Save The Best for the last

996 61 74
                                    

Rasanya baru saja beberapa minggu lalu Yeonjun belajar lagi bagaimana caranya memakai dasi untuk keperluan sidang skripsinya yang mengharuskan dirinya memakai setelan formal. Sekali-kalinya dahulu kala ia perlu memakai pakaian formal pun ketika ia masih anak-anak-anak dan ayahnya yang memakaikannya. Tapi karena benar-benar jarang digunakan, sekarang ia sudah lupa lagi.

Untung saja ada Yunho sang roommate tercinta yang senantiasa menolongnya untuk menyimpulkan dasinya. Yunho lebih sering memakai dasi untuk kebutuhan dirinya muncul di TV channel Cooperstone Institute untuk membawakan berita. Bukan berarti Yunho tidak pernah mengeluh soal setelan formal yang diharuskan channelnya tersebut. Tapi ya itu mungkin namanya bisa karena dipaksa. Jadi ia tidak pernah lupa caranya pakai dasi.

"Perhatikan baik-baik, kau mungkin akan membutuhkan ilmu memakai dasi lagi saat interview untuk melamar kerja nanti, mengerti?" Yunho punya nada mengayomi yang keluar jarang-jarang kalau sedang serius saja.

"Baiklah." Yeonjun jadi sedikit deg-degan dibuatnya. Karena biasanya Yunho mengeluarkan nada begini kalau sedang ada masalah serius terjadi. Atau dulu ketika ia harus bicara di rapat. Suaranya lebih rendah dibanding suara ketika ia menjadi penyiar yang lebih cerah dan riang meskipun tentu saja berbeda dari suara Yunho ketika ia melakukan prank call menggunakan suara Spongebobnya ketika mereka masih semester awal.

"Nah ini begini, lalu putar ke belakang, lalu masukkan, keluarkan, tarik ke bawah, selesai. Kau ingat?" Yunho menjelaskan cukup perlahan sesungguhnya. Tapi demi dewa-dewa, entah kenapa trik ini tidak masuk ke kepala Yeonjun.

Putra Dionysus itu sedikit memiringkan kepala, berpikir sejenak. "Er ... akan kuusahakan."

"Aish, anak ini. Benar-benar tidak mau belajar."

"Salah siapa yang terlalu cepat ketika mengajarkannya?"

"Kau sangat beruntung aku memberikan kursus gratis tanpa mengeluh." Yunho membalas keluhan Yeonjun dengan keluhan yang tidak diakui sebagai keluhan. Untung saja Yunho tidak berpikir untuk menjadi guru. Bayangkan ia harus mengurus puluhan murid satu kelasnya dengan berbagai kecepatan tanggap yang berbeda-beda.

Loh, lalu yang tadi itu apa kalau bukan mengeluh? pikir Yeonjun.

Yap, ini adalah hari yang sangat istimewa bagi seluruh mahasiswa tingkat empat perguruan tinggi khusus demigod ini yang lulus tahun ini, hari upacara kelulusan. Wisuda.

Untuk pakaian apapun yang akan mereka kenakan terserah saja, bebas. Yang penting layak untuk dipakai. Toh akan ditutupi baju toga.

Yunho hanya berharap ini tidak akan sememakan waktu seperti wisuda tahun lalu ketika mereka menunggui nama Seonghwa dan Hongjoong untuk dipanggil. Satu hal yang Yunho sadari ketika datang ke wisuda adalah betapa banyaknya mahluk bermarga Kim. Setiap kali pembawa acara menyebut nama Kim di awal, Yunho selalu berharap itu Hongjoong. Dan ketika mendengar nama setelahnya, zonk lagi zonk lagi. Begitulah jika bukan nama demigodnya saja yang disebutkan terlebih dahulu.

Setelan Yunho saat ini terdiri atas kemeja, celana, dasi dan jas. Yeonjun hampir sama, bedanya ia memakai tambahan vest di antara lapisan kemeja dan jasnya. Yunho jahil berkomentar malam sebelumnya kalau Yeonjun terlihat seperti penyanyi pop jaman 2000-an dengan setelah formal dan vest-nya, gaya-gaya macam Michael Bubble yang pernah ngetop pada zamannya. Anak indie zaman dahulu. Hanya kurang fedora saja.

"Astaga, bisa-bisanya aku lupa menyetrika cardiganku. Loh? Setrika mana setrika??" tanya Yunho celingukan mencari salah satu alat elektroniknya.

"Dipinjam Hermione. Katanya punya dia rusak." Yeonjun mengusap-usap vest-nya denyan santai. Soobin pemilik nama demigod Hermione itu memang masih tingkat tiga dan tentunya tidak akan melakukan wisuda sekarang, tapi ia akan datang ke upacara ini karena ia akan menjadi pendamping wisuda Yeonjun.

[Sudah Terbit] 🔞 Dancing Like Butterfly Wings 🦋 YunGi [⏹]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang