Bab 30 - Tak Ada Kabar

112K 5.2K 126
                                    

Happy reading!✨

(Seperti yang sudah diumumkan, sebagian bab di-unpublish untuk kepentingan penerbitan, akan segera tersedia versi cetak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Seperti yang sudah diumumkan, sebagian bab di-unpublish untuk kepentingan penerbitan, akan segera tersedia versi cetak. Info lengkapnya akan diunggah di sini/bisa kepoin di Instagram penerbit: penerbitkatadepan & Instagram author: ainjae_wattpad atau ainjae133)

Kaki Naila bergerak-gerak gelisah. Sambil sesekali menatap dosen yang sedang menjelaskan di depan sana, dia membuka ponselnya dan mengecek chatnya dengan Pras. Lebih tepatnya, Pras tidak membalas chatnya sejak tadi pagi, padahal biasanya cepat sekali atau Pras yang mengirim chat duluan.

Naila sempat mengunjungi rumah Pras, mengantar masakan seperti biasa sesuai kesepakatan, dan mengajak berangkat bersama. Namun, rumah Pras sepi sekali, seperti tak ada orang. Dan sudah banyak chat yang Naila kirim, tapi tak ada balasan. Jangankan balasan, chatnya malah centang satu, menandakan kalau Pras tengah off.

"Apa dia sekarang ngeghosting gue?" gerutu Naila. Apa mungkin begitu? Setelah membuatnya mulai menyukai Pras—ya, dia akui ini—dia malah mau dibuang?!

Ah, tapi sepertinya tidak. Naila ingat betul bagaimana Pras memperlakukannya, menatapnya, dan bicara padanya, seperti orang yang benar-benar jatuh cinta padanya.

Dan Naila tiba-tiba teringat perkataan Pras mengenai jika pria itu masuk penjara, maka dia bisa mencari cowok lain. Apa maksudnya itu? Membuat dia overthinking saja.

Naila mengecek ponselnya berkali-kali, berharap tiba-tiba Pras membalasnya, tidak menghilang begitu saja seperti ini.

"Kamu yang pakai kemeja abu-abu!" tunjuk sang dosen ke Naila.

Dilla menyenggol Naila yang diam saja, malah mengecek ponselnya melulu.

"Nai, kamu dipanggil," bisik Dilla.

"Ya?" Naila mendongak, menatap sang dosen yang sedang mempelototinya. "Saya, Pak?"

"Iya, kamu."

"Tapi, saya nggak pakai kemeja, ini blouse. Dan warnanya ash grey," ucap Naila.

Sang dosen menatap Naila makin tajam. Naila yang sadar kalau dia salah bicara, tak seharusnya bicara begitu pun buru-buru menyengir.

"Kamu duduk di depan, tapi saya lihat malah main hp melulu. Perhatikan saya dulu di sini."

"Maaf, Pak."

Naila lupa kalau dosen yang sedang mengajarnya ini termasuk dosen galak yang pelit nilai.

"Jawab pertanyaan saya. Bagaimana tanggapanmu tentang Indonesia yang belum meratifikasi Konvensi Genosida?"

...

Naila terdiam kaku, tampak benar-benar kaget. Dia jadi makin gelisah.

"Biar saya antar kamu pulang."

"Tapi, Mas Pras—"

"Ntar saya cari tahu lebih lanjut. Saya kasih tahu kamu kalau ada sesuatu yang penting."

Naila mengangguk.

***

Waduh, Pras di mana nih?🤔

Tunggu jawabannya di next bab🙌

Btw, daily chatnya Naila & Pras yang kedua udah diunggah di IG gue ya👇

Btw, daily chatnya Naila & Pras yang kedua udah diunggah di IG gue ya👇

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masih ada kelanjutannya😉

Sampai jumpa lagi💋

Follow:
Wattpad: ainjae
Instagram: ainjae_wattpad / ainjae133

Salam sayang,
Ai

Publish: 28 Februari 2022
Revisi: 13 November 2024

Stuck with You (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang