Bagian 14; Rumah Sakit

1.6K 218 8
                                    

TW/CW; HARSHWORD.
__________

Sudah dua hari Chenle menemani Haechan di rumah sakit dan sudah dua hari pula Haechan mengalami kondisi kritis yang mengakibatkan dia koma, namun syukurlah takdir memilihnya untuk tetap hidup. Koma yang dirinya alami disebabkan oleh benturan serta kurangnya pasokan darah, Haechan kehilangan banyak cairan karena lemparan gelas itu.

Kini Haechan mulai tersadar dari angan tidurnya, Chenle yang setia berada disampingnya telah menghubungi Mark kemarin agar bisa datang ke sini.

"Argghh... sshhtt," Haechan meringis perih memegangi kepalanya.

Dengan cepat Chenle menenangkannya.

"Udah, lo tiduran aja ya. Gue udah telpon Bang Mark." Anggukan lemah dia berikan.

....

Keheningan mulai datang lagi, Chenle tak tahu harus membahas apa. Dia ingin bertanya pasal kejadian Haechan beberapa hari lalu, namun jika mengingat kondisi Haechan sekarang hal seperti itu tidaklah wajar.

"Gue makin ragu, Le.." Lirihnya menatap Chenle.

"Udah.. gue disini, biarin aja si bajingan itu." Ujarnya menenangkan dengan menggenggam tangan sang empu dan mengelusnya.

"Tapi..

Gue mulai jatuh cinta sama dia."

"Mau lo baru jatuh cinta atau gak, lo tetep gak boleh pusingin dia."

"Sadar Chan, dia udah bikin lo kaya gini."

Haechan menundukan kepalanya, "Gue sadar. Tapi, gue gak bisa nahan rasa sayang gue ke dia."

"Lo pasti tau kan rasanya pas baru jatuh cinta terus malah disakitin dengan cara gak ngotak kaya gini?" Dia menatap netra Chenle.

"Sakit, Le.."

Chenle mendekatkan dirinya pada Haechan dan segera memberikan dekapan hangat untuknya. "Lo tidur aja yaa, tunggu Bang Mark datang."

Haechan yang mulai tenang memaksakan diri untuk tidur, setidaknya dia masih mempunyai Mark dan Chenle jika Renjun pergi menjauhi dia.

Jika ditanya soal perasaan, apakah dirinya merasakan sakit yang sangat parah maka Haechan dengan lantang berkata 'Ya. Aku sakit.' Lemah secara fisik dan juga hati.

Yang dikira sangat gagah saat berada diarena balap ternyata memiliki sebuah hati yang mudah dilukai, perkataan yang membuat luka. Kalau di ingat-ingat mungkin apa yang dibicarakan Renjun benar adanya, dirinya tak seharusnya ikut campur. Tapi mau bagaimana lagi? Haechan tak bisa menahan diri.

Dengan nyenyak Haechan tertidur membuat Chenle yang melihatnya tersenyum. Setidaknya dalam keadaan seperti ini dia masih bisa menenangkan Haechan, walaupun ada begitu banyak rasa amarah yang ingin dia lampiaskan pada pemuda brengsek bernama Renjun.

Chenle tak terima jika sahabatnya mendapatkan perlakuan seperti ini, kalau di pikir-pikir hubungan Haechan dan Renjun sebelumnya baik-baik saja, tapi kenapa semuanya tiba-tiba menjadi seperti ini?

Apakah ada hal yang tak diketahui Haechan? Yang membuat Renjun menyembunyikannya?

Semua pertanyaan konyol itu terus berkeliling dalam benaknya, membuat dia tak sadar bahwa ada satu notifikasi yang masuk ke dalam layar ponsel Haechan.

Chenle melihat notifikasi itu, dia membaca kontak pengirimnya. Renjun.

Dengan segera Chenle membalas pesan itu, untungnya dia mengetahui apa sandi dari ponsel Haechan.

Dengan segera Chenle membalas pesan itu, untungnya dia mengetahui apa sandi dari ponsel Haechan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✓] Beloved BearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang