Chapter 1. Terpesona

743 64 15
                                    

TO BE OR NOT TO BE
.
.
.
.
.
Golden Maple
°•°•°•°•°•°•°•°•°
Gemerlap lampu kelap-kelip dengan suara musik santai yang menghanyutkan. Membuat perbincangan dua insan manusia ini berjalan dengan lancarnya. Salah satu di antara keduanya membawa sebuah koper yang dipegang pengawal pribadinya. Memberikan koper dengan isi uang yang bernilai tinggi pada pria yang satunya.

"Aku mau kau membunuh pria bernama Min Youngjae."

Orang itu memberikan foto dari target incarannya. Lelaki berambut ikal dengan potongan rambut undercut ini tersenyum seringai. Lalu berkata, "Kenapa dia? Apa tidak ada yang lain? Wajahnya saja sangat polos."

"Kepolosan di wajah bukan jaminan untuk tidak berbuat hal keji. Dia bermain kotor dengan pasanganku. Bunuh dia bagaimanapun caranya----dan kau bisa bawa uangmu."

Pria ini tersenyum jahat. Sebelum akhirnya ia menerima tugas itu. Sang klien pergi. Orang dengan nama Kim Taehyung ini mengeluarkan puntung tembakau dari bungkusnya. Lalu menyalakan pemantik untuk membakar ujung tembakau yang telah difilter tersebut.

Cess!

Asap keluar langsung dari mulut juga hidungnya. Sedikit melihat-lihat sekeliling untuk untuk melihat keadaan yang menenangkan ini. Memesan segelas wine atau wisky mungkin adalah pilihan. "Ambilkan aku segelas wine."

Pelayan bar langsung menuruti perintah dan menuangkan air anggur itu di hadapan Taehyung sendiri. Menyeruput dengan hati-hati dan perlahan. Hingga tiba di kerongkongan tercecap rasa manis dan pahit bersamaan.

"Ahh!" Desahnya puas, setelah menikmati wine berwarna hitam keunguan tersebut.

"Ambilkan aku rasa yang sama," sahut pria di samping Taehyung yang membuat pria ini menoleh ke samping. Senyum simpul terpatri di wajah softly-nya. Seketika mata Taehyung tidak berpindah posisi dari pandangan pria itu.

Seperti pemikat tersendiri, mulai dari mata, hidung, sampai ke bibir, Taehyung tak berhenti memperhatikannya. Padahal pria yang dipandang itu telah beralih atensi dan menikmati segelas wine yang diberikan. Terus saja diperhatikan hingga air wine tertelan dan jakun itu bergerak gemulai. Seketika itu juga Taehyung ikut menelan salivanya.

Apa ini? Apa pembunuh ini mulai merasakan cinta? Apakah benar cinta ada di antara sikap dinginnya?

"Si-siapa nama--"

Tring Ting Ting!

Ponsel orang yang tak diketahui namanya itu berbunyi. Segera pria tadi mengangkat dan berpaling pergi dari sana. Taehyung mencoba menunggu, tapi setelah menjawab telepon, pria tadi tak kembali ke bangkunya.

"Permisi," sapa Taehyung pada pelayan bar.

"Apa pria tadi sudah membayar minumannya?" Pelayan itu menggeleng. Lalu mencoba mencari pemilik gelas yang telah pergi dan tak kembali.

"Tidak masalah. Biar aku yang bayarkan miliknya sekaligus punyaku." Taehyung memberi selembar kertas dan berlalu pergi. Asap dari nikotin terhempas keluar bersamaan dengan perginya raga itu.

Saat setelah Taehyung keluar, orang tadi masuk kembali dan datang pada meja bar. Gelasnya sudah tidak ada di sana. Ternyata sudah dibersihkan. "Maaf, tapi gelas wine milikku di mana, ya?"

"Oh, Anda masih di sini, Tuan? Maafkan saya. Saya pikir Anda sudah pergi." Pelayan meminta maaf pada sosok itu.

"Oh, ya sudah, tidak masalah. Kalau begitu biar saya bayar saja--"

"Tidak perlu, Tuan. Seseorang yang duduk di sebelah Anda tadi yang membayarkannya."

Pria itu memiringkan kepalanya bingung. Meski sudah melihat wajah orang itu, ia belum bisa mengingatnya. "Ya ampun, aku berhutang padanya. Apa kau tahu siapa dia?"

To Be Or Not To Be [VHOPE] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang