11 ( Pemberani? )

847 33 0
                                    

Lea baru sajah keluar dari kamar mandi, sesekali gadis itu meringis karena merasa kakinya perih untuk sekedar di pakai berjalan.

Gadis itu menatap seorang maid yang tengah meletakan nampan berisi makanan di atas nakas.

Maid itu langsung membungkuk hormat pada Lea dengan kepala yang di tundukan, maid itu refleks mundur saat Lea hendak mendekat padanya.

Akan menjadi sebuah masalah besar jika ia berdekatan lebih dari lima meter dengan gadis kesayangan tuanya itu. Bisa ia pastikan kepalanya akan langsung terpisah dengan badannya.

"Kenapa kau menjauh? Aku tidak akan menyakitimu," Lea merasa heran dengan maid itu, ia hanya seorang gadis lemah apa yang sebenarnya menjadi ketakutan mereka?

Ah! Ia melupakan seseorang! Ini semua pasti ada hubungannya dengan Kenan si Lucifer itu!

"Maaf nona, bersentuhan dengan nona adalah sebuah kesalahan besar bagi saya."

"Di sini tak ada Kenan, kau tak perlu takut." ujar Lea seraya tersenyum manis. Ia melakukan hal ini karena ia sama sekali tak punya teman di sini. Ia bosan! Setiap hari hanya bisa berdiam diri di kamar terkutuk ini!

Maid itu menatap Lea tanpa mengangkat kepalanya, maid itu mencoba menyadarkan Lea kalau di kamar ini bukan hanya ada empat mata sajah. Matanya seolah memberikan isyarat agar Lea menengok ke arah pojok atas kemarnya.

Seakan paham dengan maksut gadis itu, Lea menoleh dan benar sajah, di bagian sana ada sebuah cctv. Jadi, selama ini Lea terus di awasi?

"Tuan muda saat ini pergi ke kantor tuan besar, tuan muda mengatakan nona tidak boleh keluar dari kamar ini tanpa seizinnya."

"Permisi, nona."

Maid itu langsung keluar dari kamar itu dengan tergesah-gesah.

"Kenan sialan!" umpat Lea pelan seraya menatap tajam cctv itu seolah ia membayangkan matanya mengeluarkan laser dan menghancurkan cctv sialan itu!

Seakan sadar akan sesuatu, Lea tersenyum menyeringai. Ia hampir melupakan sesuatu, bukankah maid tadi mengatakan kalau Kenan sedang ke kantor tuan besar yang ia yakini adalah Ayah Kenan?

Sepertinya keadaan saat ini ingin berpihak pada Lea.

Gadis itu mengedarkan pandangannya hingga matanya tertuju pada handuk yang ada di atas nakas.

Gadis itu perlahan bangkit dari kasur lalu mengambil handuk kecil itu, dengan sigap Lea berjalan ke arah cctv lalu menutupnya.

                                       ***

Di sisi lain, tepatnya di tempat Kenan saat ini, lelaki itu tengah berkutat dengan berkas-berkas yang ada di atas meja kerjanya.

Kenan memang sudah bekerja di perusahaan Ayahnya, lelaki itu bahkan tengah mencoba untuk mendirikan perusahaannya sendiri untuk saat ini.

Ia tidak mungkin selalu mengandalkan Ayahnya bukan? Yah, meskipun harta keluarganya tidak akan habis sampai tujuh turunan. Tapi, Kenan ingin menjadi lelaki yang mandiri.

Ting!

Lelaki itu menoleh ke arah ponselnya yang ada di atas nakas lalu mengambilnya.

Rahang lelaki itu mengeras saat melihat layar ponsel pintarnya yang terhubung dengan cctv yang ada di kamarnya tiba-tiba berlatar hitam.

Apa yang ingin di lakukan gadis itu saat ini?!

Kenan menggeser layar ponselnya hingga terhubung dengan cctv lainnya yang ada di dalam kamar itu. Kenan tidak akan bisa mempercayai satu cctv sajah!

Kenan menyeringai saat melihat gadisnya saat ini tengah mencoba untuk memanjat balkon. Ah! Gadisnya sungguh pemberani!

*****

JANGAN LUPA VOTENYA!!



Living For Devil Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang