Prequel : The truth about absence, rain and blood

3.5K 385 303
                                    

Mingi tidak pernah berada di kamarnya setiap malam

.

Setiap kali Yunho kembali pulang ke asrama di malam hari, ia tidak pernah melihat sosok Mingi. Putra Hades pemilik nama demigod Thanos itu selalu menghilangkan diri. Dan Yunho hanya baru bisa melihat sosok itu di pagi hari ketika membuka mata. Mingi akan berada di sana, tertidur di ranjang seberangnya, menjadi objek utama yang jatuh di belakang retinanya. Menjadi sebuah pemandangan yang akan ia lihat untuk pertama kali di setiap pagi.

.

Bel keluar kelas adalah suara yang paling Mingi antisipasi di setiap harinya. Terutama jika itu adalah jam kuliah terakhir. Karena ia akan segera kembali ke kamar asramanya untuk cepat-cepat menyelesaikan segala tugas kuliah. Yunho? Dia bergabung dengan enam organisasi di kampus, tentu tidak pernah bisa pulang cepat setiap hari. Pasti saja selalu di atas jam enam sore, bahkan tak jarang hingga sangat larut. Jika ia masih memiliki aktivitas di Himpunan Jurusan hingga lewat tengah malam, biasanya ia akan menginap di ruangan sekretariat di kampus. Tapi itu sangat jarang.

Jadi selagi Yunho belum kembali, Mingi harus bergegas menyelesaikan semua tugas. Sesulit apapun tugas yang ia kerjakan, sebisa mungkin ia berusaha tetap mengerjakannya sendirian, tanpa bantuan teman. Oh, iya, bahkan dia ragu apakah dia punya teman? Iya, ada. San. Satu-satunya. Tapi kan putra Fortuna itu berasal dari fakultas yang berbeda, apalagi jurusan. Mingi tidak bisa bertanya apapun padanya soal pelajaran selain Matematika dan Fisika. Di luar pelajaran itu, ia akan berselancar di internet untuk melakukan riset dan meminjam buku-buku tebal perpustakaan.

Intinya, ia harus menyelesaikan semuanya sebelum Yunho datang.

Selesai dengan tugasnya, Mingi akan selalu membaca buku di atas tempat tidur. Jika tidak, saling mengirim pesan obrolan dengan San sambil rebahan di atas kasur. Kamar keduanya terletak bersebelahan, tapi sama seperti halnya Yunho, putra Fortuna itu sibuk berorganisasi di kampus. Jadi ia juga jarang berada di dalam kamarnya.

Ketika lewat jam enam tiba, Mingi bersiap-siap. Lampu kamar tidak pernah dia nyalakan sejak ia datang. Tidak masalah. Ia berasal dari Underworld dimana matahari tidak terbit di sana. Kegelapan sudah menjadi lingkungannya sehari-hari. Tidak heran jika ia memiliki aura gelap yang dipancarkan tubuhnya. Dan karena tidak ada matahari di Underworld, tempat itu sangat dingin. Dan oke, sekarang kita tahu dari mana datangnya sifat dingin putra Dewa kegelapan itu, meskipun ia adalah seorang pengendali api. Dia adalah representasi sempurna dari Underworld versi demigod.

Beberapa menit setelah bersiap-siap, ia mendengar seseorang membuka kunci pintu kamar. Mingi segera membuat wujudnya tak terlihat.

Memasuki ruangan, Yunho menekan tombol saklar guna menyalakan penerangan.

Mingi melihat Yunho menghela napas memperhatikan tempat tidur Mingi.

"Selalu saja begini. Ke mana perginya anak itu setiap jam segini? Apa ia tidak mau berbicara denganku?"

Nanti, Jung Yunho. Belum saatnya. Aku masih harus mempersiapkan hatiku untuk akhirnya bersedia berbicara padamu.

Mingi menyaksikan bagaimana Yunho menanggalkan seluruh helai benang di tubuhnya. Ia melihat bagaimana tubuh putra Poseidon itu melekuk sempurna dengan otot-otot dan kulit mulus yang ia miliki. Yunho terbiasa hidup di dalam air, ia memiliki kulit yang bagus dan cerah sebagai hasilnya.

Di awal-awal keduanya menjadi roommate dulu, Mingi merasa seperti sesak napas ketika melihat tubuh telanjang Yunho. Kalau sekarang, dia sudah terbiasa. Meskipun tetap tidak bisa menghilangkan pikiran kotornya tentang apa saja yang bisa ia lakukan pada titik-titik menggoda di tubuh Yunho. Ia tetap menahan hasrat dan gejolak nafsunya.

[Sudah Terbit] 🔞 Dancing Like Butterfly Wings 🦋 YunGi [⏹]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang