Yu semakin murung dan ia menurunkan topi untuk menutupi wajahnya. Bahkan saat Chris melambaikan tangan dari dalam taksi, Yu hanya melambai sekilas lalu berjalan lunglai ke arah mobil Sam.
"Bagaimana kalau kita makan siang dulu?" Ia tahu Yu membutuhkan waktu untuk sendiri tapi sejak pagi mereka belum makan apapun karena Chris menolak untuk sarapan.
Yu melepas topinya, menoleh ke arah Sam. Kedua bola mata itu menatap Sam penuh kesedihan dan ia tidak tega melihat Yu seperti itu.
"Aku ikut saja. Terserah kau, Sam." sahutnya lalu kembali menghadap ke arah luar jendela.
Sam menghela napas panjang dan mengemudikan mobilnya. Sepanjang perjalanan, tidak ada satupun dari mereka yang berbicara. Bahkan Sam tidak menyalakan musik di mobilnya. Mereka berhenti di restoran mie yang mereka lalui di perjalanan pulang.
"Yu, kau mau pesan apa?"
"Kau saja yang pesan untukku, Sam."
Sam yang sedang membolak-balik buku menu, tertegun sejenak, "Apa saja?"
Lelaki di hadapannya itu mengangguk, "Ya, apa saja. Terima kasih."
Tiap kali Yu bersedih atau banyak pikiran, ia akan menikmati makanan dalam diam. Ini ketiga kalinya Sam menyaksikan perubahan sikap Yu. Biasanya Yu memang tidak begitu banyak bicara tapi saat mood-nya sedang tidak baik, ia benar-benar tidak mau mengobrol.
Namun ternyata rasa makanan yang enak itu membuat mood Yu membaik. Wajahnya berbinar sambil menatap Sam takjub.
"Ini enak, Sam."
"Makan yang banyak." Ia meletakkan irisan daging di mangkuk Yu, "Setelah ini kita jalan-jalan lagi. Kau mau, kan?" Sam mencoba keberuntungan untuk mengajak Yu pergi.
Ia sudah mempersiapkan sesuatu untuk Yu dan ia akan memberikan setelah Chris pulang. Sam tidak tahu ternyata jadwal Chris kembali ke Taipei adalah hari itu. Untung saja ia sudah membawa hadiah itu serta.
Yu berhenti mengunyah dan menatap Sam dengan kedua mata bulatnya, "Jalan-jalan?"
"Kau tidak keberatan, kan? Atau kau ada urusan setelah ini?"
"Uhm, tidak keberatan sih. Kita mau pergi ke mana, Sam?"
"Bagaimana kalau kita mencoba i-Ride?" tanya Sam seraya meletakkan irisan daging di mangkuk Yu sekali lagi. Yu sempat mengernyitkan dahi tapi tetap menerimanya dengan senyum. Melihat Yu yang sepertinya tidak paham apa itu i-Ride, Sam menjelaskan, "Bioskop sekaligus simulator yang membuat kita seolah-olah terbang. Setahuku ada di Taipei juga."
"Aku tidak pernah ke sana. Tapi sepertinya menarik."
Sam menghela napas lega karena Yu menerima ajakannya. Ia sudah membeli empat tiket i-Ride untuk dua hari, Sabtu dan Minggu hanya karena ia tidak tahu–dan tidak mau bertanya–kapan Chris kembali ke Taipei. Sedangkan tiket itu harus dibeli setidaknya sehari sebelumnya. Jadi untuk berjaga-jaga, lebih baik ia membeli tiket untuk dua hari saja.
Seusai makan siang, Sam mengemudikan mobil ke lokasi i-Ride. Mereka berbalik arah karena tidak jadi pulang ke rumah, sesuai tujuan awal. Yu tampaknya sudah tidak murung lagi. Sepanjang perjalanan ia menyalakan musik dan ikut bernyanyi dengan suara merdunya. Mereka menempuh perjalanan sekitar dua puluh menit dan sampai di depan gedung besar bertuliskan Brogent i-Ride.
Yu terkejut saat melihat Sam sudah menunjukkan tiket di ponselnya pada petugas di pintu masuk, "Kau sudah beli tiket? Kapan?"
Karena tidak ingin disangka aneh oleh Yu, Sam berbohong, "Tadi. Waktu kita makan siang." Ia beruntung karena Yu tidak lagi membahas tentang tiket. Petugas mengarahkan mereka menuju ruangan gelap kedap suara seperti di teater bioskop.
KAMU SEDANG MEMBACA
Doubt About Love [SAMYU] - Completed
FanfictionYang Yuteng berhenti dari pekerjaannya sebagai aktor JGV (Japanese Gay Video) dan memutuskan untuk pindah kota dan menjauh dari Taipei sekaligus masa lalunya. Rencananya untuk mengubur dalam-dalam masa lalunya dan memulai kehidupannya dari nol di ko...