Tentang Hati juga Mental 💔

2 1 0
                                    

Mau di sembunyikan atau pun berterus terang, tetap saja yang jadi pemenang nya itu "Lauful Mahfudz"

Sejak beberapa hari lalu, aku mutuskan untuk memakai jalur langit agar bisa mendapatkan Mas Crush. Kali ini di sepertiga malamku tidak hanya berdoa tentang bahagia, keluarga dan mimpi yang masih di angan. Pernah aku mendengar tentang, membumikan rasa untuk melangitkan cinta katanya cara itu adalah cara terampuh untuk mendapatkan seseorang.

Aku mencobanya, berdiskusi pada Rab agar bisa menyatukan hati dan jiwa yang berbeda. Aku tahu, hanya kepada Allah-lah kita berharap.

Mungkin doa ku beberapa hari lalu sudah berhasil menembus langit, buktinya Allah sudah mulai menunjukkan sisi lain dari Ariano. Sisi yang selama ini tidak terpikirkan oleh ku.

Mulai dari, aku melihat dia bersenda gurau dengan teman perempuan satu line nya. Lalu setelah nya melihat dia pulang bareng sama perempuan yang berbeda. Lalu besoknya lagi, hal yang sama terulang lagi bahkan waktu itu lebih jelas karena perempuan yang di ajaknya bergurau sedang berdiri tepat di sampingku.

Dan kemarin, postingan story' Instagram dia yang sedang asik berlibur di Curug atau bisa di sebut juga wisata air terjun. Dia memposting vidio nya dengan teman perempuan nya yang berpakaian minim seperti kurang bahan.

Aku mulai memikirkan hal-hal lainnya, apa Allah begitu baiknya padaku hingga dengan cepatnya memperlihatkan sisi lain dari Ariano?

"Del, gue udah sering bilang di awal kalo Ariano itu cowok gatel."

Aku berdehem pelan, mungkin sebentar lagi aku akan masuk ke dalam episode patah hati pertama ketika menyukai Ariano.

"Ini serius loh, kata Nuca juga kalo si Ariano itu sebenernya punya banyak cewek. Ya gak tau si tanda petik dari punya itu apa maksudnya."

Wajar, banyak yang suka, dia ganteng. Mulai dari yang biasa aja sampai yang luar biasa cantik, glowing shining, shimering, plentid.

Aku jalan bersisihan bersama Nerissa memasuki gedung produksi, mungkin mulai hari ini dan seterusnya akan kembali malas lagi untuk bekerja.

Ya beginilah kalo ngeyel, di suruh buat gak bawa hati ke garment eh malah di bawa dan akhirnya nyantol ke buaya, pas lagi bahagia lupa sama adanya patah hingga di sadarkan oleh keadaan yang menyuruh ku untuk mengalah. Katanya, dari pada semakin dalam mending keluar sekarang.

"Semenjak kenal sama Mas Crush, gue jadi mengenal yang namanya over thinking."

Nerissa menepuk pundak ku pelan, entah memberikan semangat atau hanya sekedar merasa kasihan belaka dengan kisah percintaan ku yang lagi-lagi menyesakkan dada.

"Tenang, kan masih ada duda kesayangan."

🥦🥦🥦

Sudah kesekian kalinya aku menyumpah serapahi Teh Meisya. Lagi dan lagi barang di tumpukkan di meja QC, memang tidak berperikemanusiaan sekali.

Di tambah lagi dengan barang permakan yang bulak-balik gak kelar-kelar. Keteter si namanya.

Hari terburuk.

Mood anjlok sejak malam tadi. Akhir-akhir ini banyak sekali manusia berisik juga menyebalkan yang muncul di hadapan, seperti memberi tahu kalau aku tidak boleh menikmati hidup dengan tenang sedetik pun.

"Gue kubur lo hidup-hidup ya Teh Mei!"

Sudah cukup, hari yang sangat melelahkan untukku. Sepertinya aku harus segera risign dan kembali menikmati menjadi pengangguran sembari mencari pekerjaan baru yang lebih nyaman juga tidak terlalu menuntut soal tenaga.

"Cheking aja yang bener sih, barang numpuk juga."

"Iya kan elo yang numpukkin!"

"Lah kalo gak ada barang nanya mulu barangnya mana, kalo ada barang malah sewot. Kenapa sih lo!"

"Gue gak pernah tanya barang ya, ngarang banget."

Beginilah dunia kerja garment. Di luar seperti teman dekat, tapi di dalam pekerjaan kita adalah musuh yang saling menyalahkan. Terkadang situasi seperti inilah yang membuat aku lagi-lagi berfikir soal risign.

Padahal kalau di pikir-pikir kerja di garment ini enak-enak saja jika tidak ada manusia-manusia berisik juga menyebalkan, dalam artian gaji yang di dapat cukup untuk menutupi rasa lelah. Tapi dalam kenyataannya gaji UMK itu sama sekali tidak bisa menutupi rasa lelah, karena jika fisik bisa di istirahat kan tapi kalau mental sangat sulit untuk bisa terlihat baik-baik saja.

Aku mengakui, mental ku sudah mulai tidak stabil sejak beberapa tahun lalu. Tepatnya kala Ibu juga Bapak berpisah. Aku di tuntut untuk menjadi dewasa sebelum waktunya, aku di tuntut untuk menjadi lebih kuat mental juga hatinya, dan segala tuntutan lainnya yang tentunya membuat diri ku sendiri merasa tertekan.

Cemas, takut, merasa tidak percaya diri, Moody's, dan yang paling menyedihkan itu ketika rambut rontok parah karena terlalu banyak pikiran-pikiran di dalam kepala hingga membuat aku stres memikirkan nya.

Sudah pernah aku check ke psikolog online, ya karena biaya yang lebih terjangkau. Aku menceritakan semua yang aku alami, aku hanya ingin tahu apakah mental ku masih aman atau sudah hancur. Tapi untung saja aku tidak mengidap penyakit mental yang sering aku dengar belakangan ini, seperti OCD juga Bipolar Disorder.

Pernah melakukan self diagnosis dan itu cenderung menjorog ke Bipolar Disorder, mengingat mood ku yang sering berubah-ubah.

"Tidak apa-apa, tidak ada yang perlu di khawatirkan. Kamu hanya belum berdamai dengan diri kamu sendiri ya? Coba deh, kamu peluk diri kamu sendiri, minta maaf sama diri kamu sendiri, berdamailah dengan diri kamu sendiri. Kamu sudah kuat loh, sudah berhasil bertahan sampai di titik ini. Mendengar cerita kamu di awal, saya yakin kamu bukan termasuk ke dalam orang yang mudah dengan kata menyerah. Kamu hebat. Lihat, luka-luka itu sudah berhasil kamu lewati kan meski sakitnya tidak tertahankan. Saya kasih tips ya, kamu boleh menggunakan trik Butterfly hug. Boleh di coba ya Delice, semoga lekas sembuh. Nanti kamu boleh kontrol lagi ke psikolog untuk lebih lanjutnya."

Aku mengingat kembali apa yang di katakan psikolog hari itu. Butterfly hug adalah sebuah trik peluk diri sendiri yang sempat viral di Korea waktu itu.

Aku melakukannya, setiap malam selepas menangis bombay menangisi nasib ku yang buruk ini.

"Delice, ini."

Aku melirik ke arah meja ADM, terdapat kunci motor dengan gantungan Shinchan juga nama kecil yang ada tepat di bagian pantat Shinchan yang menungging. Delice Arrabele.

"Eh, terima kasih ya," ucapku sembari mendongak ke atas untuk melihat siapa yang mengembalikan kunci motorku yang kemungkinan jatuh entah di mana. "Eh__"

"Sama-sama, lain kali jangan ceroboh lagi."

Aku tersenyum canggung, mengambil kunci motor ku dengan cepat dan langsung di masukkan ke dalam kantong celana ku. "Kemarin id card ilang, sekarang kunci motor jatuh aja gak nyadar. Ceroboh."

"Iya, iya, maaf. Ya lagian jatoh ko gak bilang-bilang."

"Lo pikir Shinchan lo itu bisa ngomong?" Dia mendengus pelan, bersiap untuk kembali ke line nya. "Udah gede, jangan nontonin Mr. Bean terus, jadinya malah ikutan oon kan."

"Lo ngeledek banget deh, Ar."

Ariano Aditya Mahendra, crush aku di garment. Yang kelihatan nya cuek memang belum tentu sepenuhnya cuek ya. Aku kira dia kayak tokoh-tokoh di novel yang memiliki sifat cuek tapi sweet gitu, but real nya sih malah cuek, ngeselin, minta di tampol.

"Ck__." Dia berdecak pelan lalu melenggang pergi ke line nya lagi. Sedangkan aku masih sibuk mengatur detak jantung ku yang kini masih berdetak cepat. Mengatur suhu tubuh agar kembali normal seperti semula, tidak panas dingin seperti ini.

Kayu mana kayu? Lama-lama tak getok juga itu pala, eh tapi jangan deh kasian nanti calon Ayah dari anak anak aku palanya bocor.

🐊🐊🐊

Jujurly, buat bagian paling atas itu yang aku rasain beberapa hari ini. Mau marah, juga gak ada gunanya. Bukan siapa siapanya ko marah. Lawak banget idup.

Jangan lupa vote ya sahabat HAHAHA.

QMermaid

My CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang