29 November 2018
Khanza tergesa gesa menuju ke arah gerbang dengan harapan gerbang belum ditutup. Namun harapannya sirna setelah melihat gerbang yang menutup semua akses masuk yang biasanya ia lewati.
Khanza menghembuskan napasnya kasar, Ia merutuki dirinya yang telat bangun. Khanza mencari celah masuk ke area sekolah, ia harus buru buru karna jam mapel pertama hari ini adalah mapel Pak Iwan-Guru yang terkenal galak-.
Seperti takdir, sebuah motor merah melewatinya. Ia sudah tau siapa pengemudinya, Ia pun langsung menyapanya.
"hai, Zi! Kamu telat juga?"
Hezi hanya memandang malas Khanza lalu ia pergi ke area belakang sekolah dan seperti biasa Khanza mengekorinya.
Khanza melihat Hezi memakirkan keretanya di sebuah warung-lebih tepatnya menitipkannya- lalu ia mendorong sebuah meja ke dinding sekolah."lu gak mau masuk?"
"Kha-Khanza?" Khanza menunjuk dirinya sendiri.
"m-mau""yaudah panjat dinding ini"
Khanza kesulitan karna tingginya yang belum bisa mencapai dinding itu juga karna rok selututnya.
"minggir"
"naik ke lutut gw cepat" ucap Hezi yang sukses membuat mata Khanza hampir keluar."cepat!"
"I-iya"
Khanza pun segera menaikkan salah satu kakinya ke lutut Hezi dan satunya lagi untuk naik ke dinding. Khanza berhasil naik lalu menunggu Hezi turun.
Khanza dan Hezi berjalan perlahan dan hati hati karna takut ketauan guru. Namun sepertinya Pak Iwan sudah mulai terlihat keluar dari ruang guru, Hezi pun menarik tangan Khanza agar sampai lebih cepat ke kelas.
Hezi membuka pintu kelas mereka, semua pasang mata melihat ke arahnya mungkin mengira bahwa yang datang adalah guru.
"ngagetin aja lu, Zi!" ucap salah satu murid di meja paling belakang.
Setelah masuk ke kelas, Hezi tersadar memegang tangan Khanza tadi dan ia segera melepaskannya lalu duduk di kursi nya. Sementara Khanza ia sudah tersipu malu daritadi, Mimpi apa ia semalam hingga bisa memegang tangan Hezi.
✨
Bel istirahat pun tiba, seperti biasa para murid pun keluar dari kelasnya menuju tempat tujuannya masing masing.
Khanza yang keluar dengan senyum yang masih terpampang di wajahnya pun mendapat pertanyaan dari Sasya dan Caca."Kenapa lu senyum senyum?"
"Iya, kayak abis digandeng pangeran aja"
"Emang" jawab Khanza yang langsung membuat mereka ternganga.
"Hah?! Lu digandeng Hezi?!"
"Lu ga halu kan?" Caca langsung menempelkan punggung tangannya di dahi Khanza memastikan bahwa temannya bukan sedang sakit.
"ish apasih ca, beneran loh ini" Khanza menggeserkan tangan Caca lalu bercerita tentang kejadian tadi dan seperti perkiraan Khanza bahwa ia akan mendapatkan sorakan histeris dari sahabatnya itu.
"OMG!"
"GILA!SEORANG HEZI BISA GITU JUGA TERNYATA!"
Khanza langsung menutup mulut kedua sahabatnya karna orang yang sedang mereka bicarakan sedang melewati mereka.
"cie kayaknya usaha lu selama ini, ga sia sia lagi" ucap Caca yang membuat Khanza menjadi senyum senyum sendiri.
______________________________________________
See you in the next episode♡︎
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry, I'm late || JaeRose✅
Cerita Pendekpenyesalan memang selalu di akhir. dan pertemuan akan lebih berarti jika sudah ada kata perpisahan. _____________________________________________________ "mencintaimu adalah hal yang sulit karna aku harus terbiasa dengan rasa bahagia dan sakit dalam...