15 menit sudah berlalu.
Kelas hening, yang hanya di isi suara Pak Heri yang lagi mengajar. Tiba-tiba terdengar suara perut yang membuat perhatian mereka ke Pak Heri menjadi teralihkan kepada Gisya, Karena dari Gisyalah suara itu datang.
Gisya panik karena menjadi pusat perhatian, ia pun langsung meminta tolong pada Rene.
Rene menangkap kode dari mata Gisya. Rene mengangguk dan mulai mengeluarkan suaranya. "Pak, hukumannya sampai sini aja dong." Tawar Rene.
Rene menurunkan kakinya, lalu menunjuk Gisya. "Kasian tuh Gisya, dari tadi belum sarapan. Terus ke Sekolah tadi dia lari-lari, sampai sini malah kena hukuman 2 kali."
Gisya pun merubah mimik wajahnya menjadi melas agar di kasihani.
"Tau tuh Pak, udahan napa hukumannya. Kalau Gisya kenapa-kenapa yang repot kan Bapak juga pastinya." Sahut Sela.
Pak Heri menatap Gisya. Gisya yang di tatap langsung mengeluarkan suara rintihannya agar terlihat lebih dramatis.
"Nanti." Pak Heri malah kembali ke tempat duduknya. "Jam istirahat sebentar lagi, tunggu saja. Si Gisya juga kayaknya masih tahan tahan saja tuh berdiri."
Laki-laki yang sedari tadi mengamati tiba-tiba mengangkat tangannya.
"Pak, sudahi saja hukumannya. Sejujurnya sedaritadi saya tidak fokus karena ada mereka di depan." Titah Bumitama. Meski menyakitkan omongan dia, tetapi sebenarnya Bumitama lagi menolong Gisya, Jeslin, Rene dan Sela.
"Betul tuh Pak, kami terganggu, jadi nggak konsentrasi kan." Ketua kelas juga ikut menyetujui ucapan Bumitama.
"Lo nggak konsentrasi karena liat cewek cantik kaya gue ya Sen?" Goda Rene mengedipkan matanya.
"IDIHH!!" Bukan Rosen aja yang menyoraki Rene, tapi satu kelas kecuali Bumitama.
Rene yang mendapat sorakan langsung mengerucutkan bibirnya, sedangkan Jeslin sama Sela malah ngeledekin. "Rasain, sok cantik sih."
"Sudah sudah." Pak Heri menenangkan murid muridnya yang ribut karena Rene.
"Hukuman kalian Bapak sudahi, sekarang silahkan kembali ke Kelas. Ingat ya, ke Kelas!" Pak Heri menekankan kata kelas agar 4 Siswi itu mendengar.
Karena murid kesayangan Sekolah sudah protes, mau nggak mau Heri harus menuruti karena murid pintarnya jadi terganggu.
"Makasih ya Pak." Sorak Gisya, Jeslin, Rene dan Sela dengan kompak.
"Iya iya. Cepetan balik ke kelas sana, malah loncat loncat. Besok jangan telat lagi!"
Sebelum keluar kelas, Rene, Jeslin dan Sela sempat berterimakasih pada Bumitama karena sudah membantu mereka, kecuali Gisya. Gisya sudah duluan keluar dari kelas setelah mengucapkan terimakasih pada Pak Heri.
***
jangan lupa vote and follow nya ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
B U M I T A M A
Teen Fiction﹫vsoo - completed sikap kamu teh dingin, tapi enakeun.