Bagian 05; Di Sekolah

2.1K 261 17
                                    

TW//CW; HARSHWORD, BULLYING.
__________

Sekolah menengah atas yang bergengsi terpampang jelas dihadapan seorang pemuda China yang sudah berseragam agak rapih, kemeja yang tak dikancing semuanya dan juga rambut yang sedikit berantakan menambahkan kesan gagah pada pemuda itu.

Renjun. Pemuda yang mulai memasuki perkarangan sekolah, dengan jalan yang tegap serta banyaknya pasang mata yang menemaninya selama perjalanan menuju kelas.

Berbagai macam tatapan diedarkan pada pemuda kelahiran Maret itu, ada tatapan kagum, suka, bahkan ada juga tatapan iri. Jangan heran mengapa Renjun memiliki beberapa orang yang iri padanya, semua itu karena Renjun terlihat sangat sempurna.

Mulai dari fisik, kepintaran sampai material pun dia menjadi pemenangnya. Fisik yang sangat sempurna, rahang yang tegas, hidung yang tinggi setinggi halu-an kalian, mata yang indah, alis yang terukir sempurna serta bibir merah yang menjadi anggota tubuh paling menggoda dikalangan perempuan maupun laki-laki submisif.

Kepintarannya pun tidak ada lawannya. Renjun sering mengikuti berbagai macam olimpiade, lomba sains dan juga beberapa kegiatan olahraga sampai ke tingkat Internasional. Setiap lomba atau olimpiade cabang mata pelajaran serta olahraga manapun yang diikutinya, Renjun tetap menjadi pemenangnya.

Dia juga seorang pemuda yang sudah melebihi kata mapan jika dibandingkan dengan anak-anak sejajarannya. Material yang dia punya bisa melebihi gaji pekerja UMR selama sepuluh tahun lebih, itupun semua material akan cair setiap bulan.

Mulai dari uang dan juga beberapa barang branded yang orang tuanya berikan sebagai tanda rasa rindu yang tak kunjung hilang. Sudah setahun lebih orang tua Renjun berada di China dan sudah selama itu juga Renjun tinggal sendiri di mansion mewahnya.

Dengan langkahnya yang tegas Renjun melewati koridor dan menuju kelas.

Memasuki kelas yang mulai ramai dengan berbagai teriakan dan juga kehebohan karena Renjun masuk ke dalam. Sementara teman-teman Renjun yang menyaksikan hanya acuh, mereka sudah biasa mendengar itu semua.

"Yow! Ketua kita dateng nihh," Yangyang menepuk pundak Hyunjin sambil melontarkan pandangan pada Renjun.

"Anjay bro, tetep sok cool aja nih bocah," Hyunjin yang mulai mengejek.

"Aelah Njin, kalau iri tuh bilang," Ketus Jeno.

Sementara Jaemin hanya tertawa melihat interaksi ketiga temannya itu.

"Eh Njun, gimana lo sama Haechan?" Jaemin mulai bertanya.

Yang ditanya hanya mengedikan bahu, "Biasa aja."

"Anjir masa sih, gue liat-liat belakangan ini lo mulai nempel terus ke dia," Goda Jeno.

Mendengar itu, gelakan tawa Hyunjin dan Yangyang memenuhi ruangan kelas.

"HAHAHAHA BENER TUH! GUE JUGA SETUJU!!" Teriak Yangyang dengan suara lantang.

"Gue juga kemarin sempet liat Renjun sama Haechan kencan di Cafe, mana romantis banget anjing!" Jelas Hyunjin dengan segala ke-sad boy-annya.

"Makanya cari pacar Njin."

Hyunjin mendengus kesal, "Udah Min. Gue udah gebet ayang Felix tapi dia gak kunjung bales perasaan gue."

Jeno yang merasa prihatin pun menepuk pundak temannya, "Yang tabah aja. Kapan-kapan juga bakalan dibales Njin."

"Yeuu, terus kalau lo kapan dibales sama Pak Qian, Yang?" Tanya Jaemin kemudian.

Yang menerima pertanyaan itu sudah kalang kabut, tak tahu bagaimana menanggapi pertanyaan barusan.

"A-anu.. hehe, udah kok."

[✓] Beloved BearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang