05 ( Dor )

1.2K 54 1
                                    

                                    ***

Seorang gadis saat ini tengah menangis sembari memeluk kakinya, tubuhnya bergetar hebat, wajahnya ia sembunyikan di lekukan lututnya dengan isakan tangis yang selalu keluar dari mulutnya.

Pintu kamar dan jendelanya ia kunci serapat mungkin seolah menghalau cahaya rembulan yang ingin masuk ke dalam kamarnya.

"Ayah hiks hiks, Lea takut ..." ucap lirih gadis itu, ia semakin memeluk tubuhnya. Ia sungguh sangat ketakutan, takut kalau Kenan akan datang lagi ke kamarnya.

Tok! Tok! Tok!

"Lea? Lo di dalem? Bukain pintunya dong! Ini gue Alex, lo udah tidur? Elah, bangun ngapa, capek ni gue berdiri terus," cerocos lelaki itu saat tak mendapat jawaban apa-apa dari Adik sepupunya.

Seketika tangis Lea pecah saat mendengar suara itu, ia begitu senang saat mengetahui Abang sepupunya datang berkunjung. Lea langsung bangkit dari tempatnya, membuka pintu kamarnya hingga menampakan seorang lelaki yang kini menatapnya dengan tatapan aneh.

Tanpa membuang waktu lagi, Lea langsung sajah menubruk tubuh Alex dengan pelukan yang sangat erat membuat tubuh lelaki itu agak terheyung ke belakang.

"Lo nangis?" tanya Alex kaget saat melihat Lea keluar dari kamarnya dengan keadaan yang berantakan.

"Abang ... hiks hiks, takuttt." Lea semakin mengeratkan pelukannya, tangisnya bahkan semakin pecah membuat Alex uring-uringan.

"Takut kenapa hemm? Udah jangan nangis, di sini kan ada Abang," ucap Alex lalu membalas pelukan Lea.

"Abang ... hiks hiks, Kelin meninggal hiks hiks, itu semua gara-gara Lea! Lea orang jahat hiks hiks." Alex mengerutkan keningnya saat mendengar ucapan gadis itu. Ia kenal dengan gadis yang bernama Kelin itu, dia adalah satu-satunya sahabat Lea di sekolah. Tapi, ia bingung dengan kalimat yang di lontarkan oleh Lea yang mengatakan kalau dia adalah sebab dari meninggalnya sahabatnya itu.

"Emang dia meninggal kenapa?" tanya Alex, ia semakin merasa penasaran sajah.  Tiba-tiba Lea melepas pelukan keduanya lalu beralih menatap mata Alex.

"Kelin ... semua itu gara-gara Lea, Bang Alex! Lea orang yang udah buat Kelin meninggal, ini semua salah Lea hiks hiks," ucap Lea sesegukan, ia semakin menangis histeris hingga memukul-mukul kepalanya sendiri.

Hati Alex rasanya tercoles saat melihat Adik sepupunya itu terlihat sangat frustasi atas kematian sahabatnya, ia menahan kedua tangan Lea yang yang masih setia memukul kepalanya sendiri.

"Ini bukan salah kamu! Ini semua takdir, mungkin ini emang udah akhir dari kehidupan Kelin, kamu jangan nyalahin diri sendiri!" ucap Alex menasehati.

                                     ***

Hari ini Lea berniat untuk pergi ke rumah Kelin, ia berniat ikut mengantar sahabatnya itu ke tempat peristirahatan terakhirnya.

Lea hanya bisa menatap kosong ke arah jenazah sahabatnya yang sudah di masukan ke liang lahat lalu segera di timbung menggunakan tanah.

Perlahan orang-orang yang ada di tempat pemakaman Kelin sudah pulang hingga hanya menyisahkan Lea sajah.

Sorot mata gadis itu kosong, ia menatap gundukan tanah dengan nisan yang bertuliskan Kelin di sana. Lututya seketika lemas membuat Lea terduduk di tanah masih dengan tatapan kosongnya.

"Maafin aku, Lin! Maafin aku hiks hiks, ini semua salah aku, aku yang udah buat kamu pergi, maafin aku." tangis gadis itu seketika pecah di kesunyian kuburan itu, ia meremas gundukan tanah yang sudah terdapat sahabatnya di dalam sana. Kelin tidak salah! Tapi, kenapa ia yang jadi korbannya?!

Living For Devil Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang