Bagian 15; Yang Sebenarnya Terjadi

1.6K 228 21
                                    

TW/CW; HARSHWORD.
__________

Waktu berjalan begitu cepat, kini Haechan dengan setia menunggu Renjun untuk datang menjenguk dirinya. Dan benar saja, Renjun datang ke rumah sakit.

Suasana menjadi hening ketika hanya tersisa Haechan dan Renjun dalam ruangan, Chenle, Mark dan Lucas diminta Haechan untuk pergi keluar. Itu semua karena dirinya hanya ingin berbicara empat mata dengan Renjun.

Lama tak sedekat ini, membuat Haechan menabur rindu dengan pandangannya pada netra Renjun. Sebaliknya pun begitu, Renjun juga merindukan Haechan. Namun.. sepertinya dia belum merasakan hal yang sama seperti perasaan Haechan sekarang.

"Maaf." Kata pertama yang keluar dari mulut Renjun.

"Maaf?"

"Iya, gue minta maaf."

"Ahahahaha it's okay.."

Renjun menggenggam tangannya, "Karena gue lo harus diam disini."

"Well.. gue gak mau ngebahas hal itu dulu."

"Tapi Chan, Gue mau jujur sama lo."

Deg..

"A-ah.. jujur aja," Ujar Haechan sedikit gelisah.

Entah hal apa yang ingin Renjun bicarakan sekarang, dia ingin tahu tapi dia juga tak ingin menerima resiko. Bagaimana jika Renjun mengatakan bahwa dia tak memiliki perasaan padanya? Itu hanya akan membuat hatinya semakin sakit.

Namun sepertinya yang dipikirkan Haechan adalah sebuah kesalahan, Renjun malah menceritakan kejadian saat kelulusan kemarin.

Dengan seksama Haechan mendengarkan semua yang diberitahukan Renjun.

Setelah Hyunjin dan Yangyang menceritakan betapa jatuh cintanya Jisung kepada Renjun membuat sang empu sedikit meringis geli, itu hal memalukan.

Jaemin yang memperhatikan mulai memberikan sebuah saran.

"Gimana kalau kita main aja?"

"Gue sih setuju, Na. Tapi mau main apa?"

"Mainin apa ajalah, No."

"Ada ide gak Njin, Yang?" Mereka berdua menggeleng.

"Kagak ada, lagi buntu nih otak."

"Hadeh, terus lo Ren? Ada kagak?"

"Secara pribadi gue ada sih," Pernyataan Renjun membuat keempat temannya penasaran.

"Apaan tuhh~~"

"Mainin perasaan orang."

Oh shit. Renjun dengan otak dangkalnya mulai berulah.

"LO GILA NJUN???"

"Ya kagaklah Njin, masa iya gue gila."

"LAH ITU LO NGOMONGNYA KAYA GAK ADA BEBAN ANJIR!!"

"Setuju gue, Yang. Kayanya otak nih orang mulai dangkal."

Renjun berdecih kesal. "Bodo elah, intinya lo pada mau kagak?"

"Ya kagak lah! Lo kira kita mau mainin perasaan orang kaya gitu, kasian gila." Jaemin menolak dengan mentah-mentah.

"Emang kalau pun jadi, lo mau mainin perasaannya siapa dah?" Tanya Jeno kemudian.

"Haechan."

"ANJING GOBLOK BABI BANGSAT PUKI KAU, NJUN!!" Hyunjin mengumpat seperti tak ada beban.

[✓] Beloved BearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang