10. Spoiled

2.4K 454 4
                                    

"Coba jelasin kenapa telat, kamu ngapain saja di Rumah Jeslin?" Tanya Bumi.

"Yang aku ngechat Kakak itu, aku Otw ke Rumah Jeslin. Kami berkumpul kesana buat berangkat Sekolah. Tapi karena keasikan, kami malah lupa waktu. Aku asik ngobrol sama Jeslin, Sela tidur, Kak Rene nonton Tv." Jelas Gisya.

"Untung aja Kak Rene sadar duluan kalau kami telat, jadinya langsung bergegas-gegas. Karena panik aku lari duluan ke Sekolah Kak, eh ternyata mereka malah naik mobil punya Jeslin." Sambung Gisya dengan wajah cemberut.

"Mereka nggak ngajakin kamu pakai mobil?" Tanya Bumi lagi.

"Kata mereka aku larinya kekencengan."

Bumi tertawa pelan karena jawaban dari kekasihnya. Bumi meletakkan kedua kaki Gisya di atas pahanya. "Itu karena kamu atlet lari sayang." Bumi mencubit hidung Gisya, lalu mulai memijit kaki Gisya.

Biarpun Gisya memiliki badan yang mungil, tapi kalau soal lari dia sangat berbakat. Waktu SMP Gisya pernah memenangkan lomba lari, namun berhenti ketika masuk SMA. Bumi tak tau kenapa Gisya tak melanjutkan bakat larinya, hanya Gisya yang tau alasannya. Bumi tetap mendukung apapun yang di lakukan oleh gadis kecilnya.

Soal bakat Gisya, sampai sekarang hanya Bumitama yang tahu. Semua murid Sekolah termasuk Guru dan Sahabat Gisya, tidak ada yang tau kalau anak ini sangat berbakat di bidang lari.

Masih dengan mijitin kaki Gisya, Bumi bertanya lagi. "Terus tadi habis di kantin di hukum apalagi?"

Raut wajah Gisya tiba-tiba berubah menjadi muram. Bumi yang melihat perubahan itu sontak berhenti lalu menatap Gisya yang menunduk.

"Aku kira Pak Heri ngasih hukumannya di lapangan, ternyata dia membawa aku ke Kantor Guru. Cuma aku aja, sedangkan teman-teman aku yang lain disuruh balik ke kelas. Katanya aku biang keroknya."

Sebelum melanjutkan ucapannya, Gisya memeluk lengan pacarnya. "Terus pas Di kantor Guru, kelakuan aku di ceritain Pak Heri sama Guru yang ada di dalam sana. Terus lagi kan omongan Bu Desi bikin aku sakit hati Kak."

"Dia ngatain aku pakai bahasa yang jahat banget. Aku kira ada Guru yang negur, tapi malah semakin di ketawain aku nya. Aku sakit hati banget Kak." Gisya terisak.

Bumi langsung mendekap tubuh mungil pacarnya. Bumi lagi-lagi di buat terkekeh sama perilaku Gisya. Kalau di ingat-ingat, Gisya di sekolah beda banget sama yang di hadapannya saat ini.

Kalau Disekolah, biar di gimanain Gisya tidak bakal menunjukkan ke cengeng-annya, baru ketika di hadapan Bumi dia ngeluarin seluruh unek-uneknya yang di pendam Di sekolah.

"Kenapa tidak berubah jadi serigala saja? Terus gigit Bu Desinya." Bumi melontarkan candaan, membuat Gisya langsung mencubit pinggang Bumi sampai kesakitan.

"Nggak lucu!" Rajuk Gisya.

"Iya iya bercanda, sayang."
"Aku ke kamar dulu ya ganti baju, tunggu disini. Kita makan di luar." Bumi segera menjauh dari Gisya, lalu masuk ke dalam kamarnya.

Gisya hanya menatap punggung Bumi sambil tersenyum. Perlakuan Bumi Di sekolah tuh benar-benar berbeda. Kalau Di sekolah, Bumi seperti orang yang tak peduli padanya, berbicara hanya seperlunya saja pada Gisya, seperti orang yang tak saling mengenal satu sama lain. Padahal aslinya Bumi benar-benar manis, bikin Gisya tambah sayang padanya.

Tiba-tiba Gisya teringat sama gosip yang mengatakan bahwa kekasihnya itu Gay.

Sialan banget! Siapa sih yang bikin rumor tak berfaedah, pasti salah satu cewek yang cintanya di tolak sama Bumi. Makanya nyebarin gosip yang tidak-tidak pada kekasihnya.

***
jangan lupa vote and follow nya ya!

B U M I T A M ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang