"Apakah semua ini ada artinya, Bila kita tidak bersama?"
- V'nsct"Selamat tinggal, Putri Roseanne" Raven mengucapkan salam perpisahan dan hendak meninggalkan gadis itu. "Tunggu!" Roseanne sedikit berteriak dan mengambil sesuatu dari jarinya. Ia meletakkan cincin pertunangan miliknya kemudian tersenyum simpul sambil mengatakan "Semoga kebahagiaan selalu menyertai anda, Grand Duke Vensancte" Kemudian Roseanne memberikan salam sebagai tunangannya untuk yang terakhir kalinya.
Raven mengalihkan pandangannya kepada benda berukuran kecil di tangannya. Sementara Roseanne beranjak dari situ, dan memutuskan untuk pergi mencari Sir Ben sehingga ia dapat pulang terlebih dahulu menggunakan kereta kuda milik kediaman Feliceu.
"Sir Ben, tolong antar aku pulang" pria yang sedikit terkantuk itu kembali siaga dan sigap menangani majikannya. "Putri? Bukankah ini belum sampai pada akhir acara?" Sir Ben menggaruk pelipisnya sambil menampakkan raut kebingungan. "Aku merasa sedikit tidak enak badan"
Sir Ben mengangguk, dan Roseanne memasuki kereta kuda itu. Kereta pun melaju dan menyisakan keheningan yang ada di sekitar Roseanne. Ia lupa untuk memberi tahu Carlton dan Duke Feliceu untuk pulang duluan, karena ia terburu-buru untuk segera pergi dari tempat itu. Entah akan ada berapa gosip yang akan menyebut namanya karena pulang terlebih dahulu.
Roseanne bersandar pada kursi itu dan menutup matanya dengan salah satu tangannya. Ia mulai meneteskan air mata untuk yang kesekian kalinya.
Ini sangat memalukan, Mengapa kau sangat tidak profesional, Anne? Apakah kau terbawa perasaan oleh alur cerita ini?
Semakin lama air mata itu semakin deras dan ia merasa semakin sesak pada bagian dadanya. "Dasar pria brengsek!" Roseanne ingin menghapus wajah Grand Duke dari bayangan pikirannya saat ini. Sambil mengucap sumpah serapah untuk waktu yang cukup lama tiba-tiba terdengar suara ketukan dari luar. Sir Ben, sedikit terkejut melihat keadaan Roseanne saat ini. "Putri, apakah anda hendak beristirahat terlebih dahulu? Saya dengar di sekitar sini ada penginapan yang dekat dengan Ibu Kota, karena sebentar lagi akan diadakan festival... Mungkin Putri ingin mengubah suasana..." Sir Ben membutuhkan banyak keberanian untuk mengucapkan beberapa kalimat tersebut karena dihadapannya terdapat seorang putri yang dapat menghukum siapapun.
Roseanne, mengusap wajahnya dan mengangguk ke arah Sir Ben sambil berkata "Baiklah kalau begitu" . Mereka berjalan agak lama untuk sampai pada penginapan yang dikatakan oleh Sir Ben. Sesampainya disana, Roseanne disambut dengan pemandangan indah pada malam hari ketika bulan yang berbentuk sempurna dihiasi oleh bintang-bintang. Penginapan itu terkesan hangat dan tenang sehingga membuat Roseanne merasa bahwa ia dapat menghabiskan waktunya disana.
"Putri, saya akan memesan sebuah kamar untuk putri seorang" Sir Ben membungkuk namun Roseanne dengan cepat berkata "Mengapa hanya satu? Lalu kau akan tidur dimana?" Sir Ben menampakkan raut wajah yang bingung, "Saya tidak tidur, Putri" Roseanne menghela napasnya kemudian menampakkan wajah antagonisnya sembari melipat kedua tangannya, "Jangan berbohong padaku, Sir Ben" . Sir Ben sedikit memucat kemudian dengan sedikit bergetar ia menjawab "Bagaimana saya pantas untuk tidur dalam satu penginapan bersama putri..." Ia menundukkan pandangannya dan tidak berani menghadapi lawan bicaranya.
Terdengar suara tawa dari seberang yang rupanya gadis itu menertawakan ketakutan Sir Ben. "Selama tidak satu kamar aku tak masalah, Sir" Roseanne mengambil antingnya dan ia berikan kepada Sir Ben.
"Putri ini-"
"Terima saja, aku tak memberikannya kepada sembarang orang"Sir Ben dengan ragu menggenggam anting itu dan membungkuk hormat kepada Roseanne. "Terimakasih banyak, Putri. Saya tidak akan pernah melupakan kebaikan anda" Sir Ben tak kuasa menahan tangisnya dan berlutut di hadapan Roseanne. Sementara gadis itu menyuruh Sir Ben untuk bangkit dan segera memesan kamar.
Roseanne yang menatap Sir Ben dari belakang tersenyum dengan penuh arti.
" Sir Ben adalah mantan pembunuh bayaran loyal yang bekerja untuk seseorang demi menyembuhkan penyakit adiknya. Namun menginjak usia 23, ia bekerja sebagai pengurus kuda di kediaman Feliceu dan diangkat menjadi seorang kusir khusus keluarga Feliceu. Sampai saat ini, penyakit adiknya dikabarkan semakin parah karena banyaknya biaya yang ia keluarkan tak cukup banyak untuk pengobatannya. "
(Cuplikan halaman 172 di novel 'Lady Beatrice, Marry me!')
Menurut novel 'Lady Beatrice, Marry me!' penyakit tersebut akan menjadi sebuah wabah yang menyerang kerajaan dan terjadi krisis besar-besaran. Sebelum penyakit itu menjadi wabah, maka aku akan memberikan Sir Ben kesempatan untuk menyembuhkannya sekaligus menjadikannya sebagai orangku yang loyal.
Seperti pepatah yang dikatakan orang
" Sekali mendayung satu kerajaan terlampaui"
****
Roseanne membuka pintu kamar penginapan dengan kunci yang telah diberikan oleh Sir Ben. Ia duduk di samping ranjang tempat tidur itu dan menatap sekeliling kamar yang akan ia tempati. Roseanne melepaskan perhiasan dan gaunnya, kemudian setelah melepas gaunnya ia segera membersihkan diri. Setelah itu, Roseanne mengganti pakaiannya dengan baju sederhana yang disediakan oleh pemilik penginapan.
Gadis itu merebahkan dirinya sambil menatap langit-langit kamar itu. "Aku sangat bosan", ucapnya, ia kemudian beralih menatap tangannya yang telah terlepas dari cincin tunangan itu. Kemudian Roseanne mendesah pelan dan memikirkan rencana selanjutnya.
"Apa yang harus kulakukan?"
"Tidur"
Roseanne kemudian mengangkat kepalanya dan melihat sosok yang berdiri di daun pintu. "Kapan kakak datang kemari?" Pria yang mengenakan baju berwarna navy blue itu menghampiri Roseanne dan bersandar di meja. "Baru saja, Sir Ben mengabari diriku kau menginap disini". Roseanne tak menanggapi perkataan itu dan menatap ke sudut yang lain.
Carlton yang melihat bahwa Roseanne tidak memiliki minat terhadap lawan bicaranya segera mengalihkan topik yang membuat gadis itu tertarik "Aku melihat kau dan Grand Duke Vensancte pergi keluar", Roseanne menatap lurus ke arah Carlton yang nampaknya tidak mengetahui pembatalan pertunangannya. "Nampaknya ia memang tidak memiliki minat padamu", jawab pria itu
Carlton menyeringai ke arah Roseanne yang sedang diam sambil menatapnya. Dasar, kemana hilangnya pria yang tadinya menemani ia di perjamuan kerajaan sambil bersikap selayaknya saudara. Gadis itu kemudian kembali berkata, "Begitu pula dengan Lady Beatrice terhadapmu"
Seketika setelah beberapa kata diucapkan oleh Roseanne. Carlton berjalan ke arah Roseanne dan menarik lengannya dengan kasar, kemudian ia mendekatkan wajahnya dengan gadis itu "Tahu apa kau tentang hidupku". Berhasil memancing emosi Carlton, Roseanne mendapati alasan dibalik gelagat aneh milik Carlton "Lebih dari yang kau tahu". Gadis itu tertawa dan berusaha melepaskan genggaman pria itu. Dengan cepat, Carlton menarik lengan satunya sehingga tidak ada kesempatan bagi Roseanne untuk pergi sebelum menjawab apa yang diinginkan oleh Carlton.
"Jangan berlagak seolah kau adalah Tuhan dibalik kisah yang kujalani", Carlton mengeraskan rahangnya dan menajamkan pandangannya. "Memang bukan, aku adalah iblis dalam cerita itu" jawab Roseanne. Carlton terkejut dengan perkataan gadis itu dan ketika lengah, Roseanne melepaskan genggamannya dan memegang bekas memar yang ditimbulkan.
Ia menatap pria itu dan berkata
"Carlton Felipe Vanstthlezion, kau adalah pewaris yang sesungguhnya"
maaf baru sempat update sekarang, terimakasih udah baca chapter ini, kalau suka jangan lupa vote dan komentar ya 💗
KAMU SEDANG MEMBACA
The Villainess Wants To Meet A Good Ending
Novela JuvenilAnne, seorang bintang yang bersinar di Kota Meddleston ditemukan meninggal dunia di tempat syuting drama terbarunya yang diadaptasi dari sebuah novel best seller berjudul "Lady Beatrice, Marry me!" Novel itu menceritakan tentang seorang tokoh utama...