Lea menghembuskan nafasnya pelan saat dirinya sudah berhasil sampai di bawah, gadis itu tersenyum sembari melirik ke kanan dan kiri. Memastikan kalau posisinya saat ini tidak akan membahayakan dirinya.
Di rasa aman, gadis itu melangkahkan kakinya. Tapi, baru satu langkah dirinya berjalan tanah yang ia pijak bergetar dan...
Bom! Tepat lima meter dirinya berdiri ledakan kecil terjadi membuat gadis itu terhempas hingga beberapa meter, gadis itu berteriak sembari menangis saat lengan kirinya terkena ledakan dan meninggalkan luka bakar yang cukup parah.
"Akh! Hiks hiks, sakittt!" air mata gadis itu luruh sampai ke telinganya, tubuhnya terasa sangat sakit jika di gerakan.
Air mata gadis itu semakin luruh saat melihat seorang lelaki yang begitu ia kenali, siapa lagi kalau bukan Kenan yang kini tengah tertawa puas melihat dirinya.
"Kau baru sajah mengajakku untuk bermain, heh? Aku turuti, sekarang ayok bermain." ucap Kenan menatap sinis ke arah gadis itu yang kini masih sajah menangis.
Lea tak memperdulikan kehadiran Kenan yang saat ini seperti tengah mengejeknya. Gadis itu mencoba bangkit dan merangkak menuju gerbang utama.
Para Bodyguard Kenan yang melihat hal itu mencoba untuk menghentikan gadis itu. Tapi, Kenan langsung mengangkat tangannya, memberi isyarat agar anak buahnya tetap diam di tempat mereka.
Bom!
Sekali lagi ledakan itu terjadi membuat Lea terhempas hingga semakin jauh dari gerbang utama. Gadis itu terbatuk-batuk karena merasa sesak pada dadanya.
"Ck! Keras kepala!" Kenan berdecak sebal saat gadis kesayangannya itu malah semakin berulah. Jujur di dalam hati Kenan mengumpat kasar saat melihat Lea terluka.
"L—lepasin aku, aku mau pulang hiks hiks, aku kangen Ayah hiks hiks." Kenan memutar bola matanya jengah saat mendengar ucapan Lea. Tidakkah Lea sadar? Bagaimana perlakuan Ayah gadis itu pada dirinya? Yang seolah ingin Lea pergi sajah dari hidupnya?
"Berhenti berkata seolah-olah kau akan meninggalkanku! Lagipula tua bangka itu juga tidak memperdulikanmu lalu apa yang kau harapkan darinya? Berharap dia akan datang dan membawamu? Ck! Itu hanya akan menjadi hayalanmu sajah!" ucap dingin Kenan, lelaki itu masih berusaha untuk tidak menyakiti gadisnya. Ya walaupun dengan kata-kata nya itu sajah sudah menyakitkan.
Lea terdiam seribu bahasa saat mendengar ucapan Kenan. Tidak, ayahnya bukan orang yang seperti itu, Lea yakin ayahnya menyayangi nya dan suatu saat nanti, entah kapan ayahnya pasti akan menjemput dirinya dan membawanya keluar dari hidup seorang Kenan.
Dengan langkah cepat, Kenan berjalan ke arah gadisnya yang masih terbaring di tanah dengan keadaan yang begitu memprihatinkan. Bagaimana tidak, seluruh badannya di penuhi luka-luka kecil.
Jujur sajah, ada sedikit rasa tidak tega saat melihat keadaan gadis yang amat ia cintai itu kini tengah terluka akibat dirinya. Tapi, jika tidak seperti ini, Lea tidak akan jera dan akan terus mencoba kabur darinya.
Memangnya apa yang sudah ia lakukan hingga gadisnya bersikap seperti ini? Kenan rasa apa yang ia lakukan normal-normal sajah.
Kenan segera mengangkat tubuh Lea ala bridal style lalu segera membawa gadis itu untuk masuk kembali ke mansionnya.
Lea hanya bisa menangis pasrah di pelukan Kenan, percuma ia memberontak Kenan tidak akan pernah mau melepaskannya.
"Kau jahat."
Kenan hanya melirik sekilas wajah gadisnya yang memucat, lelaki itu semakin mempercepat langkahnya saat melihat mata gadisnya sudah mulai tertutup rapat.
***
"Argghhh! Siapa yang merakit Bom itu? Kenapa ledakannya bisa sampai sebesar itu hingga membuat gadisku terluka parah, hah?" Kenan mengamuk, lelaki itu tidak terima dengan peryataan dokter yang mengatakan bahwa kepala gadisnya terbentur hingga terjadi penggumpalan darah.
Para Bodyguard itu hanya menunduk takut menghadapi sikap Tuan mereka yang juga kadang plin-plan.
Bagaimana tidak, Kenan ada di tempat perakitan bom itu, jika memang ledakan itu akan besar Kenan bisa sajah menyuruh mereka untuk memperkecil ledakan itu. Tapi, Kenan waktu itu hanya melihat tanpa berkata apa-apa.
Jadi, apakah mereka pantas mendapatkan ini semua? Sebagai pihak yang di bayar sepertinya iya.
"Kalian harus merasakan apa yang di rasakan oleh gadisku." desis Kenan. Ribuan rencana penyiksaan sudah tergambarkan di otak lelaki itu membuat senyum seringai terpapang jelas di bibirnya.
Para bodyguard yang mendengar ucapan majikan mereka itu menelan salivanya kasar, tamatlah sudah riwayat mereka.
"Berhenti membuang-buang waktumu untuk hal-hal seperti ini Kenan, lagi pula sangat sulit menemukan bodyguard seperti mereka." seorang lelaki paruh baya yang tidak lain adalah Ayah Kenan itu datang masih dengan pakaian cesualnya.
Dalam hati, para Bodyguard itu memanjatkan puji syukur ke pada Tuhan karena sudah mengirimkan penyelamat mereka.
"Tapi mereka sudah membahayakan gadisku Ayah!"
"Gadismu sajah yang terlalu membangkang!"
"AYAH—"
"Cukup! Lebih baik kau kembali masuk ke kamarmu dan beri hukuman pada gadis nakalmu itu!" Afwardo lalu segera membubarkan pada Bodyguard.
Setelah lama berfikir sepertinya ucapan Afwardo ada benarnya juga
•••
DI TENGAH-TENGAH KESIBUKAN BELAJAR UNTUK UJIAN!! UP?
Jangan lupa votenya ya, aku cuma berharap itu kok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Living For Devil
ActionJANGAN LUPA FOLLOW AKUN AUTHOR! WAJIBBB! Ini adalah kisah hidup seorang gadis yang harus merelakan hidupnya untuk seorang lelaki yang sama sekali ia tidak ketahui. Dipaksa untuk menjadi boneka barby untuk melayani nafsu psikopat seorang lelaki. H...