tinggalah seorang anak laki laki berusia 5 tahun dengan ibunya yang mungkin berusia 23 tahun. Bocah lelaki itu tengah bermain hujan di halaman rumahnya dengan dan sesekali tertawa ke arah ibunya yang berada di depan pintu.

"Mamaaa sini ama aga main hujan hahhaha"ucap bocah itu sambil menikmati titik titik air yang jatuh ke wajahnya.

"Aga main sendiri, mama nggak suka hujan sayang nanti dingin"ucap ibunya

"Aaaa hahaha ada air air yeay yeay ada air air"ucap bocah itu sambil tertawa
Tingkah lucunya mampu membuat ibunya terkekeh geli.

"Ayo masuk ini udah sore"ucap ibunya

"Loh baru bentar" ucap bocah itu sambil memanyunkan bibirnya

"Nggak boleh lama lama ganteng, nanti sakit, ayo sini masuk"ucap ibunya yang sudah memegang handuk

Mau tak mau anak itu pun masuk ke dalam rumah dengan perasaan kesal. Sungguh ia masih ingin bermain dengan ribuan titik temannya itu.

Arga Abdillah Habib seorang anak lelaki yang tidak tahu dunia luar. Sejak lahir ia selalu berada di rumahnya saja, jika pun keluar ia hanya di perbolehkan untuk mengelilingi 5 rumah yang berada di dekat rumahnya.

Tinggal hanya berdua dengan ibunya membuat Arga sulit bersosialisasi dengan orang lain, sedangkan ayahnya pergi entah kemana saat ibunya masih mengandung Arga.

Arga kecil yang tak pernah memiliki seorang teman dalam hidupnya, namun saat hujan datang maka itu adalah saat dimana ia memiliki ribuan teman. Ia bercerita pada ibunya bahwa tetes tetes hujan itu adalah temannya, dan ia telah menamain puluhan ribu tetes hujan itu dengan nama yang berbeda-beda walau itu terdengar sangat mustahil tapi sudah lah terserah dia saja.
Benar benar bocah priik:)

Malam datang begitu saja setelah hujan mengguyur kota Padang di sore yang sejuk. Arga kecil yang tengah tertidur di pangkuan ibunya tiba tiba terbangun karena ia merasakan lapar.

"Mamaaa Aga laper"ucap Arga sambil menatap ibunya

"Hmm tunggu disini ya, biar mama ambilkan"ucap ibunya

Ibunya kedapur untuk mencari sisa makan sore yang telah Arga makan tadi, namun hanya tersisa sepotong tempe di lemari makan tersebut. Sebenarnya, ibunya belum makan sejak siang, tapi karena sore tadi Arga mandi hujan dan ibunya takut ia masuk angin, jadi ibunya membeli sebatang kecil tempe pada tetangganya yang kebetulan seorang pembuat tempe.

Erin seorang ibu tunggal yang harus membesarkan putranya dengan tenaga dan kasih sayangnya sendiri. Ia tak mempunyai seseorang yang menjadi penopang rapuhnya kecuali Arga. Melihat putranya tertawa bahagia sudah cukup bagi Erin untuk seluruh kebahagiaannya.

Erin mempunyai saudari kembar yang bernama ririn namun Ririn pindah agama menjadi kristen saat ia menikah dengan suaminya. Tak jarang ririn sering ke rumah Erin untuk melihat atau membantu kakaknya itu.

SVARGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang