30 November 2018
Hari ini Khanza sekolah seperti biasa dan untungnya hari ini dia tidak telat. Ia sedang berjalan menuju kelasnya XII D, ketika masuk ia sudah disambut dengan murid murid lain yang sedang berkelompok mengerjakan tugas-lebih tepatnya mencontek-.
Khanza berjalan ke kursinya, ia berpikir ada pr apa hari ini. Lalu Hilda-teman sekelas yang kursinya berada di depannya- pun bertanya
"Za, lu udah siap pr fisika?"
Oh iya fisika hari ini ada pr, syukurlah Khanza sudah mengerjakannya beberapa hari yang lalu
"udah" Khanza mengangguk, Hilda pun berbalik badan kembali menyalin pr dari teman yang lain.
Sesaat kemudian, tampak Hezi masuk ke dalam kelas. Khanza sudah siap dengan senyum secerah matahari walaupun kemarin ia kecewa karna Hezi tak menjemputnya.
Saat Hezi duduk, Khanza pun melontarkan berbagai pertanyaan kepadanya.
"Halo Zi!"
"Zi, kemarin kok gajadi pulang bareng Khanza? Khanza udah nungguin loh di halte sampai kedinginan"Hezi yang sedari tadi diam mulai berpikir, pulbar? Apakah benar kemarin ia seharusnya pulang bareng Khanza?
"Khanza sebenarnya pengen kesel sama Hezi tapi gabisa karna rasa suka Khanza lebih besar"
Khanza terus mengoceh ini dan itu, ocehannya baru berhenti ketika Guru fisika masuk ke kelas
"kumpulkan pr kalian ke depan!" ucap guru tersebut.
Khanza hendak berniat mengumpulkan bukunya ke depan tapi niatnya terhalang karna melihat Hezi yang terdiam di kursinya tak mengeluarkan satu buku pun.
"Hezi ga siap pr?" tanya Khanza
Hezi hanya diam dan tak menjawab pertanyaan Khanza. Khanza pun langsung buru buru mencari stip ex dan mencoret namanya lalu menulis nama Hezi dibuku nya lalu mengumpulkan ke meja guru.
Hezi murid teladan yang sering mengumpulkan pr tapi kemarin pikirannya sedang terganggu dan ada perasaan mengganjal di hatinya, Ia baru tau apa yang mengganjal tersebut karna perkataan "pulang bareng" yang dikatakan Khanza tadi.
"sepertinya bukunya kurang, siapa yang tidak mengumpulkan pr?" tanya guru tersebut yang langsung direspon oleh angkatan tangan dari 2 orang. Khanza dan Hezi.
Ketika Hezi mengangkat tangan, semua murid melihat ke arahnya pasalnya Hezi kan terkenal dengan julukan murid teladan.
"Hezi? Tapi disini ada buku dengan nama kamu" guru itu mengangkat sebuah buku yang membuat Hezi menoleh ke arah Khanza.
Khanza tersenyum ala pepsodent dan berbisik "gapapa, Hezi pakai buku Khanza aja".
Hezi lagi lagi terdiam melihat Khanza, cewek ini benar benar sangat menyukainya hingga rela terkena hukuman. Hezi ingin mengucapkan terima kasih namun ia dikalahkan oleh rasa gengsi yang besar.
"jadi, Khanza kamu tidak siap pr?"
Pertanyaan Guru tersebut hanya direspon dengan anggukan ragu dari Khanza
"baiklah, silahkan Khanza, kamu hormat ke tiang bendera sampai pelajaran ini berakhir"Khanza menuruti perkataan Guru itu lalu pergi ke arah pintu dan lagi lagi ia tersenyum ke arah Hezi yang hanya menatapnya heran.
Khanza berdiri di hadapan tiang bendera, menaikkan tangannya sejajar alis dan menatap ke depan dan akan begitu terus sampai 90 menit ke depan.
Hari ini cuacanya terik yang seharusnya membuat Khanza mengeluh kepanasan namun kini Khanza hanya tersenyum dengan pikiran bahwa ia telah menyelamatkan Hezi.
____________________________________________
See you in the next episode♡︎
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry, I'm late || JaeRose✅
Contopenyesalan memang selalu di akhir. dan pertemuan akan lebih berarti jika sudah ada kata perpisahan. _____________________________________________________ "mencintaimu adalah hal yang sulit karna aku harus terbiasa dengan rasa bahagia dan sakit dalam...