Bahu Shaka merosot ke lantai, kakinya pun tak kuasa untuk menahan bobot tubuhnya. Tangannya bergetar hebat, membuat ponsel yang dipegangnya terjatuh jika Athar tak langsung menangkapnya. Dari guratan wajah saja sudah bisa di simpulkan bahwa Shaka sangat syok mendengar kabar ulang tahun mediang adiknya itu.
Shaka memukul mukul kepalnya sendiri sambil mengumpati dirinya yang melupakan hari istimewa almarhumah Ghia. Ia merasa menjadi kakak tertolol yang pernah ada, bisa bisa nya ia lupa. Buru buru Shaka menyeka sudut matanya yang hampir mengeluarkan buliran buliran air mata. Mau di letakkan di mana wajahnya jika ia menangis di hadapan Athar?
Shaka mengambil alih ponselnya yang berada pada tangan Athar. Dengat cepat, ia menekan ikon galeri di ponselnya dan langsung membuka album foto berjudul "Ratunya Shaka". Di dalam album tersebut, Shaka menyimpan ratusan bahkan ribuan foto Ghia. Semasa masih hidup, Ghia sangat sering meminjam ponselnya untuk sekedar selfie atau memotret hal hal yang absurd. Disana juga banyak foto Ghia yang Shaka ambil diam diam tanpa sepengetahuan sang empu. Shaka jadi merindukan Ghia...
Shaka menyerahkan ponselnya kepada Athar. Dahi Athar pun mengerut bingung, namun ia tak urung untuk mengambil alih ponsel Shaka. Senyuman haru terbit pada bibir ranum milik Athar, ia men-scroll isi album tersebut hingga bagian paling akhir. Ternyata Ghia sangat cantik, bisa bisanya dulu Athar merusaknya. Ia sungguh menyesal.
"Boleh gue minta beberapa foto Ghia bang?" Pinta Athar dengan air mata dan senyuman haru yang mengiringinya.
Shaka mengalihkan pandangannya, ia tak mau menatap Athar untuk saat ini. Anggukan pelan dari kepala Shaka membuat Athar dengan spontan berjingkrak bahagia.
"Akhirnya... makasih bang!" Pekik Athar sambil loncat loncat kegirangan.
"Gue share ke nomer gue ya bang" Lagi lagi, Shaka hanya mengangguk pelan sebagai jawaban.
***
Tok
Tok
TokSuara ketukan pintu mengalihkan atensi dua gadis yang tengah menonton film drakor kesukaannya itu. Kening Maureen berkerut, sangat jarang ada orang yang bertamu di rumahnya karena ia hanya tinggal seorang diri. Orang tuanya pun masih di Prancis untuk menyelesaikan pekerjaannya. Tak mungkin juga kan kalau ayah bundanya pulang secara mendadak? Mereka pasti selalu menghubungi Maureen terlebih dahulu.
"Reen, buka gih pintunya. Berisik tau" Titah Lara. Lara memang sedang berkunjung ke rumah Maureen. Maureen kesepian, Lara pun berinisiatif untuk menemaninya seperti saat ini.
Maureen menatap pintu utama rumahnya dengan perasaan was was. Bagaimana jika yang mengetuk pintu adalah laki laki yang sangat ia hindari? Atau, bagaimana jika yang mengetuk pintu adalah penjahat? Ah sudahlah, mau tak mau Maureen harus membukanya. Lagian tidak baik bukan jika ada yang bertamu namun tak di bukakan pintu?
Maureen pun melangkahkan kakinya dengan perlahan. Tak lupa, ia mengintip dari celah gorden yang terletak di samping pintu rumahnya. Namun, keningnya berkerut ketika ia tak melihat siapapun di depan. Dengan takut takut, ia pun membuka pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHAKALARA
RomanceSenyumannya manis, namun hatinya menangis. #1 in publisher (04-04-2022) START: 1 MARET 2022