Chapter 9 : Case Closed

160 22 14
                                    

Sam terbangun dari tidur lelapnya, namun tidak segera membuka mata. Rasanya ada yang janggal dengan bantal dan ranjang tempatnya berbaring. Tidak hanya itu, tubuhnya terasa lebih hangat dari biasanya. Masih dengan mata terpejam, ia meraba sampingnya dan tangannya menyentuh tubuh seseorang. Ia terperangah, dengan cepat membuka mata untuk melihat ke sampingnya.

Ternyata ada Yu tidur meringkuk menghadap ke arah Sam.

Seketika Sam teringat apa yang terjadi semalam. Ketika ia berusaha menenangkan Yu lalu ia mencium pemuda itu. Sam meraba bibirnya, kemudian melirik ke arah Yu yang masih tertidur. Ia menyadari seharusnya tidak melakukan itu pada Yu. Mencium seseorang yang sedang bersedih seperti memanfaatkan keadaan. Apalagi sekarang mereka tidur di ranjang yang sama. Sam sedikit menyibakkan selimut mereka. Ia menghela napas lega karena ternyata mereka masih mengenakan pakaian lengkap.

Rupanya gerakan Sam, membangunkan Yu. Ia menggeliat kemudian menguap. Meskipun kedua matanya masih terpejam, Yu mengulum senyum. Seakan menyadari keberadaan Sam di situ, pemuda itu semakin mendekatkan tubuhnya ke arah Sam lantas menempelkan hidungnya di kaos Sam.

Sam menahan napas, tidak berani mengembuskannya seakan khawatir akan membuat Yu terkejut dan kabur. Degupan jantungnya semakin cepat. Ia tidak tahu bagaimana harus bersikap. Dalam hati, Sam meyakinkan dirinya agar tetap tenang dan memusatkan perhatiannya pada Yu. Pemuda itu membutuhkan bantuannya. Mungkin Yu merasa aman dan dilindungi bila Sam memperlakukannya seperti semalam.

"Yu?" bisik Sam, memastikan apakah Yu sudah bangun atau masih tidur tapi hanya berubah posisi.

Yu menyahut dengan gumaman yang nyaris tak terdengar. Meskipun Yu mengaku sulit mabuk, namun ia sudah menghabiskan berkaleng-kaleng bir tadi malam. Tidak mungkin ia tidak mengalami sakit kepala atau pengar sama sekali. Jadi Sam membiarkannya tertidur lagi. Toh dari sela-sela tirai masih tampak cahaya lampu, alih-alih matahari. Matanya memindai seluruh ruangan, mencari letak jam dinding yang menunjukkan pukul empat pagi.

Ia memperhatikan wajah damai Yu ketika terlelap. Dengkuran halus napasnya, bibir ranum yang sedikit terbuka, dan tampak rapuh dan tidak berdaya. Tiba-tiba ia merasa sedih dan tidak rela bila mengingat pekerjaan Yu yang dulu. Sam bersumpah tidak akan membiarkan Yu kembali ke pekerjaan lamanya walaupun pemuda itu memaksa. Ia berjanji pada diri sendiri ia akan membantu dan melindungi Yu.

Sam beranjak dari tempat tidur untuk memasak sarapan namun tangan Yu menahannya.

"Sam..." gumamnya pelan, "Temani aku."

Ia kembali berbaring di samping Yu untuk menemaninya. Tanpa sadar tangannya membelai surai Yu perlahan dan seperti seekor kucing yang dibelai, Yu menggeliat dan mendekat ke arah Sam. Tingkah Yu sungguh berbeda dengan Yusuke yang ada di video. Tiap gerakan Yusuke, meski hanya gerakan yang sederhana, selalu terlihat erotis dan menggoda. Sementara Yu yang di sampingnya justru semakin lama semakin menggemaskan.

"Kau ini..." Sam masih membelai rambut Yu. Ia harus mati-matian menahan keinginan untuk sedikit menunduk dan mencium bibir ranum itu.

Kilas balik ketika ia mencium Yu muncul di benaknya. Ia sama sekali tidak merasa jijik, seperti apa yang diucapkannya dulu saat pertama kali bertemu Yu. Bibir Yu sama seperti bibir wanita yang lembut. Tidak ada bedanya. Mungkin ini karma yang tak terelakkan bagi Sam. Ia tidak seharusnya mengatakan hal menyakitkan pada Yu karena pekerjaannya.

"Sam?" Suara itu membuyarkan lamunan Sam.

Ia tersenyum, "Bagaimana keadaanmu? Tidak pusing? Kemarin kau minum bir banyak sekali."

Yu membalas dengan senyuman dan gelengan kepala. Begitu menyadari posisi tidurnya yang berdempetan dengan Sam, ia sedikit memundurkan tubuh sambil meminta maaf. Seharusnya Sam yang meminta maaf karena lancang mencium Yu tapi tak satupun kata itu terucap dari bibir Sam. Yu juga sama sekali tidak membahas kejadian semalam. Sam sempat menduga karena Yu mabuk sehingga ia tidak ingat apa yang terjadi. Namun Yu sempat bilang bahwa ia tidak gampang mabuk. Lebih baik Sam menunggu Yu yang meminta penjelasannya.

Doubt About Love  [SAMYU] - CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang