Bagian 02; Di Arena

3K 385 51
                                    

TW//CW; HARSHWORD.
__________

Pukul 19.30 KST.

Disebuah markas yang berada didekat apartemen berbintang lima telah berkumpulah sejumlah pemuda lengkap dengan motor besarnya, motor yang bisa saja berkisar dengan harga milyaran itu terbaris rapi diparkiran markas mereka.

Sore menjelang malam, mereka semua sedang berunding untuk tantangan di arena malam ini. Di sana sudah ada ketua dan juga kapten kelompoknya, Lee Haechan sebagai ketua dan Lee Minhyung also know as Mark Lee sebagai kapten kelompok satu serta Zhong Chenle sebagai ketua kelompok dua.

"Gue malam ini bakalan ikut balapan di arena," Pernyataan itu keluar dari bibir si ketua.

"Gue juga bakalan ikut balapan malam ini Chan," Ujar Mark.

Haechan mengerutkan alisnya, "Lo balapan sama siapa? Terus tuh kepala lo kenapa dipakein perban?"

"Ekhem, jadi gini ya pak."

Chenle mulai bersuara.

"Si bapak Mark ini ngajak anak yang suka tauran buat ikut balapan dua minggu lalu, terus pas udah dua minggu kemudian si bapak Mark gak hadir di arena karena si goblok ini mikir kalau yang diajak taruhan tuh nganggap ucapan dia bercandaan doang. Nah karena itu tadi ada yang rusuhin sekolah, walau gak rusuh-rusuh amat sih. Tapi tetep aja kepala si abang goblok ini berdarah tadi," Jelasnya panjang kali lebar dengan terperinci.

Haechan hanya ber-oh aja, jujur dia gak peduli sih kalau Mark yang notabennya itu abangnya sendiri kegeplak sama batu apalagi sampai berdarah gitu. Toh itu salah si abang begonya juga, siapa suruh ngajak anak orang buat balapan. Mampuskan dilemparin batu.

"Terus nanti lo bakalan balapan sama siapa?"

Mark mengedikan bahunya, "Ora tau, kata anak yang gue tantang sih sama ketuanya."

"Yaudahlah, gas aja."

"Wanjir, siap dah! Gue siapin motor dulu."

"Iya Le, sono. Yang lain juga siap-siap aja, kita berangkat dikit lagi," Suruh Haechan yang diangguki paham oleh para anggotanya.

Selang beberapa jam kemudian, tepat pada pukul 20.30 KST mereka semua telah tiba di arena tujuan mereka.

Arena masih terlihat sepi, tapi Haechan yakin dalam beberapa menit kedepan tempat ini akan ramai oleh para penonton dan pemuda yang dia tantang tadi siang. Mumpung malsen (malam senin) katanya, daripada nolep mending ngajak orang asing buat balapan. Hitung-hitung kalau dia menang, dia bisa minta ganti rugi atas motornya tadi.

30 menit berlalu, akhirnya pemuda yang ditantang siang tadi pun datang. Dia datang tak seorang diri, ada beberapa pemuda lain yang mengikutinya dari belakang. Kalau ditotal sih mereka berjumlah enam orang, banyakan geng Haechan sih.

"Jadi, lo orangnya?" Tanya pemuda itu saat tiba berhadapan dengan Haechan.

"Iya gue orangnya."

Sementara itu Mark maju menemui pria yang beberapa senti lebih tinggi darinya, "Mana ketua lo yang lo bilang bakalan jadi lawan gue di arena?" Tanyanya pada pemuda itu.

"Noh, dia lagi bicara sama temen lo."

"HAH? ANJING KOK," Teriak Mark tiba-tiba.

"LO KENAPA SIH BANG!" Balas Chenle berteriak.

Mark segera menghampiri Haechan dan membisikan sesuatu, "Anu Chan.. lo wakilin gue aja ya, soalnya lawan gue si ketua mereka tuh lawan lo juga."

"Aish, yodahlah." Setujunya dengan hati tak ikhlas pengen nonjok wajah abangnya ini.

[✓] Beloved BearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang