Mas Dion🤓

2 1 0
                                    

Kalau di tanya, "dua tahun kerja, udah dapat apa aja?" Maka jawabannya "Sakit pinggang"

Bukankah setiap orang itu berbeda-beda? Mereka bekerja bukan hanya untuk menyenangkan diri mereka saja, ada pula yang mempunyai tanggung jawab untuk keluarganya. Katanya, gaji UMK itu cukup untuk satu bulan bahkan lebih. Tapi tidak semua orang bisa membenarkan kata cukup, ada sebagian orang yang gajinya selalu habis jauh dari tanggal gajian berikutnya, contohnya aku.

Jika di tanya. "Memangnya uangnya kemana? Di pakai buat apa?"

Sebenarnya aku juga tidak tahu, kemana uang itu pergi. Padahal kalau di pikir-pikir lagi, aku tidak terlalu boros dalam jajan, berbelanja untuk menyenangkan diri. 40% uang gaji aku selalu aku sisihkan untuk Bapak, lalu 20% untuk bayar-bayar hutang, itu pun kalau punya hutang. Lalu sisanya untuk kebutuhan sehari-hari. Tapi kenapa setiap akhir bulan atau awal bulan selalu stres memikirkan kemana perginya uang-uang itu hingga tak ada sisa? Ternyata... "Oh iya lupa, beli token listrik, bayar PAM, beras, bensin dan lainya."

Jadi? Uang itu tidak habis percuma, melainkan untuk kebutuhan. Yah, kata orang sih, "sisihkan untuk keinginan sedikit." Tapi susah juga ya. Kebutuhan yang selalu di nomor satukan hingga rasa ingin itu hanya sebatas angan, atau  sedikitnya itu ketika ada uang lebih.

Beginilah hidup, seorang anak pertama yang lahir dari keluarga tak punya.

"Del, seberapa banyak pun lo ngeluh, sebanyak apa pun air mata yang jatuh, sesakit apa pun pinggang elo. Itu semua akan menjadi sebuah syukur bagi mereka, kenapa?"

Aku menatap bingung, belum mengerti arah pembicaraan Mas Dion menuju kemana. Saat ini, sore hari sepulang bekerja aku bersama Mas Dion berkunjung pada sebuah rumah dekat dengan pembuangan sampah dari kota. Rumah yang tidak lagi layak untuk di tempati, selain membahayakan karena takut roboh, rumah ini pun terlihat tidak sehat karena kumuh dan kotor, banyak sampah dan bau tidak sedap. Pada saat ini aku mensyukuri apa yang aku punya. Allahamdulilahh.

"Karena, apa yang lo punya adalah sebuah harta. Mereka selalu ingin ada di posisi elo, mereka selalu berharap dan berdoa agar bisa sejajar sama lo. Bayangkan, hidup yang selama ini lo keluh-keluhkan ternyata tanpa lo ketahui kehidupan lo adalah kehidupan yang selama ini mereka impikan. Punya rumah layak, pekerjaan tetap, dan kehidupan yang lebih baik tentunya."

"Jadi, selagi masih ada kecukupan kenapa tidak di syukuri? Tahu ko, gak mudah kan? Sakit kan? Tapi, usahakan lo harus bisa menghargai apa yang selama ini lo usahakan. Berterima kasih lah pada diri sendiri, dan ucapkan syukur setiap hari. Paham kan?"

Dion Angkasa, seseorang yang aku kenal tanpa sengaja. Memberikan sedikit banyak pembelajaran untukku, tentang bagaimana caranya agar terus bersyukur dan berpikir positif untuk kedepannya. Ia selalu tahu, seperti apa isi kepalaku, selalu tahu selelah apa bahuku untuk menyangga. Boleh nggak si, kalau aku membayangkan kalau Ariano lah yang ada di posisi Mas Dion sekarang?

Sedikit egois.

Lamunanku buyar seketika, gadis cantik dengan setelah baju sangat sederhana itu datang menyambut kami di ruang tengah dan duduk di lantai yang hanya beralasan tikar tipis dan sudah terlihat bolong-bolong.

"Nisa, temen gue ada yang buka loker buat karyawan restoran. Kalau lo mau, lo bisa ambil."

Gadis dengan rambut panjang itu terlihat sangat bahagia, binar matanya tak bisa menutupi rasa bahagia itu. Gadis yang aku kenal beberapa menit lalu, bernama Nisa Syaqila.

"Mau Bang, mau banget!! Terima kasih loh, udah kasih tahu soal lowongan kerja ini, aku seneng banget ..."

Mas Dion tersenyum manis, pake banget pokoknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 07, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My CrushTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang