AYAH...

99 25 135
                                    

Happy Reading

Pagi ini, Arga tengah bersiap seperti biasa untuk berangkat sekolah. Ia telah mempersiapkan alat tulis serta bekal yang dibuat oleh Ririn. Sekarang, Arga hanya perlu menunggu Ririn yang sedang mengambil kunci motor.

"Abang"panggil seorang gadis kecil yang berusia 5 tahun.

"Iya Ika, kenapa?" Tanya Arga

"Abang, kapan dedek sekolah?"tanya Aerika

"Tahun depan yaa, tahun depan dedek masuk SD. Kata mama seminggu lagi dedek bakal TK loh"ucap Arga sambil tersenyum pada Aerika

"Beneran? Yess dedek sekolah"ucap gadis kecil itu kegirangan

"Sekolah yang rajin, Abang mau dedek jadi sukses. Harus jadi apa yang Ika mau yaa"ucap Arga mengelus pelan rambut ikal Aerika

"Ika mau jadi peri"ucap Aerika dengan semangat

"Nggak sekalian jadi duyung?"tanya Arga

"Nggak mau, duyung nya nggak punya kaki. Dedek nggak mau nanti susah jalannya"ucap Aerika sambil mengelus betis mungil miliknya

"Hahaha, ada aja kamu"ucap Arga sambil tertawa geli

"Aga, ayo kita berangkat. Ika sama mbak Widi kan?"ucap Ririn yang baru keluar pintu dengan helm yang ada di tangannya

"Iya mama, Ika pergi dulu"ucap Aerika sambil berlari kecil ke rumah sebelah rumahnya

"Dia udah besar ternyata tan"ucap Arga yang menggeleng gelengkan kepalanya

"Kamu juga udah besar. Udah kelas dua nanti SMP terus SMA terus Kuliah terus jadi Dokter"ucap Ririn sambil mengelus lembut pipi Arga

"Aga bakal jadi dokter"ucap Arga penuh yakinan

"Iya Aga pasti bisa, ayo kita berangkat"ucap Ririn sambil tersenyum

Ririn melajukan motornya dengan kecepatan sedang, mengantar dan menjemput Arga adalah kerjaan Ririn sekarang. Tak jarang juga Arga pulang sekolah bersama Karang.

Motor berhenti di depan gerbang, Arga turun dengan perlahan dan langsung menyalim tangan Ririn. Ia tidak berniat masuk sebelum Ririn kembali ke rumah.

"yang rajin belajarnya ya "ucap Ririn saat Arga menyalim tangannya

"Siap tante"balas Arga dan melambaikan tangan pada Ririn yang telah menjalankan motornya.

Arga duduk di kursi depan Gerbang untuk menunggu Karang. Tidak mungkin Karang sudah datang jam sepagi ini. Arga menatap sekeliling dan menemukan suatu moment yang membuat hati kecilnya iri.

"Ayah, nanti ayah jemput yaa Iko nggak mau jalan. Panas ayah"ucap seorang anak lelaki seusia Arga pada ayahnya

"Oke pangeran, nanti pulang sekolah kita jalan jalan sama bunda juga. Kamu yang rajin ya "balas sayang ayah sambil mencium kening putranya

Arga hanya bisa menatap obrolan ayah dan anak itu dengan diam. Sampai akhirnya sang ayah dari anak itu menggendong putranya memasuki gerbang sekolah.

"Aga juga pengen punya ayah..."lirih Arga seperti orang berbisik

Tidak lama dari itu, sebuah mobil putih berhenti di depan gerbang tempat Arga duduk. Mobil itu mengeluarkan sosok anak laki laki dengan pria dewasa yang menggendongnya. Karang, ia melambaikan tangan pada Arga saat melihat sahabatnya itu duduk di depan gerbang.

"Hai Aga, kenapa nggak masuk hm?"tanya dokter Darma sembari menurunkan Karang dari gendongannya

"Nunggu Arang om"balas Arga

SVARGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang