02-SHAKALARA

106 70 68
                                    

"Lara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lara..." Lirih Reygan sembari mondar mandir di depan pintu ruang UGD dimana Lara tengah diperiksa.

Beberapa jam yang lalu, Reygan mendengar teriakan seseorang saat ia tengah menuju lantai apartemen paling atas. Tanpa pikir panjang lagi, Reygan berlari ke arah rooftop.

Betapa terkejutnya ia ketika melihat Lara yang tengah memohon ampun kepada Arshaka. Darah Reygan pun seketika mendidih, ia berlari untuk menghampiri keduanya dan segera meninju Arshaka habis habisan.

Setelah Arsahaka sudah terkulai lemas di bawah sana, barulah Reygan membawa Lara ke rumah sakit seorang diri.

"Lo harus bangun Ra..." Lirih Reygan sambil mengusap wajahnya gusar.

"Lama banget sih anying!" Umpat Reygan ketika dokter yang memeriksa Lara tak kunjung menampakkan batang hidungnya.

"Gue harus hubungin tante Shaveena" Ujar Reygan pada dirinya sendiri.

Reygan pun segera merogoh saku celana nya. Ia mengambil ponselnya dan segera memencet tombol call.

"Halo?"

"Ada apa Reygan?"

Reygan mengambil nafasnya dalam dalam "Halo tante"

"Iya ada apa nak Reygan? Tumben nelfon?"

"Sebelumnya Reygan mohon maaf banget sama tante karena Reygan udah gagal jagain Lara..."

"Loh? Lara kenapa Reygan? Lara baik baik aja kan? Nggak kenapa kenapa kan?"

"Lara masuk UGD tan..."

Hening.

Tak ada jawaban lagi dari seberang sana. Reygan pun melihat ponselnya dan ternyata panggilan masih terhubung.

"Halo tan?"

"Sharelock"

Tut...tut...

Reygan pun segera mengirimkan alamat rumah sakit kepada tante Shaveena alias tante dari Lara.

Cklek

Pintu ruangan Lara terbuka. Disana nampak seorang dokter laki laki berumur sekitar 27 tahun an yang tengah tersenyum ke arah Reygan.

Reygan pun dengan segera menghampiri dokter tersebut "Dok, gimana keadaan temen saya dok?"

"Saudari Lara baik baik saja. Hanya saja, tangan kanannya mengalami cidera yang cukup serius. Tapi tidak sampai patah tulang. Mungkin hanya akan terasa ngilu selama beberapa Minggu" Jelas dokter tersebut.

Reygan pun menghembuskan nafasnya lega "Huh, alhamdulillah. Terimakasih ya dok" Dokter tersebut pun mengangguk dan segera meninggalkan Reygan.

Reygan membuka pintu ruangan Lara. Senyuman tulusnya terlukis indah di wajahnya. Ia mendekat ke arah brankar dimana tempat Lara berbaring.

SHAKALARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang