Part 11

2.2K 269 0
                                    

'Kita adalah seorang tokoh utama di cerita kita akan tetapi kita adalah tokoh antagonis di cerita orang lain. Perspektif sangatlah penting pada pembentukan karakter yang kita perankan'

————————

Ruang Bicara

"Ehem!"

Mereka bertiga menoleh kepada sang pemilik suara yang kembali membuka pembicaraan dengan berdeham keras di kala ketegangan melanda mereka. Kemudian dengan santainya Victor menepuk pundak Felix dan kembali berkata,

"Perkenalkan beliau adalah orang yang saya akui sebagai raja berikutnya"

Mendengar pernyataan itu Roseanne terkejut bukan main, sebab ia tidak menyangka bahwa Victor memiliki hubungan yang baik dengan Lord Felix. Batin Roseanne kini bergejolak dan memunculkan banyak pernyataan dalam otaknya.

Bodoh! Kenapa selama ini aku justru mengakrabkan diri dengan Victor? Ia ternyata memiliki hubungan dengan Felix! Kemudian...apa katanya raja yang diakui?

Roseanne membenarkan posisi duduknya dan meyakinkan mereka seakan ia tertarik dengan perkataan Victor. "Raja yang kau akui?" , tanya Roseanne membuat ketiga pria itu saling berpandangan dan membuat raut wajah yang aneh. Carlton mengepalkan tangannya karena ia telah dihadapkan oleh kenyataan secara bertubi-tubi. Sudah berapa banyak hal yang telah ia lalui demi mencari jalan untuk naik takhta itu?

"Lord Felix adal-"

"Jangan sembarangan Victor, Aku tak ingin menjadi raja"

Belum sempat Victor mengatakan jawaban untuk Roseanne, Felix sudah memotongnya seakan tak ingin bila gadis itu mengetahui identitas aslinya. Roseanne merenungkan setiap kalimat yang mereka katakan untuk mengetahui rahasia di baliknya. Ia menoleh ke arah Carlton dan berusaha untuk melihat raut wajah pria itu. Dalam relung hatinya, ia merasa sedikit bersalah karena telah membawa pria itu jatuh terlalu dalam hanya untuk mengembalikan takhta kaisar yang memang miliknya.

Di sisi lain, saat ini Felix tengah memberikan Victor sebuah dokumen dengan stampel milik Grand Duke Vensancte. Dengan segera Victor mengambilnya dan membaca beberapa lembaran kertas yang ada. Tangan Victor sedikit gemetar dan meremas kertas itu sehingga menjadi butiran abu di hadapan ketiga orang tersebut.

"Kurang ajar, Si Brengsek Vensancte!"

Baru pertama kali, Mereka melihat Victor benar-benar marah hanya dengan membaca beberapa lembar kertas yang ada. Felix yang duduk di sampingnya hanya diam dengan tenang tanpa menggubris dan membiarkan emosi pria di sampingnya mereda dengan sendirinya. Victor berjalan ke rak-rak buku yang memenuhi ruangan itu.

Kemudian ia mengambil salah satu buku yang tersegel, dengan cepat ia membuka pola segel tersebut dan berjalan kembali ke tempat mereka berbincang. Ia kembali membuka mulut karena merasa harus menjelaskan beberapa hal pada orang dihadapannya yang tampak tidak paham dengan kemarahannya.

"Bertahun-tahun saya meletakkan sebuah sihir di setiap perbatasan wilayah kekaisaran untuk menjaganya dari segala mahluk yang ingin menghancurkan kekaisaran Atlante. Namun si bodoh itu malah menghancurkannya dan membuat wilayah ini tidak aman sekarang"

Victor memijit kepalanya dengan pelan sambil menghela napas sejenak. Ia menatap gadis di hadapannya yang hanya terdiam dan mengerucutkan bibirnya seakan sedang berpikir keras, Sementara Felix tidak berkomentar apa pun.

Carlton membuka mulutnya dengan ragu-ragu dan berkata "Apakah sihir yang anda gunakan sejenis dengan sihir perlindungan pada bangunan?"

Merasa tertarik dengan perkataan Carlton, Victor pun tersenyum dan memberikan sedikit penjelasan "Tentunya dengan cakupan yang lebih luas" Carlton mengangguk, dan ia kembali melontarkan beberapa perkataan "Saya pernah mempelajarinya sedikit di akademi"

The Villainess Wants To Meet A Good EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang