3.( dia datang )

1.4K 66 5
                                    

Jangan lupa vote sama komennya!

                              ******

Perlahan Lea mulai membuka matanya, ia menatap kaget sekeliling yang terlihat sangat gelap. Astaga! Ia baru ingat kalau dirinya ketiduran di toilet ini. Ia mencari benda pipihnya lalu menyalakannya.

Seketika matanya terbelalak saat melihat jam yang ada di benda pipihnya itu yang menunjukan angka 18.06. dengan tergesah-gesah ia bangkit dari duduknya dan langsung keluar dari toilet siswi tersebut.

Ia berlari dengan tergesah-gesah menuju ruangan kelasnya untuk mengambil tasnya, untung sajah kelas itu tidak di kunci, setelah mengambil tas itu ia berlari di sepanjang koridor yang terlihat sangat gelap, ia tidak berani memberhentikan langkahnya ataupun menengok ke belakang. Ia sungguh sangat ketakutan.

Lea mengusap air matanya lalu segera keluar dari gerbang sekolah, Pak Satpam yang sedang asyik meminum kopinya terbelalak kaget saat melihat seorang siswi yang tidak ia ketahui itu berlari melewati posnya, seketika pikirannya mengarah ke sesuatu di luar nalar.

                                    ***

"APA KAU BILANG?! LEA HILANG?" teriak murka seorang lelaki paruh baya. Dia Thunder Alderick.

"Ya, aku sudah menyuruh beberapa Bodyguard untuk mencarinya. Tapi, sampai sekarang belum ada kabar sama sekali," ucap Xander dengan nada yang terdengar begitu lirih. 

"Ini semua karenamu! Seharusnya kau tidak perlu sampai bersikap seperti itu pada puterimu sendiri!" ucap Thunder merasa jengkel dengan sikap Xander yang ke kanak-kanaknya ini.

"Salahkah aku jika bersikap seperti itu? Dia yang telah menewaskan istriku," ucap Xander dengan nada yang pelan namun masih bisa di dengar oleh Thunder.

"Itu takdir, dasar bodoh!" ucap Thunder membuat Xander hanya menatap sinis ke arah Ayahnya itu dan di balas tak kalah sinis oleh sang empuh!

Klek!

Pintu rumah tersebut terbuka hingga menampakan seorang gadis dengan pakaian lusuhnya. Mereka berdua terbelalak saat mengetahui siapa gadis itu.

"Kakek hiks hiks," tangis Lea pecah, ia langsung berlari memeluk seorang lelaki paruh baya yang ia sebut Kakek itu. Dia Thunder Alderick.

"Lea, kamu dari mana sayang?" tanya Thunder sembari mendekap tubuh cucunya yang bergetar itu.

Bukannya menjawab Lea malah semakin menangis histeris membuat Thunder menghela nafas pelan lalu membiarkan cucu tunggalnya itu menangis di dadanya.

Xander yang melihat Puterinya menangis di dekapan Ayahnya itu entah kenapa merasakan sakit, padahal ia ada di sini, Lea seharusnya lebih memilih memeluknya karena dia adalah Ayah  kandungnya.

Xander melihat kaki kanan Puterinya itu yang terdapat sebuah memar berwarna merah. Apa yang sebenarnya terjadi pada Puterinya ini?

                                     ***

Klek!

Pintu kamar Lea terbuka hingga menampakan seorang lelaki paruh baya dengan pakaian cesualnya, tangannya yang membawa sebuah kotak berwarna putih yang tidak lain adalah Kotak P3k. Dia Xander.

Dengan perlahan Xander kembali menutup pintu kamar Puterinya itu lalu duduk di tepi ranjang tempat Puterinya tertidur.

Lelaki paruh baya itu menyingkirkan selimut yang di gunakan Puterinya itu, ia melihat ke arah lutut Lea yang berwarna merah lalu mulai mengobatinya dengan penuh sayang.

Setelah selesai, ia kembali memperbaiki selimut Puterinya itu lalu mencium keningnya dengan lembut "Ayah menyayangimu." ucap Xander lalu berjalan keluar dari kamar Lea.

Living For Devil Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang