Chapter 2 : Meeting You

214 26 1
                                    

Taksi yang dinaiki Yu semakin menjauh, Yu menoleh ke belakang dan melihat Sean masih berdiri di tempat terakhir mereka berpisah, Sean masih memandang taksi itu hingga hilang dari pandangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Taksi yang dinaiki Yu semakin menjauh, Yu menoleh ke belakang dan melihat Sean masih berdiri di tempat terakhir mereka berpisah, Sean masih memandang taksi itu hingga hilang dari pandangannya.

Yu mendekati jendela taksi–agar bisa memandang keluar jendela lebih jelas. Kota Taipei yang akan ia rindukan, karena sebenarnya ia berniat untuk segera meninggalkan kota itu sekaligus menutup rapat masa lalunya. Menurutnya Taipei dan Yusuke begitu melekat, walaupun video-video itu lebih banyak terjual di negara Sakura–karena memang tujuan pasarannya adalah Jepang, tapi tidak menutup kemungkinan penjualan pun dilakukan di Taipei.

Yu membuka pintu apartemennya, ia terdiam mematung di depan pintu, matanya menyapu seluruh ruangan, ia menghela nafas pelan kemudian tersenyum kecil, "Selama lima tahun aku tinggal di sini, dan kini akan menjadi sebuah ke–," ia menghentikan ucapannya, kemudian tertawa kecil lagi–dengan nada setengah lirih, "Kenangan? Untuk apa menjadi kenangan? Itu adalah dunia gelap, dan aku sudah memutuskan untuk meninggalkan itu semua. Tidak ada yang namanya kenangan." gumamnya.

Walaupun sesungguhnya hanya pekerjaannya yang merupakan dunia gelap, tidak dengan tempat tinggalnya, karena selama ini Yu memang tidak pernah mengizinkan siapapun untuk masuk ke apartemennya, kecuali sahabatnya Chris–yang itu pun hanya sesekali, karena selebihnya mereka lebih banyak bertemu di luar apartemen, dan kemarin ketika Sean tiba-tiba datang, dan tidak mungkin ia membiarkan seorang tamu untuk diam saja di luar.

Yu merebahkan diri di atas sofa, ia melirik jam di dinding, jam menunjukkan pukul lima pagi. Yu memutuskan akan tidur saja di sofa ia begitu malas jika harus beranjak lagi ke dalam kamar dan menuju tempat tidurnya. Masih lama menuju jam lima sore, jam ia akan berangkat ke stasiun–meninggalkan kota Taipei.

Yu membuka matanya, ia kembali melirik pada jam di dinding, jam empat sore dan ia segera bangun untuk bersiap-siap, kereta yang akan Yu naiki berangkat pukul lima sore

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yu membuka matanya, ia kembali melirik pada jam di dinding, jam empat sore dan ia segera bangun untuk bersiap-siap, kereta yang akan Yu naiki berangkat pukul lima sore. Yu hanya perlu membawa satu koper saja, karena selama ia bekerja di Rave Allure ia jarang membeli barang-barang di apartemennya, ia hanya mempunyai gitar dan laptop untuk keperluan hobinya di musik.

Sekali lagi sebelum meninggalkan apartemennya, Yu memandang seluruh ruangan, matanya hampir menyapu setiap sudut ruangan dan berhenti tepat di sebuah bangku kecil yang biasa ia gunakan untuk bersantai, bernyanyi atau bahkan membuat lagu, hanya itu kenangan yang terputar di kepalanya. Ia menghela nafas berat sambil tersenyum simpul, "Sayonara, Taipei..."

Doubt About Love  [SAMYU] - CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang