04. Punishment 2

2.9K 422 0
                                    

"Ada apa ini Pak?" Tanya Guru yang sedang mengajar di dalam sana. Guru itu kaget karena kedatangan Pak Rendy dan empat Siswi yang terkenal dengan kelakuan aneh.

Nah Guru yang lagi mengajar ini adalah Guru paling galak di Sekolah SMA Bangsa.

"Maaf mengganggu pengajarannya Pak Heri, ini saya membawakan murid yang telat datang ke Sekolah."

"Mereka telat 20 menit Pak. Mana mau langsung ke Kantin lagi tadi." Sambung Pak Rendy.

Kalau Pak Rendy adalah Guru yang harus di hindari, berarti Pak Heri adalah Guru yang harus di jauhi. Pak Heri kadang memberikan hukuman itu tak tanggung-tanggung, mana kalau ngasih hukuman selalu di depan murid lain, kan bikin malu.

Berbeda dengan Guru lain yang kesal kalau pengajarannya di ganggu. Pak Heri justru sering menyuruh Guru lain yang kalau melihat ada murid nakal, bawa saja ke dia meskipun dia sedang mengajar. Pak Heri senang memberi hukuman di dalam kelas yang sedang ia ajar. Katanya sih biar murid yang kena hukuman langsung jera.

Pak Heri mengacak pinggang sambil menggelengkan kepalanya melihat empat Siswi berwajah cantik, tapi memiliki kelakuan yang jelek.

Pak Heri menghampiri ke tiga cewe yang lagi senyam senyum, kecuali Gisya yang terus menunduk.

"Terimakasih ya Pak, sudah nganterin mereka ke tempat saya, biar selanjutnya saya yang akan menghukumnya." Ujar Pak Heri.

Pak Rendy mengangguk, lalu ia pun langsung keluar dari kelas setelah meminta izin dengan guru yang lebih senior itu.

"Kalian suka ya sama Bapak jadi minta di kasih hukuman terus?" Goda Pak Heri.

"Bapak mah! Bikin merinding aja omongannya." Celetuk Jeslin bergidik ngeri.

"Kemarin kalian sudah Bapak hukum gara-gara bolos pelajaran dan lebih memilih ke kantin, terus Bapak hukum lagi gara-gara ribut. Hari ini kalian sengaja telat biar dapat hukuman lagi ya?"

"Omongan Bapak lebih ngeri daripada wahana Rumah hantu yang kami datangin loh Pak." Sahut Sela yang membuat Jeslin dan Rene terkekeh.

Pak Heri berdecak. "Sekarang kasih tau alasan apa lagi yang membuat kalian telat masuk Sekolah?" Tanya Pak Heri sambil menatap satu satu Siswi yang ada di depan.

"Ketiduran Pak." Jawab Sela mewakili temannya.

"Gis, cowok lo ngeliatin lo terus tuh." Bisik Jeslin.

"Ssttt." Tegur Gisya.
Gisya juga tau dia sedaritadi di perhatikan, makanya Gisya menunduk mulu.

"Kamu Rene, sudah kelas 12 bukannya ngasih contoh ke adik kelas kamu, malah ikut ikutan bikin ulah sama mereka!"

"Apa susahnya sih patuhi peraturan Sekolah. Masuk sesuai jam, ikuti pelajaran dengan baik, sudah itu saja! Semudah itu loh, tetap saja di langgar." Sambung Pak Heri sambil menggelengkan kepalanya.

"Namanya juga anak muda Pak." Sahut Rene.

"Tau tuh, kaya nggak pernah muda aja Bapak mah." Jeslin juga ikut menyahuti.

"Menjawab terus!"
"Kalian nggak malu ya kaya gini di depan orang-orang?"

Jeslin, Sela dan Rene memperhatikan semua murid yang lagi memandangi mereka. Kegiatan belajar mereka jadi terhambat karena kedatangan 4 Siswi ini.

"Sekarang kalian Bapak kasih hukuman." Tukas Pak Heri.

"Pak tadi kan kami sudah di hukum sama Ren─‌─‌ Eh Pak Rendy maksudnya, masa di hukum lagi sih!" Protes Rene. Dia hampir saja keceplosan nyebut Rendy tanpa embel-embel Bapak.

"Hukumannya, kalian berjalan sambil jongkok di depan sini, 3 kali putaran saja. Terus kalau sudah, kalian berdiri di samping papan tulis, satu kaki di angkat dan pegang telinga kalian masing-masing." Pak Heri menghiraukan protesan Rene.

"Percuma dong kami ngejalanin hukuman Pak Rendy tadi, kalau di sini juga di hukum." Gerutu Sela.

"Tau tuh, aneh. Tau gitu kita nggak usah lari-lari tadi, bikin cape aja." Timpal Jeslin

"Salah sendiri telat!"
"Nah karena kalian protes terus, hukumannya jadi Bapak tambahin. Kalian nggak usah jalan jongkok disini, tapi kalian harus memutari tempat duduk di sini, sambil berjalan jongkok."

"Pak, tapi aku kan daritadi diam, nggak ikut ngejawab!" Sela Gisya tak terima. Mana hukumannya kaya gitu lagi, yang berarti ia akan melewati tempat duduk pacarnya.

"Kalian kan sepaket, berarti harus sepaket juga ngejalanin hukumannya."

"Daripada protes mulu, mending kerjakan saja hukuman dari Bapak. Bapak mau lanjut ngajar."

Akhirnya ke empat siswi cantik itupun menjalankan hukuman dari Pak Heri dengan wajah yang di tekuk.

"Malu banget sih gue sebenarnya, untung gue cantik." Ucap Rene yang cemberut, tapi akhir kalimat dia malah cengengesan.

"Nggak nyambung!" Sorak Gisya, Jeslin, dan Seula.

"Udahlah cepetan jalannya, ntar di tambahin lagi hukumannya sama si Heri." Bisik Rene.

***
jangan lupa vote and follow nya ya!

B U M I T A M ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang