Part 17

863 102 5
                                    

"Yang Mulia, 8 orang telah bersaksi atas kejahatan yang dilakukan oleh Duke Feliceu. Saya rasa hal ini sudah jelas untuk membuktikan bahwa Duke dan putrinya bersalah!"

Ucap salah satu orang yang menyaksikan sidang itu. Beliau adalah Count Belliet, Evans Belliet, Orang dari Faksi Bangsawan yang diam-diam ikut membantu pemberontakan Kaisar Ergis.

Di samping perdebatan dua kubu yang membela dan mengecam Duke Feliceu, Ergis melihat mereka dari seberang sana. Duduk di kursi paling tinggi yang menandakan kedudukannya setara dengan langit. Pria yang sudah berusia lebih dari setengah abad itu meletakkan tangannya yang semula menopang dagu kemudian memberi isyarat agar orang-orang itu menghentikan keributan yang sedang terjadi.

Beberapa saat keheningan bersemayam di antara kerumunan itu, menunggu apa yang akan dilakukan oleh Ergis. Namun pria itu hanya berbisik pada hakim, yang dibalas dengan anggukan sepihak.

Hakim itu segera berdiri merapikan pakaiannya dan berdeham sejenak sebelum akhirnya ia mengatakan sesuatu.

"Atas kesaksian yang telah diberikan, saya rasa telah mewakili suara pada persidangan ini. Maka dari i-"

"Tunggu"

Hakim dan hampir seluruh orang di dalam ruangan itu terkejut dengan kehadiran seseorang yang tidak mereka duga di dalam sana. Mengenakan jubah berwarna hitam dengan aksen biru menyala. Ia tidak sendirian, ada satu orang yang mengikutinya. Tak lain dan tak bukan, Ia adalah Penyihir Agung, Victor Ehrmenrt dan siluman kumbang bernama Koru.

Victor berjalan menaiki tangga untuk mencapai letak Kaisar. Tak ada yang menghalangi pria itu, karena mereka tahu Victor adalah orang yang disegani di Atlante bahkan hampir di seluruh negeri.

"Tuan, kenapa anda tidak berteleportasi saja? Ini agak melelahkan untuk kakiku"

Koru menarik ujung jubah Victor yang menyebabkan pria itu menghentikan langkahnya dan melirik kaki Koru.

"Kau punya 6 kaki dan kau masih mengeluh? "

"Tuan, sebenarnya ehm....kakiku hanya 2, tanganku berjumlah 4, lihat kan?"

Koru mengangkat tangannya dan tersenyum canggung ke arah Victor. Sementara Victor hanya melanjutkan langkahnya untuk menghampiri Kaisar.

Sial, kenapa anak tangganya sangat banyak?

Victor akhirnya sampai kepada Ergis. Pria itu tidak menampakkan ekspresi apapun, hanya tersenyum simpul ke arah Victor.

Victor mengangkat tangannya dari balik jubah. Kemudian muncul senjata berbentuk tombak berukuran sedang dengan kristal cahaya berwarna putih menerangi ruangan itu. Victor meletakkan benda itu di hadapan kaisar.

Ergis sangat terkejut sampai tidak dapat menyembunyikan ekspresi dibalik sorot matanya yang heran menatap benda di hadapannya.

"Ini kan yang kau cari?"

, Ujar Victor dengan tersenyum.

Kemudian ia berteleportasi dan menyesuaikan pijakannya dengan orang-orang di bawah sana. Ia menoleh pada Roseanne yang tengah duduk dan melemparkan tatapan tajam seperti berkata, telat sekali kau?

"Mungkin kalian semua bertanya, mengapa benda itu ada di tanganku? Apakah Victor sang penyihir bersekongkol dengan Duke Feliceu?"

Victor terkekeh melemparkan pandangan pada beberapa orang di hadapannya.

"Putramu lah yang mencuri itu, Ergis"

Victor menunjuk putra mahkota Erziel yang duduk dengan kursi lebih rendah di sebelah kiri Ergis. Semua orang beramai-ramai membicarakannya. Melemparkan tatapan tidak percaya kepada Erziel yang tengah berusaha menjelaskan sesuatu pada Ergis.

The Villainess Wants To Meet A Good EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang