Chapter 24. Salah kaprah

147 27 10
                                    

TO BE OR NOT TO BE
.
.
.
.
.
Golden Maple
°•°•°•°•°•°•°•°•°
3 bulan selanjutnya......

Sepatu pantofel hitam mengkilap menginjak di sebuah lantai marmer yang mewah. Diikuti beberapa ajudan bersenjata di belakangnya. Mendatangi sesosok pria yang saat ini bahkan baru saja bangun dari tidurnya.

"Ah, Jyagi-ya, kenapa kau rapi sekali pagi-pagi begini?" tanya Kim Namjoon dengan mata habis bangun tidur.

"Ah, Jyagi-ya, kenapa kau rapi sekali pagi-pagi begini?" tanya Kim Namjoon dengan mata habis bangun tidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua ajudan pun mengangkat senjata saat Seokjin menaikkan sebelah tangannya setinggi sisi kepala. Namjoon yang bahkan masih berada di ranjang seketika itu mengangkat kedua tangannya khawatir.

"Ada apa ini? Kenapa mereka ingin menembakku?" tanyanya kebingungan.

"Bawa dia!"

Seokjin memberi perintah dan langsung dilaksanakan satu orang memborgol tangan Namjoon di belakang tubuhnya.

"Seo-seokjin-ah, ada apa ini, Beib? Kenapa kau menahanku?"

Tak mendapat jawaban. Tubuh Namjoon dibawa paksa menuju sebuah mobil van hitam besar. Diseret menuju kediaman Kim Seokjin yang megah nan mewah.

Di sebuah ruangan bawah tanah yang begitu gelap. Namjoon didudukkan pada sebuah kursi yang di depannya ada meja berbentuk persegi. Di hadapannya dengan perantara meja kotak tersebut, duduklah sosok yang elegan dan santai. Pria berbibir tebal yang begitu tampan dan mempesona. Sampai-sampai Namjoon tertipu dengan bulshit-nya.

"Semua ini jebakan?" Namjoon tersenyum kecut.

Seokjin membalasnya dengan senyuman smirk lalu menaruh selembar kertas ke atas meja dan menyeretnya pada Namjoon. Di tengah kebingungan itu, dia mulai menjelaskan. "Di situ ada sebuah pengalihan harta benda kepada pihak kedua. Biarkan aku yang ambil alih atas usahamu, Tuan Kim." Seokjin tersenyum senang.

"Kau mencoba mengambil kesempatan?"

"Tidak. Semua terjadi sesuai rencana. Awalnya 'ku pikir aku ingin membunuhmu lewat Taehyung. Tapi kau tidak bisa dibunuh dan malah Taehyung berkhianat. Namun sebuah keberuntungan karena kau datang dengan sendirinya padaku. Bukankah aku harus memanfaatkan keadaan?"

"Gaessaekkya!" pekik Namjoon hendak memberontak, akan tetapi dia langsung dihentikan oleh pengawal yang berdiri tepat di sampingnya. Menjaga kalau-kalau Namjoon mencoba melawan.

Borgolan tangannya dilepas dan ia diminta untuk tanda tangan. Namun Namjoon masih menatap tak percaya sosok di depannya. Siapa sangkah bahwa wajah lembut itu begitu menikam dari belakang. Dipikir tulus, tapi ternyata brengsek.

"Silahkan tanda-tangani." Persilah Seokjin. Namjoon mengamit pulpen itu dan melemparkannya pada Seokjin hingga dahi paripurna terketuk begitu saja. Segera Namjoon mendapatkan respon cepat dengan ditodong pistol di kepalanya.

To Be Or Not To Be [VHOPE] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang