Takdir menyedihkan itu kembali terulang. Dosa besar yang ia lakukan di masa lalu tak bisa ia perbaiki. Ia pada akhirnya hanya bisa menyalahkan dirinya sendiri dan membenci sosok yang pernah ia cintai.
Ia harus menebus semua dosa itu di kehidupan sek...
Warning! Chapter ini agak mengandung unsur dewasa! Dan ini bakal full romance. Kalau gak suka, boleh skip.
•
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Maaf, aku terlambat."
"Tidak apa."
Pria itu tersenyum tipis pada gadis di depannya.
Sruk-
Gadis bersurai hitam itu duduk di samping pria yang sudah menunggunya. Ia merasakan rerumputan dingin di tangannya ketika ia duduk.
Berada di bawah pohon pada bukit yang ada di taman umum memang menyegarkan dan sangat cocok untuk melepas penat.
"Sudah lama menunggu?" Sang gadis bertanya.
"Menunggu seribu tahun untukmu pun aku sanggup." Dengan santai suara berat itu terkekeh.
"Ih... Basi tahu, Kak."
Gadis itu menatap dengan sinis pada pria di sampingnya yang tengah terkekeh.
"Eh, apa ini buatan Kak Sukuna?"
Pria itu, Sukuna, mengangguk sembari menatap gadis yang kini mengambil kotak makan milikinya.
"Aku membuatnya khusus untukmu. Pasti [Name] lelah dengan dunia perkuliahan, kan?"
Mata hijau daun [Name] berbinar ketika melihat isi dalam kotak makan berukuran sedang di tangannya.
"Koki berbakat memang tidak boleh diragukan, ya..." gumamnya dengan nada usil.
"Itu resep yang baru aku pelajari. Coba saja."
[Name] segera mengangkat kepalanya dan matanya menatap dengan kesal pada senyum cerah Sukuna.
"Apa-apaan? Aku dijadikan kelinci percobaan lagi?!"
"Tidak, tidak. Kau kan spesial. Jadi kau lah yang harus mencoba duluan."
Mendengar itu, [Name] dengan acuh tak acuh mengambil sumpit dalam kotak makan dan bergumam lagi.
"Yah... Koki berbakat tidak perlu diragukan."
Sukuna tersenyum tipis dan mengacak gemas surai hitam [Name] sementara gadis itu menyuap makanannya.
"Apa kau benar-benar sudah menyelesaikan tugasmu hari ini?" Suara berat itu melembut.
"Eum. Aku menyelesaikannya dengan baik. Walaupun agak menyebalkan, aku menikmatinya karena aku menyukai hewan."
[Fullname], mahasiswi di universitas ternama yang ada di ibukota Inggris fakultas kedokteran hewan yang sedang menjalani tahun ketiganya untuk S1. Ia hampir tidak memiliki waktu untuk ia habiskan bersama kekasihnya. Sedangkan Sukuna, Koki berbakat yang sukses di usia muda, selalu menghabiskan waktunya di tempat kerja.
Mereka yang sedang ada di masa sibuk, hanya bisa bertemu saat malam hari di rumah. Itu pun, kadang salah satunya dari mereka akan pulang tengah malam.
Sangat jarang mereka bisa bertemu seperti ini dan menikmati waktu bersama layaknya sepasang kekasih.