"Kerja capek, gak kerja lebih capek."
Tiada hari tanpa mengeluh, itulah manusia. Bukan cuma aku, tapi hampir seluruhnya. "Ya Allah capek, pengen nikah aja sama orang kaya biar bisa rebahan tapi banyak cuan."
Mungkin beberapa perempuan juga sering berfikir soal, menikah dengan orang kaya agar tidak perlu lagi capek-capek kerja. Duduk manis di rumah, perawatan, layani suami dan final uang pun ngalir terus setiap bulan. It's my dream Mas.
"Teh Mei, tahu cowok itu?" Tanyaku sembari menunjuk Mas Crush yang berada di Line 9-J bagian Obras samping.
Teh Meisya mengangguk pelan, pandangannya beralih menjadi menatapku. "Oh temennya temen gue itu mah, kenapa?"
"Ah, gak apa-apa cuma kepo."
Aku menggeleng pelan, untuk kali ini aku tidak ingin terburu-buru, lebih baik menikmati rasa ini sendirian. Tapi resikonya sih, kalo udah baper cuma bisa teriak gak bisa jingkrak-jingkrak di depan umum kayak yang dulu-dulu.
Entah bisa di sebut suka, cinta atau kagum. Rasa ini tiba-tiba saja datang tanpa permisi, padahal belum lama aku baru saja kena ghosting oleh si buaya sialan itu. Ya, istilah ghosting itu sudah tak asing lagi di jaman sekarang, bahkan mungkin sudah menjadi kegiatan ketika gabut melanda.
Tidak jauh-jauh untuk memberi contoh, ya contohnya saja aku. Beberapa kali bermain aplikasi dating online hanya alasan gabut di malam hari, mulai dari Litmacth, Uki, Tantan, Tinder, Bot Telegram, Universal Chat, dan masih banyak lagi. Bahkan cowok-cowok luar negeri pun aku pepet, yang sekiranya sedikit ada kecocokan aku beri nomor WhatsApp pribadi dan kalau yang tidak jelas ya aku tinggal.
Tapi perlu di garis bawahi kalau itu hanya sekedar gabut bukan berarti kesepian.
"Teh Mei, tolong dong bagian shoulder di liat lagi kalo abis jahit, ini tulangnya pada melintir gini."
Aku kembali komen pada hasil garment line 1-F, sering terjadi barang numpuk hasil tidak ada alias permakan semua. Kalau nanti permakan numpuk kadang Teh Mei suka mendumel tidak jelas karena hasilnya yang tidak ada dan membuat actual juga kolom targetnya tertinggal.
"Teh Bulan obras side seam¹ awas pada jebol tuh! Kalo barangnya numpuk tapi permakan semua mah percuma, capek di kitanya nanti."
"Ck, komen mulu Lo!"
"Lah ya ada yang mesti di komenin ya komen dong, nanti kalo gak bilang banyak permakan terus hasil gak ada gue lagi yang salah!"
"Ya jangan semuanya masuk permakan, kan gak bisa di hitung buat target."
"Lah ya orang itunya permakan, masa barang barang permakan gue masukin nya ke defect noda, kocak."
"Nyenyenyenye..."
Bagi Teh Meisya, lebih baik banyak noda dari pada banyak permakan. Itu teori ala seorang Meisya Ananta Flanipolia.
Because, noda bisa di hitung menjadi target sedangkan permakan tidak. Ya, karena nanti noda yang oke alias noda yang tidak ada permakannya akan langsung di bawa ke spot cleaning² untuk di bersihkan, dan untuk garment yang reject out³ juga di hitung menjadi target lalu setelahnya langsung di antar ke CNCM⁴.
"Jajan apaan?"
Aku menggeleng pelan, belum ada bayangan makanan apa yang mau aku makan nanti di jam istirahat yang akan tiba 2 menit lagi.
"Gue mau nasi bakar."
"Ya udah, nasi bakar lah kita."
"Oke, duluan ya ntar langsung nyerobot aja ke depan."

KAMU SEDANG MEMBACA
My Crush
ChickLitAku ingin duduk berdua, menikmati gemericik air hujan yang kembali datang menyapa. Aku ingin duduk berdua, menikmati wangi tubuh yang selalu menggoda. Aku ingin duduk berdua, menikmati Auzora yang menghilang perlahan. Aku ingin duduk berdua, menikma...