19. Beasiswa

1.9K 335 20
                                    

Bumi berada di Ruang Guru sesuai suruhan Pak Heri kemarin untuk mendatanginya di pagi hari. Ruang Guru masih sepi, hanya ada Pak Heri dan Ibu Desi saja yang duduk di tempatnya masing-masing.

"Kenapa Pak?"

"Duduk dulu Bum." Suruh Pak Heri mempersilahkan Bumi untuk duduk di kursi yang berada didepan meja beliau.

"Jadi, ada apa Pak?" tanya Bumi lagi setelah duduk dikursi.

"Ini kan kamu sudah mau lulus, nah selama 3 tahun ini kamu selalu mendapatkan juara umum, lomba juga kamu menang terus kan. Nah, untuk membalas jasa kamu yang sudah berhasil mengharumkan nama SMA Bangsa ini, kamu bakalan dikasih beasiswa untuk kuliah Di Belanda." Jelas Pak Heri.

"Kepala Sekolah menyuruh Bapak untuk menyampaikan nya ke kamu langsung karena beliau lagi berhalangan. Kamu berhak mendapatkan beasiswa ini Bumi, terimalah."

"Dengan senang hati saya terima Pak beasiswa nya." Jawab Bumi dengan mantap.

"Tapi, apa beasiswa nya bisa di tunda dulu Pak?" tambah Bumi menanyakan.

Pak Heri bingung dengan lontaran pertanyaan dari Bumi "Bisa sih, beasiswa bisa ditunda selama 1 tahun. Tapi, kenapa?"

Bumi tersenyum lega mendengar jawaban dari Pak Heri. "Nanti biar saya aja Pak yang langsung bilang ke Kepala Sekolah perihal penundaan beasiswa saya." Ujar Bumi.

Meski penasaran, Pak Heri hanya mengangguk.
"Ouh iya Bum, Bapak hampir lupa. Bapak dengar, katanya kamu pacaran sama Gisya?" Tanya Pak Heri.

"Iya Pak." Jawab Bumi.

"Astaga kok bisa Bum?"

Bu Desi yang sedaritadi menguping pembicaraan antara Pak Heri dan Bumitama pun langsung ikut nimbrung.
"Iya Bum, kok bisa?" Timpal Bu Desi.

"Saya sampai kaget loh Bu dengar gosipnya." Sahut Pak Heri.

Ibu Desi memegang pundak Bumi, "gini loh Bum, kamu sendiri kan tau kelakuan Gisya gimana, kok masih mau?. Bukannya Ibu mau ikut campur tentang permasalahan cinta kamu, tapi sangat disayangkan loh Bum."

"Kami sebagai Guru takut Bum, kalau pelajaran kamu jadi terganggu dan tidak fokus lagi."

"Apa hubungannya antara Gisya dan pelajaran?" Bumi bertanya pada kedua Gurunya.

"Maksud Bu Desi gini Bum, kamu sama Gisya kan sangat jauh perbedaannya. Kami sebagai Guru yang sangat bangga dengan prestasi yang kamu raih, sangat menyayangkan hubungan kamu dengan Gisya. Kan masih banyak cewek lain yang setara dengan kamu." Jelas Pak Heri.

Bumi berdiri, raut wajah Bumi terlihat sangat emosi, tetapi karena yang ia hadapi sekarang adalah Gurunya sendiri, sebisa mungkin Bumi tahan. "Pak, Bu, maaf kalau sekarang saya tak sopan. Menurut saya, kalian tidak berhak untuk ikut campur hubungan saya, Bunda saja nge-restuin saya dengan Gisya."

Bumi menarik napasnya sebentar, ia harus mengontrol nada bicaranya agar tak menjadi tinggi. "Saya sama Gisya sudah pacaran bertahun-tahun, selama 3 tahun ini, apa ada nilai saya yang menurun? tidak kan. Kalau pacaran dengan Gisya bisa mengganggu konsentrasi saya, itu mungkin sudah terjadi dari sebelum saya masuk sekolah sini."

"Tapi Bum,"

"Pak, terimakasih tentang informasi beasiswa tadi. Saya permisi dulu." Bumi berjalan keluar dari Ruang Guru setelah memotong ucapan Bu Desi.

Pantas saja kemarin Gisya nangis, ngadu ke Bumi kalau omongan Bu Desi jahat, ternyata beneran separah ini.

Setelah berkata seperti itu, Bumi langsung keluar dari dalam ruangan tersebut. Bumi tidak menyangka kedua Gurunya bisa berkata seperti itu. Pantas saja waktu itu Gisya nangis sama ucapan Bu desi, mungkin saja yang di katakan Bu Desi benar-benar menyakitkan bagi kekasihnya.

B U M I T A M ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang