Bagian 10; Ketahuan Papa

2.3K 230 3
                                    

TW/CW; HARSHWORD, MENTION OF VIOLENCE, DADDY ISSUES, TOXIC PARENT.
__________

Malam berlalu hingga fajar pun tiba, sinar mentari menerobos satu sela dari tirai jendela. Mengenai netra kedua anak adam yang sedang tertidur lelap, membuat mereka berdua terbangun dan salah satu dari mereka terkejut karena mendapati dirinya yang tidur tanpa busana.

Netra pemuda itu menatap isi sekeliling kamar, berantakan, kacau, seperti ada hal yang sangat brutal terjadi semalam.

Pemuda itu menoleh pada orang disebelahnya, "Semalam kita ngapain?"

"Ngewe."

"BANGSAT! YANG BENER AJA ANJING."

"Beneran."

"Ahahahahahahaha..."

Haechan menghirup dan menghembuskan napasnya dengan pasrah, rasa panik serta takut menghantui benaknya. Renjun dan dia benar-benar bercinta semalaman? Ahahaha dirinya tak akan mempercayai hal itu.

Bohong. Renjun pasti berbohong, tidak mungkin mereka melakukan hal itu, kalau pun benar pasti Haechan telah menolak dan dipaksa oleh Renjun sendiri agar bisa bersetubuh dengannya.

"Jangan salahin gue."

"KOK GITU SIH? JELAS-JELAS LO NGERUSAK GUE!"

"Sekarang gue tanya, emang lo barang?"

"Ya engga."

"Yaudah."

Doakan Haechan untuk sabar menghadapi orang seperti Renjun ini, rasa ingin menonjok, menghantam, menampol wajah Renjun sudah tersulut hingga puncak dibenak Haechan.

Haechan menatap ruang sekitar lalu kembali mengedarkan pandangannya pada Renjun, dia menenangkan segala pikiran yang menghantui dirinya.

"Gue mau pulang," Ucap setelahnya.

"Gue anter."

"Kagak usah."

"Gue anter."

"KAGAK USAH."

"Gue anter."

"ALAH BACOT!"

"Gue anter."

"IYA ANJING, LO ANTER."

Kekesalan yang tak bisa dibendung membuat Haechan ingin segera keluar dari sini, namun apa dayanya. Bagian bawah area tubuhnya terasa perih dan sakit, keram serta beberapa bekas merah masih terdapat disana.

Haechan tanpa busana sedikit malu untuk berjalan keluar mengganti pakaian, namun dengan semua tekad serta keberanian yang dia punya, dia mencoba untuk berdiri menjauhi Renjun si pria cabul ini.

"Mau kemana?"

"Ganti baju, udah diem biarin gue sendiri."

Renjun hanya menuruti, mengiyakan Haechan yang mulai turun dari ranjang dengan hati-hati. Sungguh ini sangat perih, lubangnya berkedut menahan sakit yang tak kunjung hilang. Hingga saat dia berdiri tubuhnya jatuh ke belakang, untung saja ada Renjun yang siap menangkap dirinya kemudian menggendong Haechan ala bridal style.

"Turunin! Gue bisa sendiri."

Ocehannya tak dihiraukan, Renjun malah terus berjalan membawa Haechan ke kamar mandi.

"Lo bisa mandi sendiri kan? Kalo gak bisa, mau gue mandiin?"

"GAK LAH ANJING! NTAR YANG ADA LO EWE GUE LAGI."

"Filter dulu kek tuh mulut, yauda sono mandi."

"Ck, tolol lo." Haechan berdecik lalu menutup pintu kamar mandi dengan keras.

[✓] Beloved BearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang