08. Unrest

2.4K 394 6
                                    

Kedatangan Lutfi, Jaka, Cakra dan Jian sontak membuat suasana kantin bertambah ribut.

Sampai akhirnya Pak Heri datang. Gisya yang lebih dulu melihat, langsung berdiri lalu menyadarkan temannya yang sedang mengipasi kaki mereka. "Udah woi udah, ada Pak Heri."

Pak Heri hanya bisa mengelus dadanya menahan sabar, karena ternyata yang membuat keributan adalah 4 Siswi yang baru saja ia kasih hukuman tadi. "Kalian lagi, kalian lagi."

"Mana sekarang tambah personil lagi 4, ceritanya saling berpasangan gitu?"

Mata Pak Heri tertuju pada tas yang tergeletak di atas meja, ia pun berdecak. "Jadi sampai sekarang kalian belum kembali ke kelas?. Kalian nggak dengar kata Bapak tadi apa? Bapak bilang langsung ke kelas, ini malah bikin keributan di kantin. Kalian itu sudah SMA, nggak cape apa bikin ulah terus, Bapak saja capek sama kelakuan kalian." Omel Pak Heri. Ngadepin 4 Siswi ini bikin darah Pak Heri jadi tinggi saja.

Gisya merengek, "uang seratus ribu Gisya hilang Bapaakk!!"

"Terus?"

"Ya pasti salah satu orang disini ada yang ngambil." Tuduh Gisya.

"Nggak ada Pak. Aku sedari tadi disini, nggak ada tuh gerak-gerik yang mencurigakan." Jelas salah satu siswi.

"Lagian coba Gis lo cek di dalam casing hp lo. Kali aja ada, gue liat gembung di sana." Sambungnya menunjuk ponsel Gisya.

Pak Heri mengambil ponsel Gisya, lalu melepaskan casing dari ponsel Gisya. Dan ternyata benar, ada uang seratus ribu di dalam sana, entah kapan Gisya menaruhnya.

Pemilik ponsel hanya tersenyum lebar lalu menggaruk tengkuk kepalanya yang tidak gatal. "Ih kok nggak ngomong dari tadi sih?" Gerutu Gisya. Jika ngomong daritadi, Gisya nggak perlu teriak-teriak sampai di datangi sama Pak Heri.

Semua murid langsung menyoraki Gisya.

"Makanya, lain kali di cari dulu, nggak usah bikin keributan." Pak Heri menjawer telinga Gisya.

"Ih sakit Bapak!" Rengek Gisya, ia pun melepaskan jaweran Pak Heri dari telinganya.

"Kalian ber-delapan Bapak hukum! Pergi kelapangan sekarang juga!" Titahnya.

"Gara-gara lo nih." Satu satu teman Gisya menjitak kepala Gisya dengan pelan.

Gisya hanya bisa cemberut. Padahal kan Gisya nggak ngajakin mereka, mereka sendiri yang pengen bikin ulah juga. Eh pas gini, malah pada nyalahin Gisya.

"Gue mulu!"

Jendra menyenggol lengan Bumi lalu berbisik pelan, "Cewek lo tuh."

Bumi hanya mengangkat bahu, lalu berjalan keluar kantin yang mana di ikuti oleh ke-tiga temannya.

Bumi membuka ponsel, lalu mengetikkan sesuatu di sana.


Gica 🐇

pulang sekolah ke rumah.
10.28

Lutfi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lutfi

Lutfi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaka

Cakra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cakra

Cakra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jian

***
jangan lupa vote and follow nya ya!

B U M I T A M ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang