28 November 2018
Tinggal beberapa hari lagi menjelang PTS, murid murid terlihat banyak mengunjungi perpustakaan namun masih ada juga yang santai seperti makan di kantin atau nongki di taman sekolah. Kalau Khanza sih termasuk santai, eh Khanza gak santai deh buktinya sekarang ia lagi ngejar ngejar Hezi-gebetannya sejak kelas 10 Sma-.
Semua orang di Sma Pradipta sudah tau kalau Khanza yang ceria itu menyukai Hezi yang dinginnya kayak kutub utara. Entah apa yang ada pada Hezi hingga Khanza menyukainya setengah mati walaupun Hezi sudah menolak mentah mentah Khanza berkali kali. Hezi sudah melakukan hal hal yang menurut orang mengesalkan kepada cewek itu namun tetap saja Khanza menyukainya contohnya sekarang Khanza sedang berlari lari mengejar Hezi untuk memberikan bekal makanan yang dibuat oleh dirinya sendiri.
"Zi, ini untuk kamu. Khanza bangun pagi pagi untuk bikin ini lho" Khanza tersenyum manis sambil menyodorkan bekal makanannya.
"Zi, Khanza buat tulus banget ini pakai hati, dimakan ya Zi"
Hezi membuang napasnya kasar sebelum menerima bekal makanan itu. Senyum Khanza semakin merekah setelah melihat Hezi menerima bekal makanannya, menurutnya ini sebuah keajaiban. Namun belum ada 10 detik, Hezi sudah melempar bekal makanan itu ke tong sampah membuat semua pasang mata melihat iba ke arah Khanza.
"Gue udah bilang, jangan ganggu gue lagi!"
Hezi pun meninggalkan Khanza tepat setelah mengucapkan kalimat itu. Sementara Khanza ia mengusap matanya yang berkaca kaca itu.
Khanza mengambil bekal makanan yang tadi dilempar Hezi lalu ke arah toilet untuk membersihkan tempat bekal makanan tersebut.
Bel yang membuat para murid kesal pun berbunyi, bel tanda waktu istirahat telah selesai. Semua murid yang tadinya di luar kelas pun segera berbondong bondong masuk ke dalam kelas begitu juga dengan Khanza dan Hezi.
Ini jam pelajaran yang paling tidak disukai Khanza yaitu Matematika. Ia daritadi mengeluh serta berkali kali memuji Hezi yang duduk nya di tempatkan di sampingnya.
"Hezi pinter banget ya, Hezi ngerti itu semua? Hezi keren deh"
"Hezi bisa ngajarin Khanza gak? Ngajarin matematika ini atau kalau Hezi mau ngajarin cara agar Hezi suka sama Khanza juga boleh wkwk" Khanza terkekeh geli sementara Hezi sudah menahan amarahnya mendengar ocehan ocehan gajelas dari Khanza.
"Zi... Za nama kita lucu ya, bisa hampir sama gitu. Jangan jangan kita jodoh?"
Hezi benar benar sudah emosi, Khanza menggangu konsentrasinya, benar benar mengganggu.
"Za, lo bisa diem gak?!" Hezi kini menjadi pusat perhatian kelas setelah membentak Khanza.
"Hezi, tolong untuk tetap tenang di situ dan perhatikan apa yang sedang ibu jelaskan!" ucap Bu Ratna-Guru matematika-.
Hezi berdiri lalu membuang napasnya pelan dan sedikit menunduk untuk menunjukkan rasa bersalah ke Bu Ratna.
Ia menatap dingin ke arah Khanza."Hezi masih belum suka sama Khanza, ya? Gapapa kok, maaf ya udah ganggu konsentrasi Hezi, nanti Khanza bantu deh biar Hezi bisa suka sama Khanza"
Hezi menggelengkan kepalanya, bisa bisanya ia disukai oleh cewe keras kepala ini. Ia sudah melakukan apapun agar Khanza berhenti menyukainya tapi entah apa yang ada di dalam diri Khanza hingga ia sangat keras kepala dan tetap menyukai Hezi.
✨
Waktu pulang sekolah pun tiba, para murid segera memasukkan buku dan alat tulisnya ke dalam tas. Setelah guru keluar, para murid pun menyusul hanya tersisa murid murid yang piket.
Khanza mengekori Hezi yang menuju parkiran berniat ingin pulang bareng. Namun belum ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut Khanza, Hezi sudah bergegas pergi dari sekolah dengan motor merah kesayangannya. Hal itu membuat Khanza meneriaki namanya berkali kali.
"Zi!"
"HEZI!"
____________________________________________
See you in the next episode♡︎
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry, I'm late || JaeRose✅
Short Storypenyesalan memang selalu di akhir. dan pertemuan akan lebih berarti jika sudah ada kata perpisahan. _____________________________________________________ "mencintaimu adalah hal yang sulit karna aku harus terbiasa dengan rasa bahagia dan sakit dalam...