Chapter 2. Salah menilai orang

316 39 4
                                    

TO BE OR NOT TO BE
.
.
.
.
.
Golden Maple
°•°•°•°•°•°•°•°•°
Pertemuan antar dua belah pihak mafia terjadi. Sebuah restoran yang tidak begitu padat pengunjung, menjadi tempat kedua orang ini saling berbincang. Di samping itu, Ada Taehyung yang mengawasi di antara mereka.

Perbincangan dua manusia dapat didengar lewat aerphone yang terpasang di telinganya. Yah, mereka masih membicarakan soal perbincangan konyol tenang hal di luar tujuan.

"Jadi, Namjoon-ssi, berapa usiamu?" tanya Seokjin.

"35," jawab sang empu.

"Oh, itu belum terlalu tua dan kau sangat tampan. Apa kau masih single?" Namjoon tersenyum sipu. Dia sedang digoda oleh pria manis.

"Belum. Apa Anda ingin menjadi pacar Saya?"

"Of course, jika kau memberikan semua hartamu padaku. Dengan senang hati aku bersedia menjadi milikmu."

Gelak tawa kecil terdengar receh di telinga Taehyung yang mengkerutkan bibirnya. Seokjin sudah terlalu jujur untuk rencananya. Namun siapa sangka kepolosan seorang Namjoon masih berpikir bahwa itu bukan berarti maksud jahat dan hanya candan saja.

"Anda memang pandai membuat lelucon, Seokjin-ssi." Kembali keduanya tertawa-tawa kecil.

"Jika untuk saham besar ini aku bisa mempercayaimu---maka untuk kedepannya aku akan jadikan kau Tuan rumah di kehidupanku."

"Wah, Namjoon-ssi, apa kau sedang melamarku?" Lagi-lagi keduanya tertawa riang. Seperti seolah tak mempunyai masalah.

"Kalau begitu, tanda tangan di sini." Akhirnya sampai pada tujuan semula. Namjoon mengikuti saran Seokjin dan stempel terjiplak tanda kerja sama dimulai.

"Kalau begitu aku ingin ke toilet dulu sebelum pulang," ujar Namjoon. Seokjin tersenyum malu.

"Oh my! Apa aku membuatnya bangkit sehingga kau perlu kamar kecil? Apa perlu aku temani?" goda Seokjin. Lesung pipi terpatri di kedua pipi gembil Kim Namjoon dan gelengan lemah terlihat.

"Tidak perlu. Kau bisa langsung pulang, Partner Kim." Seokjin tersenyum dan mengangguk.

Seusai dari raga Namjoon pergi, wajah Seokjin berubah dan menatap tajam pada Taehyung yang duduk tak jauh dari dia. Memberi kode pergi lewat isyarat kepalanya. Taehyung tersenyum smirk saat tau tugasnya setelah ini. Pria tampan ini bangkit dan berjalan menuju toilet. Sesekali melirik samping memastikan bahwa tak ada siapa pun yang mengikutinya.

Saat pintu terbuka, Taehyung amat terkejut saat melihat sosok pria berada di toilet yang sama. Pria dengan jas hitam dan amat rapi. Juga rambut highlight blonde miliknya tertata begitu rapi. Jantung Taehyung seketika berdebar kencang sekali. Yah, benar sekali. Orang itu adalah yang dicari-cari Taehyung sejak semalam.

Takkan ada yang tau, bahwa Taehyung yang dingin berubah menjadi bodoh dan konyol di depan pria yang meluluhkan hatinya. Ia menunduk sopan dan masuk ke salah satu bilik toilet kosong. Segera mendudukkan diri di toilet duduk sambil memegangi jantungnya.

"Kenapa dia bisa ada di sini?" monolog Taehyung.

"Huft! Apa dia sudah pergi?" Tangan panjang itu mencoba membuka sedikit bagian pintu dan ternyata masih ada sosok Hoseok di sana. Pintu kembali tertutup dan Taehyung meringis dengan kesal. Bukan kesal karena misi, tapi jantungnya tak berhenti berolahraga.

Seiring dengan Taehyung yang menikmati rasa gugupnya. Hoseok keluar bersama dengan Kim Namjoon. Di dalam perjalanan keluar toilet. Seokjin amat sangat terkejut.

"Lho?! Kok dia masih keluar hidup-hidup? Taehyung?" Seokjin terlihat sangat marah dan akan mendatangi toilet. Namun baru sampai pintu orang yang dicarinya muncul.

To Be Or Not To Be [VHOPE] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang