"Yu, bagaimana kalau malam ini kita makan di luar saja?" ajak Chris ketika mereka sedang menonton TV. Lelaki itu duduk di samping Yu dan tangannya sesekali menyentuh anting pemberiannya sambil tersenyum bangga.
Yu melirik Chris sekilas, "Memangnya kita mau makan malam di mana?" Sebenarnya ia tidak begitu suka keluar rumah berkali-kali. Baru beberapa jam mereka kembali dari Hotel Hi Lai dan sekarang Chris sudah mengajaknya keluar lagi. Lebih baik Yu memasak dan makan seadanya di rumah.
"Entahlah. Aku mengikuti rekomendasi darimu saja. Kau yang tinggal di sini, kan?"
Ia berpikir agak lama kemudian menggeleng pelan, "Maaf Chris, aku belum begitu hafal restoran-restoran enak yang ada di sini. Tapi Sam pernah mengajakku makan di–"
"Sam lagi." potong Chris.
"Kenapa?" Yu mengernyit. Kini ia menoleh ke arah Chris dengan tatapan penuh tanda tanya, "Tiap kali aku menyebut nama Sam, kau sepertinya tidak suka. Memangnya Sam salah apa?" Tiba-tiba ia menjadi defensif. Chris bahkan belum begitu mengenal Sam tapi sikapnya seolah Sam sudah melakukan kesalahan besar padanya.
"Yu, memangnya Sam sangat spesial bagimu?"
Pertanyaan itu menyadarkan Yu atas sesuatu yang selama ini sudah memenuhi otaknya. Perasaannya pada Sam yang muncul dan memenuhi relung hatinya. Semula ia pikir ia hanya sekedar menyukai lelaki itu karena perhatian bertubi-tubi yang diberikan oleh Sam, tapi sepertinya perasaannya lebih dari itu. Keinginannya untuk selalu berada di samping Sam dan membantunya di saat kesulitan, semakin hari semakin besar.
Namun satu hal yang membuat Yu mengurungkan niat untuk semakin mendekati Sam, yaitu masa lalunya.
Meskipun Yu sudah berhenti, ia merasa tidak pantas bersama Sam. Ia malu dan menyesal sudah memilih jalan yang salah. Dan ketika ia ingin memperjuangkan perasaannya pada Sam, ia tidak sanggup. Sudah cukup ia dipecat karena videonya tersebar waktu itu. Ia tidak ingin rekan kerja Sam juga mengetahui hal itu dan akan menjadi bumerang bagi Sam.
Yu tidak ingin membahayakan hidup Sam. Mungkin lebih baik ia mencintai dalam diam saja daripada mempermalukan orang yang ia cintai.
"Yu?" Panggilan Chris menyadarkannya, "Kita jadi makan malam, kan?"
Untuk sementara, ia tidak ingin memikirkan Sam jadi lebih baik ia menyetujui ajakan Chris untuk makan malam di luar. Yu mengangguk, "Ayo kita berangkat."

Perkara Chris membelikan Yu sesuatu sudah membuat perasaan Sam tidak tenang seharian. Untung saja ia berhasil menyelesaikan pekerjaannya, walaupun harus bekerja lembur. Sam mengecek jam di ponselnya yang menunjukkan pukul sembilan malam. Pantas saja perutnya sudah berbunyi sejak tadi. Ia bahkan lupa makan siang hanya karena ingin berkonsentrasi pada pekerjaan agar tidak memikirkan Yu dan Chris. Ia sempat mengirimkan pesan pada Yu, bertanya tentang hal-hal sepele seperti apakah Yu sudah makan malam.Sam terlalu malas berhenti untuk membeli makan malam sehingga memutuskan untuk membuat mi instan saja di rumah. Saat menyetir, otaknya masih dipenuhi bayang-bayang tentang Yu. Tiap mobilnya berhenti di traffic light, ia akan mengecek ponsel untuk memastikan apakah Yu membalas pesannya. Tidak ada balasan sama sekali, bahkan Yu belum membacanya. Ia sampai di rumah bersamaan dengan mobil keluarga Lei yang baru saja berhenti di depan rumah mereka. Tidak biasanya mereka keluar malam, apalagi di hari kerja.
Sam keluar dari mobil untuk menyapa keluarga Lei. Asami keluar untuk membuka pagar sekaligus menyapa Sam, sementara Haoran membuka pintu belakang mobil dan menggendong Naomi yang sudah tertidur lelap.
"Si kembar sudah tidur, Sam." ujar Asami sambil membuka pintu satunya dan ada Naoki yang tidur memeluk mainan robotnya.
"Biar aku saja," Dengan sigap, Sam membantu untuk menggendong Naoki. Bocah itu ternyata cukup berat namun ketika digendong, Naoki langsung merangkul leher Sam erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Doubt About Love [SAMYU] - Completed
FanfictionYang Yuteng berhenti dari pekerjaannya sebagai aktor JGV (Japanese Gay Video) dan memutuskan untuk pindah kota dan menjauh dari Taipei sekaligus masa lalunya. Rencananya untuk mengubur dalam-dalam masa lalunya dan memulai kehidupannya dari nol di ko...